Terjerat Cinta CEO Kejam

Matahari mulai nampak cahaya nya menembus cela cela gorden dari balik jendela.

Aku terbangun dari tidur dengan tubuh yang sakit dan sesuatu di bawah sana perih, aku berjalan tertatih dengan menyeret selimut ku masuk ke dalam kamar mandi. Cukup lama aku berada di kamar mandi merenung kan nasib ku sambil berendam merileks kan tubuhku dan tentu saja yang di bawah sana juga, 30 menit akhirnya aku keluar dari kamar mandi, dengan tubuhku yang di balut dengan handuk kimono aku berjalan ke meja rias yang ada di kamar melepaskan handuk di kepala ku dan menyisirnya aku juga memakai hairdryer yang semalam di gunakan tuan damian, aku mengeringkan rambutku, tak lupa aku juga melirik jam yang terpasang di dinding kamar mandi menunjukan pukul 06.30 pagi,

'ternyata aku tidur pulas juga, meskipun badan ku rasanya remuk sekali, tapi lumayan segar sekarang ternyata berendam cukup enak sekali' ujarku pada diri sendiri

Aku kembali melihat diriku di cermin terlihat mataku yang tampak sembab karena menangis semalam, ku hirup udara dan menghembuskannya mencoba untuk menerima takdir yang terjadi di hidupku, setelah mulai tenang aku berbalik melihat sekeliling ruangan yang cukup berantakan ku pungut satu persatu baju sisa semalam ku letakan di atas kasur sambil aku berjalan ke arah jendela kamar aku pun membuka gorden tersebut, matahari menyoroti diriku, ku lihat ramai nya aktifitas di jalan pagi ini dari kamar lantai atas gedung ini, berbagai hal bisa ku lihat dari sini tak ada air mata lagi yang menetes pagi ini.

tok tok tok

suara pintu ku di ketuk dari luar aku berbalik dan berjalan ke arah pintu

"siapa?" tanyaku pada orang di luar

"pelayanan kamar nona" ucapnya

aku pun membuka pintu ku lihat satu orang wanita petugas hotel membawa sebuah trolly makanan

"bisa saya masuk nona?" tanya nya padaku

"silahkan" jawabku

Ia masuk sambil mendorong trolly tersebut

"ini sarapan anda nona, silahkan menikmati sarapan anda nona" ujarnya

"terima kasih" ucapku

"sama-sama nona, saya mohon pamit" ujarnya sambil menutup pintu kamar

Aku pun melihat isi trolly makanan tersebut jujur saja aku sedikit lapar sekarang

ku lihat beberapa potongan buah dan kue tak lupa nasi goreng dengan menu lengkap di dalam nya. Secangkir susu hangat juga ada.

Aku pun membawa trolly tersebut ke dekat jendela ku tata makan tersebut ke meja yang ada disana, aku jadi teringat nasihat dari luna semalam

'bukan kah dia bilang aku harus menikmati nya jadi ku rasa kali ini kita nikmatin sarapan yang indah dengan view yang indah kapan lagi aku seperti sekarang' ujarku

dengan masih menggunakan handuk kimono aku menikmati sarapan yang cukup indah dan tenang sampai sebuah dering ponsel mengganggu ku, aku pun mulai mencari sumber suara tersebut dan itu berasal dari sebuah ponsel keluaran terbaru yang ada di atas lemari kecil samping tempat tidur, ku lihat layar tersebut menampilkan nama "suamiku" dengan penuh pertimbangan aku pun menjawab nya

{ halo }

{ apa kamu masih tidur } tanya seseorang di sana aku terdiam sejenak dan mencoba mengenali suara tersebut

{ tuan damian }

{ tentu saja siapa lagi }

{ Maap ku pikir siapa, apa anda ketinggalan ponsel }

{ Tidak itu untuk mu, itu ponsel terbaru yang aku berikan padamu, pakai ponsel ini dan buang ponsel lama mu .}

{ Benarkah, terima kasih }

{ Hmmm }

{ Apa tuan sudah sampai }

{ Sudah, apa mereka mengantarkan sarapan untukmu }

{ Sudah aku sedang sarapan sekarang }

{ bagus, nanti pukul 10 akan ada seseorang yang menjemputmu ia akan mengantarkan mu ke apartemen yang akan kamu tinggali nantinya, dia juga akan membantu mu membawa barang barangnya }

{ baik tuan }

Panggilan telpon tertutup.

Aku kembali sarapan dengan membawa ponsel keluaran terbaru tersebut meskipun aku tak pernah memilikinya bukan berarti tak bisa menggunakannya teman teman ku mempunyai hp yang seperti ini jadi mudah bagiku untuk menggunakannya, aku juga bersua foto menggunakan ponsel tersebut ada rasa bahagia yang kurasakan saat menggunakannya bahkan aku tak pernah berpikir akan bisa mempunyai ponsel tersebut meskipun kadang teman teman ku ingin memberikan ponsel nya padaku aku menolaknya jujur saja aku merasa minder karena kehidupan yang ku jalani.

Tak lama aku teringat akan kedua teman ku dan ka sasa, aku tak mengabari mereka hari ini,

"dimaba tuan damian menyimpan ponsel lama ku yah. Aku harus menghubungi ka sasa dulu mungkin ia mencariku, bekerja juga rasanya tak mungkin, sekarang sudah siang'

Aku mencoba menghubungi ponsel lama ku dengan ponsel terbaru tapi tidak aktif aku pun beranjak dari duduk dan mencari di tumpukan hadian di kamarku, ku lihat paperbag yang ada di bawah ku buka dan ternyata sesuai dugaan ku tas, baju, dan ponsel ku disini

'ah sialan mati lagi, aku cas dulu deh'

Aku pun mengambil charger di tas ku, ku cas ponsel lamaku disana, aku kembali pada tumpukan hadian yang sudah di hiasan sepeti seserahan pada umumnya,

Disana ada 5 kotak terdiri dari dress, tas,sepatu, alat make up dan perhiasan berlian yang cukup indah, aku membuka semua kotak tersebut dan memakainya karena memang tak ada pakaian yang bisa ku pakai kecuali itu.

Aku pun membawa baju tersebut ke kamar mandi dan mencobanya, aku juga memakai make up tipis yang di sediakan aku cukup terkejut dengan brand make up tersebut

'waw, aku memakai lipstik seharga motor bahakan bekerja seumur hidup pun sepertinya hanya mimpi membeli satu set make up tersebut'

Aku benar benar menikmati semua yang tuan damian berikan, aku juga mencoba berlian yang indah dan simpel di tubuhku tak lupa bersua foto

'cantik sekali kamu chika, berapa harga yang sedang kamu pakai sekarang mungkin mobil brio atau bahkan lebih' ujar ku memuji diriku sendiri

aku pun mengirimkan salah satu foto pada tuan damian, entah kenapa aku penasaran dengan jawabannya.

Aku kembali menikmati sarapan ku tak lama sebuah notif pesan masuk

{ cantik } satu kata dari tuan damian dan membuatku sungguh bahagia, entah kenapa rasanya senang sekali di puji oleh seorang pria yang kini menjadi suami ku

{ terima kasih } jawabku

Tapi hanya di baca saja tak ada obrolan lagi antara kami berdua karena aku juga tak ingin bertanya banyak.

Aku kembali larut dalam lamunan sampai suara dering ponsel lama ku membuyarkan lamunan.

Aku mengambil ponsel tersebut ku lihat " ka sasa" menelepon ku, dengan penuh pertimbangan aku menjawabnya, aku juga sudah siapkan jawaban yang akan ka sasa tanyakan nanti.

Bersambung. . .

Terima kasih yang sudah baca novel ku

Tolong like, komen dan vote yah. Terima kasih