Obsesi Gila Ayah Temanku

Obsesi Gila Ayah Temanku

Bab 1. Menginap

Azila Anastasya, si cantik primadona sekolah yang memiliki kulit putih mulus dan tinggi di atas rata-rata wanita biasa itu merupakan siswi yang pintar dan berprestasi. Ia masih berusia muda, yakni sekitar 17 tahun. Namun, keahliannya dalam belajar sudah tidak bisa diragukan lagi.

Azila memiliki seorang teman yang bernama Ceisya, mereka sudah berteman sejak Azila memasuki dunia putih abu-abu. Persahabatan mereka terkenal cukup akrab dan dekat, bahkan beberapa kali Azila serta Ceisya sempat pergi berdua ke tempat-tempat tertentu untuk mengisi waktu bersama.

"Zila!"

Suara itu mengejutkan dirinya, Azila yang sedang fokus membaca pun terpaksa menoleh dan mengalihkan pandangannya ke asal suara. Ia tersenyum, ketika sadar sahabatnya lah yang datang kesana menemuinya.

"Eh Cei, ya kenapa? Lo mau ikut baca buku bareng gue disini?" tanya Azila dengan wajah penasaran.

"Haha, yah elah lu mah ngeledek aja nih! Lo kan tahu sendiri gue orangnya paling males kalo soal baca buku, gue mah kesini cuma mau nyamperin lu. Abisnya gue gabut sih di kelas gak ada teman," jawab Ceisya.

"Hm, jadi lu masih belum bisa berbaur sama teman-teman kelas baru lu itu? Kenapa sih cei? Harusnya tuh lu coba dong ajak salah satu dari mereka ngobrol gitu! Siapa tau lu bisa cocok sama mereka," ucap Azila.

Ceisya menggeleng-geleng perlahan, ia malah ikut duduk di kursi sebelah Azila dan memandangi wajah temannya itu. Sejak mereka berbeda kelas, Ceisya memang sering sekali datang kesana untuk menemui Azila.

"Gak ah, mending gue kesini aja sama lu. Lagian bagi gue mah cukup satu aja sahabat kayak lu, daripada banyak-banyak tapi malah gak bener tuh," ucap Ceisya.

"Iya deh iya, tapi lu jangan gangguin gue ya! Gue kan harus belajar, bentar lagi ada olimpiade sains kan. Kalau sampai gue kalah, pasti nama sekolahan kita bakal jelek nanti di mata nasional," ucap Azila.

"Iya zil, gue ngerti kok. Gue juga gak mungkin kali gangguin lu, justru gue pengen support lu. Gue kan sohib lu tau, malah nanti gue pasti bakal datang langsung kesana buat dukung lu supaya makin semangat!" ucap Ceisya.

"Hehe, thanks ya Cei! Yaudah, gue lanjut baca dulu ya? Sorry banget nih gue belum bisa ngobrol sama lu!" ucap Azila.

"Gapapa. Eh tapi, nanti malam lu jadi kan nginep di rumah gue? Kan lu udah janji tuh buat nemenin gue, soalnya bokap sama nyokap gue lagi ke luar kota," ucap Ceisya.

Azila mengangguk, "Iya jadi kok, tenang aja."

Ya ini merupakan kali pertama Azila akan menginap di rumah sahabatnya itu, awalnya ia merasa ragu. Akan tetapi, ia juga tak mungkin menolaknya karena Ceisya sangat menginginkan itu. Lagipula, kedua orang tua gadis itu sedang tidak ada di rumahnya.

Singkat cerita, Azila bersama Ceisya telah tiba di kediaman wanita itu. Mereka kini mulai memasuki halaman rumah, namun Ceisya cukup terkejut ketika melihat mobil milik papanya sudah terparkir di depan sana. Padahal, seingatnya papanya itu mengatakan akan pergi ke luar kota siang ini.

"Loh cei, ini mobil bokap lu kan? Kok masih ada disini? Katanya dia mau ke luar kota," tanya Azila dengan wajah heran.

Ceisya menggelengkan kepalanya, "Gak tahu juga deh, coba aja yuk kita masuk!"

Kedua gadis cantik itu sama-sama melangkah masuk ke dalam sana untuk mencari tahu lebih lanjut, tentu saja Ceisya penasaran mengapa papanya tidak jadi berangkat ke luar kota.

Saat di dalam, benar saja keduanya langsung disambut oleh sang ayah dari Ceisya. Sontak Ceisya menghampiri papanya itu, sedangkan Azila terlihat gugup karena dirinya memang belum terlalu akrab dengan ayah dari sahabatnya itu.

"Dad!" Ceisya menyapa ayahnya, menatap ke arahnya dengan bingung.

"Eh sayang, kamu dah pulang?" dengan santai ayahnya itu berbalik dan tersenyum.

"Daddy kok belum berangkat ke luar kota? Emang gak jadi ya urusannya?" tanya Ceisya penasaran.

"Ohh, jadi kok. Tapi cuma mommy kamu aja yang berangkat, daddy mah tetap disini jagain kamu. Sekalian daddy diminta buat urus perusahaan kakek kamu disini," jawab ayahnya itu.

Ceisya mengangguk paham, lalu ia pun menoleh ke arah Azila yang hanya terdiam di sebelahnya. Ia khawatir Azila akan mengurungkan niatnya dan tidak jadi menginap disana.

"Ah, ini teman kamu ya? Silahkan duduk, tawarin minuman dong ke teman kamu ini sayang! Masa kamu biarin dia berdiri gitu aja? Tuan rumah macam apa kamu?" seru ayahnya.

"I-i-iya om, makasih." Azila tampak gugup dan terus menundukkan kepalanya.

Sesekali Azila memberanikan diri melirik ke arah pria itu, tapi kemudian dengan cepat ia kembali menunduk. Entah kenapa Vicky—ayah dari Ceisya itu merasa kagum melihatnya, bahkan tanpa sadar dirinya tersenyum sambil terus memandangi Azila.

"Zil, yaudah yuk kita ke kamar gue aja! Dad, aku sama teman aku ini mau langsung ke kamar ya?" ucap Ceisya.

"Oh gitu, yasudah silahkan! Tapi omong-omong, teman kamu ini namanya siapa? Daddy kok belum tahu ya?" tanya Vicky penasaran.

"Daddy mau kenalan sama dia? Namanya itu Azila, dad. Dia teman baik aku, dia itu baik banget deh sama aku!" jawab Ceisya.

"Azila? Nama yang indah," ujar Vicky.

Vicky terus menatap ke arah Azila, dari atas sampai bawah tubuh gadis itu tak hilang sedikitpun dari pandangannya. Vicky sangat mengaguminya, kecantikan Azila memang luar biasa. Namun, sesaat kemudian ia langsung menghilangkan pikiran itu dan beralih ke arah lain.

"Makasih om." Azila tersenyum tipis, sembari menyatukan kedua tangannya.

Setelah itu, Ceisya kembali mengajak Azila pergi ke kamarnya. Ia pun pamit pada sang ayah, kemudian melangkah pergi menaiki tangga sambil bergandengan tangan. Tak lupa Ceisya berpesan pada pelayan di rumahnya untuk membuat minuman.

Sementara Vicky tetap di tempat duduknya, tetapi wajahnya tak bisa lepas dari lekuk tubuh Azila. Pandangan pertamanya begitu terpesona pada sosok Azila, gadis muda itu memang sangat menggodanya.

Di kamar, Azila tampak duduk bersama Ceisya di ranjangnya. Ia menatap sekeliling kamar itu, terlihat amat rapih dan enak dipandang tentunya. Ceisya memang bukan wanita pemalas, meski untuk urusan belajar ia sama sekali tak menyukainya.

Ceisya pun menggeser posisi duduknya mendekati Azila, ia tersenyum dan menanyakan apakah Azila tetap jadi menginap di rumahnya atau tidak.

"Zil, lo tetap jadi kan nginep disini? Ya walau bokap gue gak jadi berangkat, tapi gue pengen lo tetep temenin gue. Mau kan zil? Ayolah, ini kan pertama kalinya lo nginep di rumah gue!" ucap Ceisya penuh harap.

"Hmm, kayaknya gue jadi kok. Lagian gue kan udah terlanjur bilang sama mama gue kalau gue bakal nginep disini malam ini," ucap Azila.

"Nah gitu dong zil, itu baru teman gue! Thanks banget ya!" Ceisya sangat senang dibuatnya.

Mereka berpelukan, sehingga tak sadar bahwa Vicky mengintip melalui celah lubang kunci pintu kamar Ceisya dari arah luar. Vicky tersenyum melihatnya, karena dari sana ia masih bisa melihat betapa cantiknya sosok Azila.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GUYS YA!!!...

Terpopuler

Comments

viaa🍜🔮

viaa🍜🔮

woi lah masa iya sama bapa²

2024-05-30

3

sunshine wings

sunshine wings

lanjut author, aku menunggumu.. 💪💖

2024-05-30

1

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2024-05-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!