NovelToon NovelToon
Soulmate

Soulmate

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Karir / Persahabatan / Romansa / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: sJuliasih

Saling suka, nyatain perasaan, terus pacaran?! Nyatanya nggak semudah itu.

Buktinya aja Freya, si anak beasiswa. Dan Tara, sang ketos si anak donatur. Mereka cinlok, sama-sama suka, tapi terpaksa harus back street .

Alasannya klasik dan klise. Bokap Tara nggak setuju kalo anaknya itu pacaran, terlebih sama Freya yang beda kasta dengan keluarga mereka.

Hingga Tara pun harus kuliah ke luar negeri dan putus komunikasi sepihak dengan Freya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sJuliasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Urusan Tara dan miss Arsy kini telah selesai, usai keduanya meluruskan kesalah pahaman yang sempat terjadi. Di tengah pemakaman, Tara hanya berdiri di samping miss Arsy yang tengah bersimpuh di dekat tempat Alaska beristirahat.

Tangis wanita itu tak kunjung meredah. Dia masih terlarut akan kehilangan, pun perihal rindunya selama bertahun-tahun, akhirnya terkubur juga bersama jasad lelaki yang dia cintai.

"Miss, kayaknya kita harus pulang sekarang." Tara melirik arloji di tangannya yang sudah menunjukkan jam 6 sore. Hari hampir petang dan langit mulai terlihat kelabu dengan sedikit semburat jingga di ujung barat.

Namun miss Arsy tak ingin berlalu dari tempat yang menyimpan begitu banyak duka itu. Dengan matanya yang sembab, dia terus menatap batu nisan dimana bertuliskan nama sang kekasih.

Tak mudah memang membujuk seseorang yang hatinya sedang patah seperti miss Arsy. Tara paham betul akan hal itu. Di sela isak miss Arsy yang terdengar semakin serak, Tara pun berpamitan pergi, ingin membiarkan miss Arsy menumpahkan semua beban di hatinya seorang diri. Wanita itu tidak butuh orang lain, dirinya hanya butuh ruang yang luas untuk menampung lautan kesedihan yang di rasakannya.

Motor Tara akhirnya meninggalkan area pemakaman yang sunyi itu. Bukannya mengarahkan motornya ke arah jalan yang menuju ke rumahnya, Tara justru membawa kendaraan roda dua itu melintasi jalanan yang biasa di lewati Freya.

Sepuluh menit berlalu, Tara pun tiba di depan sebuah rumah sederhana bernuansa putih. Dia segera turun dari motornya, membuka pagar yang berwarna senada dengan cat rumah itu, lalu mengetuk pintu hingga beberapa kali.

Lelaki itu seakan lupa tentang bagaimana adab dalam bertamu. Dia menyinggahi rumah Freya di saat yang tidak tepat, mungkin sang pemilik rumah tengah beristirahat atau pun tengah menyiapkan makan malam.

"Tara?!" suara Freya terdengar setelah pintu terbuka tak cukup lebar.

Wajah Tara yang terlihat lelah seketika saja mengulas senyum lebar.

"Udah selesai lo ngedate sama miss Arsy?!" celoteh Freya dengan ketus. Sudah di pastikan bahwa gadis itu tengah salah paham, dan yang jelas dia juga cemburu melihat kedekatan Tara dengan wali kelasnya di kafe tadi.

Tara mendengus. "Dimana-dimana kalo ada tamu itu di suruh masuk dulu, Frey. Bukan malah di introgasi kayak gini." imbuhnya.

"Yaudah masuk!" sentak Freya. "Lagian lo ngapain sih pulang ngedate malah ke rumah gue? Mau pamer lo?!" tuduhnya seraya mengikuti langkah Tara yang berjalan ke arah sofa.

"Boleh gue minum dulu?" tanya Tara dengan wajah polosnya.

"Ck... Ngerepotin banget sih lo!" meski kesal, Freya tetap melangkah ke dapur demi mengambilkan segelas air putih untuk Tara.

"Makasih ya Frey. Gue haus banget soalnya." ucap Tara usai meneguk segelas air tanpa tersisa setetes pun.

Freya diam sejenak. Gadis yang duduk berhadapan dengan Tara itu hanya mengerutkan kedua alisnya sembari menatap lekat wajah Tara.

"Lo abis dari mana sih? Kayak capek banget muka lo gue liat."

Tara tak langsung menjawab. Dia malah menyenderkan punggungnya pada sofa, lalu menghela nafas panjang. Nyaman, itu yang Tara rasakan setiap kali berada di rumah Freya.

"Gue abis dari makam!" kata Tara, wajah tampannya menengadah ke arah langit-langit rumah.

"Ngapain? Udah bagus lo ngedate di kafe. Kenapa tiba-tiba jadi ke makam?"

"Frey... Siapa juga yang ngedate!" kini tatapan Tara tertuju pada Freya yang masih saja memberengut. Meskipun begitu tak sedikit pun mengurangi kecantikan di wajah gadis itu, justru di mata Tara, Freya terlihat menggemaskan. Ingin rasanya Tara mencubit kedua pipi gadis itu lagi.

"Ya lo sama miss Arsy lah. Iya kali gue sama lo." ujarnya dengan nada yang masih masa, meninggi dan ketus.

Meski ucapan Freya tak mengandung jokes, namun tetap berhasil membuat Tara tertawa kecil.

"Lo ngikutin gue?!" tanyanya dengan setengah tertawa.

Skakmat. Freya mati kutu. Dia terdiam membisu.

"Seharusnya kalo lo mau ikut, ya tinggal bilang aja sama gue. Nggak perlu ngikutin gue sama miss Arsy kayak tadi. Kesannya lo itu malah kayak jadi stalker tau nggak."

Freya masih diam, bingung juga mau mengatakan apa kepada Tara.

"Dan lo harus tau Frey, gue, sama miss Arsy itu nggak ngedate dan nggak ada hubungan apapun. Gue tau lo pasti salah paham kan sama sikap miss Arsy ke gue?!" sambung Tara lagi.

"Ya gimana gue nggak salah paham, lo aja....."

"Lo cemburu kan?!" potong Tara.

"Ng... nggak. Ngapain juga gue cemburu." elak Freya namun ekpresi wajahnya tak bisa membohongi Tara.

"Yaudah. Dari pada lo cemburu nggak jelas, mendingan gini aja, gue bakalan ngejelasin semuanya sama lo. Tapi nggak di sini." tukas Tara. "Gue nggak enak sama nyokap lo." katanya lagi setengah berbisik.

"Tapi Tar..."

Ucapan Freya terhenti, saat Tara bangkit dari duduknya. Lelaki itu berjalan ke arah ruang tengah, menghampiri bunda Freya yang tengah bersantai.

"Tante..." sapanya seraya tersenyum. "Tante, saya mau izin ngajak Freya keluar. Boleh kan tan?" tanpa berbasa-basi, Tara langsung mengutarakan niatnya.

"Hm... boleh. Tapi jangan kemaleman ya nak Tara." sahut bunda Freya, memberi lampu hijau kepada calon menantunya.

"Siap bun..." Tara mengangguk, lalu segera mengajak Freya sebelum bundanya berubah pikiran.

Freya yang awalnya hanya ternganga karna Tara menariknya begitu saja hingga keluar rumah, akhirnya gadis itu melakukan aksi protes juga. "Tara stop! Buru-buru banget sih lo kayak di kejer deadline." ucapnya, berusaha melepas genggaman tangan Tara yang masih melekat di lengannya.

"Udah nggak sabar gue!"

Dahi Freya mengernyit. "Nggak sabar mau ngapain lo?"

"Gue udah nggak sabar pengen meluruskan kesalah pahaman lo soal miss Arsy."

Dengan mengangguk pelan, Freya menyahut. "Oh gitu."

"Pasti lo udah mikir yang aneh-aneh kan?" tuduh Tara.

"Enggak... Ih apaan sih lo." Freya memalingkan wajah dari Tara. Karna tebakan lelaki itu sangat lah benar.

"Ngaku lo?!"

"Udah ah... gue mau ke dalem dulu ngambil sweater. Buluk banget kayaknya kaos yang gue pake." ucap Freya hendak berlalu, namun Tara dengan cepat mencegahnya. "Nggak usah Frey. Lo tetep cantik kok mau pake kaos apapun."

"Jadi gini cara lo ngerayu miss Arsy?"

"Ck... otak lo yang pinter itu perlu kena laundry kayaknya, biar nggak suudzon mulu sama gue." Tara berdecih pelan.

Freya pun langsung mencebikkan bibir usai mendengar ucapan Tara yang sarkastis itu.

"Udah sini mana kunci motor lo." Tara menengadahkan telapak tangannya di hadapan Freya.

"Naik motor gue?" tanya gadis itu.

"Iya kenapa?" Tara balik bertanya. "Lo tenang aja, entar gue kasih uang bensinnya." serunya.

"Yaudah entar, biar gue ambil." kata Freya, lalu berlari kecil masuk ke rumahnya.

Tak sampai 5 menit, Freya kembali menghampiri Tara yang sudah menempati jok motornya. "Nih." ucapnya singkat sembari menyodorkan kunci motor di tangannya kepada Tara.

Dengan segala perdebatan yang sempat terjadi, motor yang di bawa Tara akhirnya mulai menjauh dari rumah Freya. Hari sudah menjelma malam. Di terangi cahaya bulan yang mengikuti kemana pun mereka melaju, keduanya tampak menikmati perjalanan tanpa arah itu.

Tara sebenarnya tak punya tujuan. Dia hanya ingin berkeliling mengitari jalanan ibu kota bersama gadis yang dia sukai. Walau lelah, Tara menghiraukan rasa itu. Bertemu dengan Freya, bagi Tara adalah sebuah candu yang akhirnya memberikan kesan tenang di hatinya.

Sembari mengontrol laju motor matic milik Freya, sesekali Tara melirik ke arah spion kiri. Walau tak jarang wajah Freya tertutup oleh tubuhnya yang jangkung. Untuk ke seperkian menit, tiba-tiba saja Tara menepi di sisi jalan. Dia menghentikan laju kendaraan roda dua itu.

"Kenapa berhenti Tar?" Freya memasang raut wajah bingung seraya memperhatikan Tara yang malah turun dari motor kemudian melepas jaket hitam yang di kenakannya.

"Ini pake." Tara menyerahkan jaket miliknya.

"Tuh kan, lo malu pasti karna gue pake kaos (kaos oversize warna salem dengan motif beruang yang notabene nya udah sedikit pudar) kayak gini." entah apa yang mendoktrin Freya hingga dia selalu saja berburuk sangka kepada Tara.

Lelaki itu langsung membuang nafas secara kasar. "Gue tau lo itu kedinginan, makanya gue pinjemin jaket gue."

"Bilang kek dari tadi!" segera Freya meraih jaket itu dari tangan Tara. "Terus lo gimana?"

"Ya harus ada simbiosis mutualisme dong. Lo ngerti kan maksud gue?"

Freya menggelengkan kepalanya.

"Astaga Frey, masak iya masalah kayak gini doang harus gue jelasin."

Dengan acuh, gadis itu mengabaikan Tara dan malah mengenakan jaket milik Tara agar kaos yang dia anggap 'buluk' bisa segera tertutupi.

"Ayo jalan!" ajaknya, menunggu Tara menduduki jok motornya.

Kesabaran Tara yang lebih tebal dari selembar tisu akhirnya menyelamatkan Freya dari umpatan lelaki itu. Tara pun kembali menaiki motor, menghidupkan mesin kendaraan itu lalu bergegas melanjutkan perjalanan mereka.

Tara kesal, seharusnya Freya berinisiatif memeluknya. Namun gadis tidak peka itu malah merangkul dirinya sendiri. Seolah dinginnya malam berhasil menembus jaket berbahan katun yang di kenakannya.

Tanpa Tara rencanakan sebelumnya, akhirnya ia menghentikan motor yang mereka kendarai tepat di depan sebuah kafe. Selain karna rasa lapar yang mendesaknya, Tara juga ingin berbincang empat mata, saling berhadapan dengan Freya.

"Lo mau pesen apa?" tanya Tara usai mereka menempati satu meja kosong di bagian rooftop kafe.

"Kayaknya kwetiau goreng enak deh. Sama minumnya gue pesen lemon tea dingin aja" jawab Freya setelah membolak balik daftar menu di tangannya.

"Nggak mau nambah yang lain?" tanya Tara lagi sebelum waiters yang berdiri di samping meja mereka berlalu.

Freya menggeleng cepat.

"Saya ulangi ya mas pesanannya, nasi ayam lada hitam 1, french fries 1 porsi, capcay seafood 1, kwetiau goreng 1, air hangat 1 sama lemon tea dingin 1." papar sang waiters.

Setelah Tara membenarkan pesanan mereka, waiters itu pun bergegas meninggalkan meja yang di tempati oleh kedua remaja tersebut.

"Ok, jadi kita mulai dari mana Frey?" Tara memulai obrolan.

"Ya elo lah yang lebih tau harus di mulai dari mana." sahut Freya.

Setelah mengatur nafas beberapa saat, Tara pun mulai menceritakan kronologi alasan kenapa miss Arsy bisa menjadi wali kelas mereka. Tak luput, Tara juga memberi tahu Freya soal Alaska beserta kejadian tragis yang menimpa kakaknya.

Intinya, Tara menceritakan semua yang di katakan oleh miss Arsy tanpa di tambah atau di kurangi sedikit pun.

Sembari menikmati makan malam mereka, keduanya pun terlarut akan kisah asmara antara Arsy dan Alaska yang harus terpisah karna kematian.

"Gue jadi ngerasa bersalah sama miss Arsy." ucap Freya setelah mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.

"Lo nggak perlu ngerasa bersalah Frey. Pun gue sedari awal juga nggak suka sama sikap miss Arsy yang gue kira dia emang naksir gue." Tara menimpali.

Makan malam akhirnya usai bersamaan dengan hilangnya kecurigaan Freya terhadap miss Arsy.

Setelah menyadari jika malam semakin larut dan kafe juga sudah hampir close, Tara pun mengajak

Freya untuk pulang. Freya menyetujuinya, lagi pula pesan sang bunda masih begitu melekat di ingatannya.

Namun baru saja mereka meninggalkan kafe, hujan tiba-tiba mengguyur dan mulai membasahi puncak kepala kedua remaja itu.

Tara menepikan motornya saat melewati sebuah halte bus yang tak berpenghuni. Sepi, hanya ada suara hujan yang berlomba turun menapaki bumi.

***

1
korokoro
kaget banget Tara, jangan nakal main cubit pipi aja/Scowl/
Julia H: namanya juga modus kak🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!