Pengantin Pengganti

Pagi hari Haidar langsung membawa Joana ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisinya, dokter mengatakan jika saat ini Joana mengalami amnesia, ia harus kembali merasakan hal-hal yang dulu dirasakannya, membawanya ke tempat-tempat yang sering mereka datangi bersama dan menunjukkan beberapa barang yang mungkin bisa memicu ingatannya kembali.

"Baik dokter, terima kasih. Apa kemungkinan besar ingatannya bisa pulih kembali?" tanya Haidar.

"Tentu saja, sepertinya dia hanya mengalami trauma akibat benturan dikepala dan ada kejadian yang membuatnya Syok sehingga membuat ingatannya menghilang, tapi dengan membawanya ke tempat yang mungkin sering Anda kunjungi, itu bisa memicu ingatannya cepat kembali," jelas dokter lagi membuat Haidar pun mengangguk dan sudah menjadwalkan beberapa kegiatan yang akan ia datangi bersama Joana, termasuk ia akan meminta Joana untuk tinggal bersamanya karena saat mereka pacaran mereka memang tinggal bersama di apartemen itu.

Setelah pulang, Haidar kembali mengantar Joana ke apartemen, tadinya ia ingin membawa Joana bertemu dengan keluarganya. Namun, ia tak tahu apakah keluarganya ada di pihak mereka atau tidak. Membuat Haidar hanya menemui orang tua Joana langsung seorang diri.

"Aku ingin ke suatu tempat, kamu di sini saja," ucap Haidar pada Joana saat mereka sudah sampai di apartemen.

Joana masuk ke kamar Haidar, Haidar yang biasanya tak suka jika ada orang lain di apartemennya, demi Joana ia menyewa seseorang untuk menemani Joana dan menyiapkan segala keperluannya.

Setelah memastikan Joana nyaman di apartemennya, ia langsung meninggalkan Joana, tak lupa ia juga meminta seseorang untuk berjaga di depan apartemennya takut jika sampai Joana pergi lagi darinya.

Sesampainya di kediaman keluarga Joana, Haidar langsung menemui kedua orang tua Joana dan kembali menanyakan bagaimana sebenarnya kejadian kecelakaan Joana dan apakah mereka yakin jika jasad yang terbakar itu adalah jasad Joana.

Ayah Joana kemudian menjelaskan bagaimana kejadiannya dan mereka juga mengatakan jika mereka yakin jika jasad yang meninggal itu adalah Joana, karena mereka melihat sendiri Joana masuk ke dalam mobil itu saat akan menuju ke tempat acara.

"Tapi, Nak. Kenapa kamu bertanya seperti itu? Apa terjadi sesuatu?" tanya ibu Joana yang juga masih berharap jika putrinya bisa dihidupkan kembali, bisa bergabung kembali dengan mereka.

Haidar bisa melihat kejujuran di mata mereka dan juga kesedihan akan kehilangan putri mereka. Namun, ia tak serta-merta langsung mengatakan jika saat ini Joana ada bersamanya, ia akan mencoba mengembalikan ingatan Joana terlebih dahulu dan menanyakan fakta sebenarnya.

"Tidak terjadi apa-apa, Bu. Saya hanya ingin tahu pastinya, saya juga masih merasa kehilangan Joana dan saya ingin memastikan apakah jasad itu benar Joana atau bukan. Sampai saat ini saya berharap itu bukanlah Joana," ucap Haidar membuat ibu Joana kembali menangis saat mengingat sosok putrinya, membuat Haidar merasa bersalah karena kembali mengungkit luka yang telah mereka coba lupakan. Namun, ia tetap menjaga agar tetap tak memberitahu semuanya sampai ia yakin jika kedua orang tua Joana ada di pihak mereka.

"Ya sudah, Bu. Saya pamit dulu, maaf karena telah mengungkit luka yang Ibu rasakan," ucap Haidar meminta maaf pada kedua orang tua Joana.

"Iya, Nak. Kami mengerti, kami memang merasakan sakit kehilangan Joana, tapi kami yakin kamu juga merasakan hal yang sama. Kita doakan saja semoga Joana tenang dan mendapat tempat terbaik di sisi sang pencipta," ucap ayah Joana yang terlihat lebih tegar dibanding ibunya, entah ia menyembunyikan air matanya atau dia memang sudah mengiklaskan kepergian putrinya.

Haidar pun kembali ke kantornya, saat di dalam lift, Haidar menghubungi seseorang dan kembali mencari tahu apa penyebab Joana sampai hilang ingatan dan apa yang terjadi sebenarnya, mengapa Joana tak ada di mobil yang kecelakaan tersebut, banyak misteri yang ingin diketahui Haidar. Namun, ia sadar jika saat ini ia harus hati-hati, mungkin ada orang yang masih mengincar Joana hingga saat ini.

Baru saja Haidar mematikan ponselnya, telepon Dini terlihat di layar ponselnya, Haidar pun mengangkat panggilan dari istri sahnya itu.

"Halo Dini, ada apa?" sahut Haidar.

"Nggak, Mas. Aku hanya mau tanya, apakah Mas ada rencana untuk pulang?"

"Maaf Dini, aku sedang sibuk. Mungkin selama beberapa hari ini aku tak bisa pulang, aku harap kamu mengerti."

"Iya, Mas. Nggak apa-apa, aku hanya tanya saja," ucap Dini kemudian mereka pun mematikan panggilannya, Haidar menatap layar ponselnya begitu panggilan Dini berakhir.

"Maaf Dini untuk saat ini aku akan fokus mengembalikan ingatan Joana dan maaf aku belum bisa mengatakan jika saat ini Joana ada bersamaku, bersabarlah beberapa bulan lagi dan hubungan kita akan berakhir kamu, bisa bebas dari pernikahan ini," ucap Haidar kemudian kembali memasukkan ponsel ke dalam saku dan melangkah keluar saat lift sudah terbuka. Ia langsung menuju ke kantornya, walau sesibuk apapun dengan masalah priabadinya, Haidar tetap ingat jika ada tanggung jawab yang harus dikerjakannya sebagai pemimpin perusahaan tersebut, ia tak akan membiarkan ada celah sedikitpun untuk orang-orang yang ingin merebut kekuasaannya di kantor itu.

Rekomendasi