Revina di jebak oleh kakaknya sehingga ia harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal.
Felix yang baru saja keluar dari penjara hari itu tiba-tiba dipaksa menikah dengan seorang wanita.
Jasee merasa hidupnya akan sangat bahagia jika ia menikah dengan seorang laki-laki tampan dan kaya.
Sean menikah dengan siapapun itu tidak penting lagi untuk dirinya. Ia mengganggap wanita itu semua sama saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jasse Kecewa
Dua Minggu sudah berlalu. Setelah menikah Jasse tinggal di kediaman mewah bersama Sean.
"Ma, mama." Jasse datang ke rumah orang tuanya dengan keadaan kesal.
"Ada apa Jasse ? kenapa teriak-teriak ?" tanya Asila yang baru keluar dari kamar.
"Ma, Sean." ucap Jasse memandang wajah ibunya dengan air mata yang menggenang.
"Kenapa dengan Sean ?" tanya Asila yang memang tidak tahu permasalahan Jasse.
Jasse menceritakan bagaimana sikap Sean selama dua minggu ini. Setelah malam pernikahan mereka Sean tidak pernah menyentuhnya lagi. Sean juga jarang pulang ke rumah dan lebih parahnya lagi siang tadi ketika Jasse datang ke kantor Sean. Ia melihat suaminya itu tengah bermesraan dengan seorang wanita.
"Jadi kau hanya diam saja melihat suami mu dengan wanita lain ?" tanya Asila yang juga merasa marah setelah mendengar cerita Jasse.
"Aku sudah mau menampar ***-*** itu ma, tapi Sean menghalangi dan malah mengusir ku keluar dari ruangannya." ucap Jasse sambil menangis.
"Tenanglah dulu. Mari kita pikirkan sama-sama bagaimana caranya agar Sean hanya melihat diri mu." ucap Asila menenangkan putrinya.
Sore harinya Jasse baru mau pulang dari rumah orang tuanya. Saat Jasse keluar, ia berpapasan dengan Revina dan Felix yang baru saja pulang kerja.
"Hai, Felix. Baru pulang ?" sapa Jasse pada Felix yang baru saja keluar dari mobil.
Jasse begitu terpesona melihat penampilan Felix yang menggunakan jas dengan dua buah kancing kemeja yang terbuka bagian atas. Mata Jasse tak berkedip menatap tubuh Felix dari atas sampai bawah.
"Aku pikir kau tidak sudi lagi menginjakkan kaki di rumah ini." suara Revina mengalihkan pandangan Jasse.
Belum sempat Jasse menjawab Revina kembali bersuara. "Ayo, kita masuk." Revina merangkul lengan Felix membuat pria itu tersenyum melihat istrinya. Revina kemudian membawa suaminya itu berlalu dari hadapan Jasse dan masuk ke dalam rumah.
Cih
Jasse melihat tidak suka kepada Revina. Sepertinya hubungan antara Revina dan Felix semakin baik. Sedangkan hubungannya dengan Sean sedang bermasalah. Jasse tak rela melihat Revina bahagia, ia pun segera pergi meninggalkan kediaman orang tuanya.
Setelah Jasse mendengar mobil Jasse melaju, Revina segera melepaskan tangannya dari lengan Felix. Dengan tanpa berkata-kata Revina berjalan lebih dulu menuju kamarnya meninggalkan Felix di belakangnya. Felix geleng-geleng kepala melihat tingkah Revina. Apa mungkin istrinya itu cemburu melihat Jasse menatap dirinya ? entahlah hanya Revina dan Tuhan saja yang tau apa yang ada dalam hati wanita itu.
Saat tiba di rumah Jasse mendapati Sean belum juga pulang. Jasse mencoba menghubungi suaminya, tapi sayangnya tidak di angkat. Sampai jam makan malam tiba Sean tak kunjung pulang sehingga Jasse makan malam sendirian.
Setelah makan malam Jasse kembali ke kamar, membersihkan diri. Jasse memakai lingerie yang sangat seksi untuk menyambut kepulangan Sean.
Tepat pukul sebelas malam Sean pulang. Jasse segera berdiri untuk menyambut suaminya.
"Sean, apa kau sudah makan ?" tanya Jasse lembut sambil membantu Sean melepaskan jas nya.
"Sudah." Sean menjawab dengan dingin.
"Baiklah. Kalau begitu bersihkan dirimu dulu." ucap Jasse masih dengan nada lembut.
Jasse mencoba menahan diri, menahan rasa kesalnya kepada Sean tentang kejadian siang tadi dan sikap dinginnya ini.
Setelah selesai mandi, Sean langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur tanpa berbicara sepatah katapun. Jasse menggeser tubuhnya mendekat dan memeluk Sean.
"Sayang, aku sangat merindukanmu. Bisakah kita melakukannya malam ini ?" Jasse merayu suaminya.
"Aku lelah. Ingin istirahat." Sean menepis tangan Jasse yang sedang membelai dadanya kemudian Sean memutar tubuhnya, berbaring membelakangi Jasse.
Seketika Jasse merasa kecewa karena lagi-lagi Sean menolaknya. Jasse hanya bisa mengepalkan tangannya untuk menahan rasa marah sekaligus rasa kecewa yang memenuhi dadanya.