Perubahan Si Murid Bodoh

...Perubahan Si Murid Bodoh.....

"Itu Andi! Kejar!" teriak para penggemar saat film Preman Sekolah menjadi sangat viral.

"Apa ini? Bukan hanya di luar sekolah, tapi di dalam sekolah juga banyak fans mengejarku!" keluh Andi berusaha melarikan diri.

Andi tidak tahu bahwa film itu benar-benar membuat keadaan menjadi kacau seperti ini. Tambah, tingkat nilai pesona dirinya juga telah mencapai 80%. Itu makin membuat fans, terutama kaum para hawa, menjadi liar dan brutal memujanya.

"Andi, di mana kamu?" panggil para siswi yang ingin menangkapnya.

"Apa yang terjadi padaku kalau aku tertangkap?" gumam Andi yang sembunyi di atas pohon.

Di sekolahnya bahkan berdiri sebuah fans base atau grup mirip sekte fanatik pemujaan.

"Aku harus bersembunyi di perpustakaan," pikir Andi saat mereka sudah pergi.

Ruang perpustakaan memang selalu sepi. Entah karena para murid malas membaca, atau karena mereka lebih suka membaca di online.

"Sudah aku duga kamu akan ke sini," sambut Putri saat Andi datang ke perpustakaan.

"I-iya!" jawab Andi gugup. "Tapi, kenapa kamu membawaku ke sini?"

"Di sini tempat yang aman untuk kita bersembunyi," jawab Putri tersenyum.

"D-dalam lemari?" ucap Andi heran.

"Aku sengaja mengosongkan lemari ini khusus untukmu," ungkap Putri.

"Di sini memang sepi, tapi sewaktu-waktu suka ada satu atau dua murid datang," lanjutnya.

"Oh begitu," jawab Andi. "Tapi, apa kamu harus sedekat ini?"

Lemari tersebut cukup besar dan memiliki ruang yang luas, tapi Putri terus menempel ke Andi.

"Di film itu, kamu memilih Luna," singgung Putri tiba-tiba.

"M-memangnya kenapa?" tanya Andi tampak kian gelisah karena Putri makin merapat.

"Aku takut itu terjadi di dunia nyata juga. Jadi, aku harus berusaha lebih keras agar hal tersebut tidak terjadi," ungkap Putri bertekad.

"Aku cowok normal!" gumam Andi. "Kalau dia seperti ini, justru aku keenakan!"

Keduanya tidak lagi bersuara karena benar-benar ada sekelompok murid yang datang.

...[+1 Poin Pesona]...

...[+2 Poin Pesona]...

...[+4 Poin Pesona]...

...[+1 Poin Pesona]...

"Kalau begini terus, nilai pesonaku akan mencapai 100%!" gumam Andi khawatir.

"Mereka sudah pergi," ucap Andi sambil mendorong pelan Putri yang sedari tadi merangkulnya.

Tampak keduanya sudah sangat basah. Basah oleh keringat maksudnya, karena di dalam lemari cukup panas dan bikin gerah.

"Sistem, apa kau punya saran untuk situasi ini?" tanya Andi bingung.

Setelah diperbarui, sistem sekarang bisa dimintai pendapat atau saran oleh Andi.

"Beli skill Maling rupa," jawab Sistem.

"Skill apaan tuh? Kok kaya nama jurus dalam film kolosal," ucap Andi heran.

"Skill itu bisa membuat host berubah wujud menjadi orang lain secara acak!" jawab Sistem.

...[Ding][1500 poin telah digunakan][Sisa : 250 poin]...

"Poinku sekarang tinggal sedikit setelah update sistem," keluh Andi masih tak ikhlas.

Tapi, dia butuh skill itu kalau dirinya ingin aman dari para penggemar gila yang mengejarnya.

"Andi, kenapa bengong?" tanya Putri saat Andi sedang bicara dengan sistem di pikirannya.

"A-aku mau ke toilet," ucap Andi pamit.

Setelah Andi tiba di toilet, dia segera mengaktifkan skill barunya tersebut.

...[-50 Poin telah digunakan]...

"Astaga, kenapa makin mahal saja poin yang harus dipakai?" keluh Andi.

Alasan inilah kenapa poinnya tidak bisa terkumpul banyak secepat sebelumnya.

"Ada orang gila masuk sekolah!" teriak seorang murid saat Andi keluar toilet.

Meskipun sudah berubah penampilan, dia akhirnya tetap dikejar oleh orang-orang.

"Dari sekian banyak pilihan, kenapa penampilan aku berubah jadi orang gila?" keluh Andi saat berusaha kabur dari pengejarnya.

Satu-satunya waktu dan tempat yang aman adalah saat jam pelajaran. Andi harus bertahan sampai bel masuk kelas berbunyi.

"Siapa yang sebenarnya gila di sini?" keluh Andi saat melihat para pengejarnya membawa senjata.

"Jika ini adalah situasi yang normal dan beneran ada orang gila yang masuk ke sekolah, apakah dia akan mengalami nasib tragis?" pikir Andi.

Akhirnya, bel masuk pun berbunyi dan Andi berhasil selamat masuk kelas meskipun sangat kelelahan.

"Kapan kegilaan ini berakhir?" keluh hati Andi sambil menaruh pipinya di atas meja.

Namun, gurunya mengira Andi ketiduran di kelas dan memberinya hukuman lari keliling lapangan.

...Perubahan Si Murid Bodoh....

"Untung saja aku berhasil meninggalkan sekolah dengan aman," gumam Andi lega.

Daripada harus memakai skill maling rupa, dia bisa menyamar dengan sedikit riasan make up.

"Nama kamu Andi atau Andini?" ejek Luna yang geli melihat Andi berdandan jadi cewek.

"Tega ih!" jawab Andi sedih. "Ini semua kan ide dari kalian bertiga."

"Tapi, kamu lumayan cantik kok!" puji Putri yang duduk di kursi belakang mobil bersama Melly.

"Aneh rasanya dipuji seperti itu," jawab Andi kelu.

"Andi, apa kita sudah dekat?" tanya Melly tentang tujuan mereka.

Mereka sedang dalam perjalanan menuju sebuah rumah yang baru dibeli Andi.

"Meskipun sekarang aku sudah mendapat banyak uang, sekitar 2 Miliaran rupiah, tapi rumah ini adalah kompensasi dari keluarganya Justin," gumam Andi.

Sekelompok geng preman yang dikalahkan orang gila misterius itu sudah mengaku sebagai orang yang disewa oleh Justin. Namun, ayahnya Justin ternyata orang yang cukup baik dan tegas.

Sifat buruk Justin diwarisi dari istri keduanya, alias ibunya Justin. Jadi, ayahnya, serta kakaknya yang dari istri pertama, itu sangat berbeda dengan Justin dan ibunya yang lumayan licik, mungkin.

Ya, Andi sedikit tahu ceritanya dari Ben, kakaknya Justin, yang sekarang sedang menunggunya untuk bertemu di rumah baru untuk Andi itu.

"Ini dia kunci rumahnya!" ucap Ben saat Andi sudah tiba di tempat tersebut.

Melihat penampilannya serta sikapnya yang ramah, siapapun tidak akan menyangka dia bersaudara dengan Justin yang arogan dan licik itu.

"Kalau begitu, saya pamit dulu karena masih ada urusan di tempat lain," ucap Ben pamit.

Dia menyerahkan sendiri kunci rumahnya sebagai bentuk hormat dan tanggung jawabnya.

"Andi, ayo masuk!" ujar ketiga gadis yang bersamanya tampak tak sabar.

"Kenapa malah kalian yang sangat senang dengan rumah ini?" tanya Andi heran.

"Suatu hari nanti, mungkin aku akan menjadi Nyonya yang tinggal di rumah ini," jawab Luna.

"Tidak!" tolak Melly. "Sekarang, ayahku sudah setuju dengan hubungan kami! Jadi, aku yang mungkin menjadi Nyonya di rumah ini nantinya!"

"Kalian jangan terlalu yakin dulu!" sela Putri. "Tadi, Andi sudah melakukan hal-hal nakal denganku. Jadi, sudah pasti dia menginginkan aku!"

"Kamu pikir dia tidak melakukan hal itu denganku?" singgung Luna. "Aku dan dia sudah beberapa kali melakukannya, seperti waktu di danau."

"Kalian baru kenal Andi saat SMA," ujar Melly. "Sejak kecil, kami berdua sudah dekat dan kami pertama kali ciuman saat kelas 5 SD."

"Kenapa situasinya jadi begini?" gumam Andi yang bingung. "Tapi aku jadi merasa berdosa sekali."

"Andi, apa kau bisa jelaskan?" tanya Melly dan lainnya, akhirnya melotot ke arah Andi.

Andi yang tidak bisa mengelak, akhirnya tidak punya pilihan selain berterus terang.

"Kalian bertiga akan aku jadikan Nyonya di rumah ini karena aku benar-benar tak bisa memilih siapapun di antara kalian bertiga!" tegas Andi.

Atmosfernya tiba-tiba jadi berat, ketiga gadis itu tersenyum aneh dan tak bicara apapun.

"Andi, kamu serakah juga, ya?" singgung Melly sambil melangkah mendekat.

"Sebaiknya, kita apakan buaya yang satu ini?" tanya Luna ikutan mendekat.

"Kebetulan, aku membawa tali di tasku," ucap Putri mengeluarkan tambang dari tasnya.

Tak lama kemudian, Andi terlihat digantung di pohon Mangga belakang rumah tersebut, dengan posisi kepala berada di bawah.

"Sistem, apa aku akan mati hari ini?" tanya Andi panik dan bingung.

"Mungkin," jawab Sistem, membuat wajah Andi kian pucat jadinya.

"Tenang saja, Host," lanjut Sistem. "Harusnya kamu akan baik-baik saja."

Dengan nilai pesona yang sudah tinggi, harusnya itu bukan hal mustahil untuk memiliki mereka bertiga sekaligus. Namun, saat ini, ketiga gadis itu masih belum bisa menerimanya atau butuh waktu.

Sekarang, Andi hanya bisa berharap-harap cemas karena ketiga gadis itu sedang berdiskusi.

"Eh? K-kenapa dia ada di sini?" ujar Andi terkejut saat melihat Jesika muncul.

"Host, kamu lupa kalau rumah ini tetanggaan dengan rumah dia?" jawab Sistem.

"Spider Man!" ujar Jesika terlihat senang.

"Spider Man apaan?" ucap Andi makin panik.

...Bersambung....