NovelToon NovelToon
Ketabahan Adikku

Ketabahan Adikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Amie.H

Menjadi anak terakhir kata orang adalah hal sangat menguntung kan, sebab akan dimanja dan mendapatkan full kasih sayang dari orangtua dan kakak-kakaknya.
tapi tidak bagi adikku, meski lahir dari sebagai anak terakhir dari empat bersaudara dia justru banyak menyimpan keinginan bahkan tak jarang mendapatkannya dengan berkerja keras tanpa sepengetahuan orangtua kami.


bagaimana ceritanya, mari ikuti dan pantau terus ceritanya☺️😇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2.

Pada akhirnya kami pun membahas tentang beberapa hal, seperti biasa yang dibahas wanita yang masih dalam masa puber. Pembahasan lebih banyak tentang lelaki yang tengah dekat dengan kami.

"jadi, semenjak gak sama ali. Kamu sama billy ini ya Na?" tanya mira. Aku pun menganggukan kepala sebagai jawaban.

"iyaa, lebih tua beberapa tahun sih. Cuma gapapa lah" jawab ku.

"iyaa gapapa lah, ganteng kok sipit kaya orang china hahaha" jawab rina dengan tertawa.

"hehe yaa ganteng sih ngga ya, cuma emang baik dan itu yang utama sih" jawabku.

"kalau baik mah an, ali juga baik. Nyata nya kalian sampai lulus sekolah dan putus setelah beberapa bulan kerja, hayoo kenapa tuh?" tanya mira menggoda ku.

"yaa kan emang udah gak cocok aja sih mir, beda lah intensitas ketemu waktu sekolah sama kerja kaya sekarang. Waktu sekolah kan ketemu setiap hari, sementara selama kita kerja waktu nya jadi berkurang. Mungkin komunikasi juga berkurang, jadi ya lebih sering salah faham" jawab ku yang langsung mendapat anggukan dari kedua nya.

"emang nya sama yang sekarang gimana?" tanya rina.

"billy sih biasa aja ya, mungkin karna dia lebih tua juga jadi bisa menyesuai kan. Buat komunikasi si kita sama-sama ngerti kalau sama-sama sibuk, apalagi billy juga kan kerja nya pulang lebih sore di banding aku jadi yaa paling aku ngabarin kalau udah pulang kerja dan sampai rumah. Habis itu aku tidur atau kalau aku mau jalan keluar bareng temen kerja aku ya aku bilang dan dia juga gak masalah. Gitu sih" jawab ku menatap kedua nya.

"emang si enak ya kalau saling ngerti kaya gitu, kalau pacaran ala anak SMA kaya kita dulu kan kaya posesif gitu jadi gak seru ya karna gak bisa ngerasain bebas nya dunia kerja. Lebih jelas nya sih mungkin karna udah beda alur kali ya" kata mira.

"iyaaa bener, tapi nyata nya kamu sama hardian masih awet aja sampe sekarang loh. Iya gak rin?" kata ku tertawa kecil.

"tau nih. Udah sama-sama kerja enak, sama-sama anak bontot kok masih aja ngegantung" kata rina membuat mira mengerucutkan bibir.

"kamu jangan gitu dong rin, tabungan kita belum cukup tau. Kamu kira nikah itu biaya nya sedikit apa, lagian baru beberapa bulan juga kita lulus. Iya gak Na?" kata mira mencari pembelaan dari ku.

"iyaa bener, nikmati masa muda kita dulu lah. Masih beberapa bulan yang lalu kok kita lulus, lagian belum waktu nya kita berumah tangga kok. Santai aja lah, beberapa tahun lagi sampai tabungan kekumpul" jawab ku yang langsung membuat mira berteriak menyetujui perkataan ku.

"eh jangan kenceng-kenceng mir, malu tau" kata rina yang langsung menegur mira.

"hehehe iya iyaa sorry, peace" jawab mira mengangkat kedua jari nya berbentuk huruf v .

Hari sudah menjelang maghrib, kedua teman ku itu berpamitan untuk pulang pada bapak dan juga mama.

"apa ngga nanti aja abis maghrib pulang nya nak, ini udah mepet maghrib banget loh" kata mama pada kedua nya.

"gapapa bu, orang deket kok. Sepuluh menit juga sampai rumah, kita bawa motor sendiri-sendiri kok jadi ga perlu anter-anteran. Makasih minuman nya ya bu" kata mira sambil menyalami tangan mama dan juga bapak.

"yasudah kalau begitu kalian hati-hati yaa, jangan lupa pelan-pelan aja bawa motor nya" kata mama berpesan.

"iyaaa bu, ayok an kita pulang dulu yaa. Jangan lupa sabtu nanti yaa" kata rina yang langsung aku angguki.

Kedua teman ku itu menjalan kan motornya meninggalkan pekarangan rumah kontrakan keluarga ku, setelahnya aku pun masuk kedalam rumah untuk bersiap sholat maghrib.

Setelah selesai sholat, kami makan malam bersama. Aku meminta izin bapak untuk keluar malam ini bersama billy, tentu saja bapak mengizinkan asal tidak pulang terlalu malam.

"oyaa An, kata mama kamu mau buat kan acara kecil-kecilan untuk nayla. Apa betul nak?" tanya bapak.

"iya pak betul, sepertinya nayla ingin sekali dibuat kan acara seperti itu. Tapi buat nya hari minggu ya pak, karna tanggal tiga puluh satu kan haro senin pas hari sekolah" kataku.

"tapi, apa kamu ada biaya nya nak. Maaf ya nak, kalau kami merepotkan. Apalagi kata mama juga kamu sudah membayarkan uang ujian untuk ari memakai uang simpanan kamu" kata bapak membuat ku tersenyum.

"tidak apa pak, aku kerja untuk membatu bapak dan juga mama jadi insyallah aku gak keberatan sam sekali bantu adik-adik aku selagi aku ada rezeki. Tapi, kalau belum ada ana harap adik-adik juga bisa mengerti dan bisa menunggu selagi ana mengusaha kan" jawab ku dengan senyum lembut pada mama dan juga bapak.

"iyaa ana, insyaallah mama akan beri kan pengertian pada adik kamu nanti" kata mama.

"alhamdulillah, yaudah kalau begitu ana mau siap-siap dulu. Sebentar lagi azan isya, ana mau sholat dan siap-siap ya ma, pak" kata ku pada kedua nya yang langsung menganggukan kepala.

Aku sungguh tak kuat jika harus meneruskan percakapan dengan kedua orangtua ku itu, entah mengapa rasa haru karna dapat membantu perekonomian keluarga membuatku lemah dihadapan kedua nya.

"mbak, nay sholat sama mbak ya?" kata nayla yang sudah duduk disebelah ku yang sudah rapi dengan mukena membalut tubuh.

"boleh nay, sini. Udah wudhu kan?" tanya ku.

"udah mbak, makasih ya mbak udah nurutin mau nay. Nay janji ini yang pertama dan terakhir kali nya nay minta di raya kan ulang tahun mbak" kata nayla dengan menundukkan kepala.

"nay, sini lihat mbak" kataku memegang kedua pundak adik bungsu ku itu dengan perasaan haru.

"nay mbak gapapa kok, mbak kerja emang buat adik-adik mbak. Buat nayla, mas ari, mas abi buat bapak sama mama juga. Walaupun belum maksimal, insyallah mbak berusaha yang terbaik buat keluarga kita. tapi kalau nay memang berfikir seperti itu mbak ana senang, karna arti nya adik mbak ini tabahnya luar biasa. Mbak gak minta apapun, cukup nay belajar yang rajin apapun yang terjadi kedepannya nanti. Nay ngerti kan maksud mbak?" kataku pada nayla dengan lembut.

"iyaa mbak, nay ngerti. Makasih ya mbak" kata nayla.

"sama-sama, yuk sholat azan nya udah selesai tuh" kataku sambil berdiri mengambil posisi untuk sholat.

Tepat setelah aku memakai jilbab, billy sampai di rumah dengan membawa lima buah boba drink dan juga dua bungkus martabak. Ia pun duduk diteras rumah bergabung dengan bapak dan suami dari riski sambil menunggu ku.

"mbak, abang billy udah dateng tuh didepan" kata nayla memeberi tahu kan padaku.

"oh iyaa biarin sebentar lagi selesai kok" jawab ku sambil menyelesai kan memakai kerudung.

"udah, yuk kedepan" kataku menggandeng nayla di tangan kanan.

"itu ana tuh" kata suami riski.

"kenapa?" tanyaku memasang raut penasaran.

"gapapa, lu kelamaan. Cowok lu udah lama nunggu" jawab suami riski membuatku memutar bola mata malas.

"baru juga sampai, ayok bil kita jalan. Jangan deket-deket jana ntar ketularan ngeselin" kataku membuat billy terkekeh.

"billy izin bawa ana keluar dulu ya pak?" kata billy yang langsung di angguki oleh bapak.

"pulangnya jangan larut ya nak, terimakasih cemilannya" jawab bapak membuat billy tersenyum dan menganggukan kepala.

Kami pun meninggalkan pekarangan rumah menggunakan motor billy, kami memilih menonton di mall cipi**** karna lebih dekat dari rumah ku.

"kita mau nonton apa yang?" tanya billy.

"komedi modern kali ya yang, baru tayang season dua nya kayanya. Kemarin kan kita nonton yang season satu" jawabku yang langsung di angguki oleh billy.

Ia langsung menukarkan tiket yang sudah aku pesan melalui online dengan tiket asli nya sambil membeli beberapa cemilan untuk kami.

"kita nunggu yang, masuk jam delapan kurang lima belas soalnya" kata billy menunjukkan waktu yang tertera di tiket.

"gapapa yang, masih dua puluh menit lagi" jawab ku dengan senyum mengembang.

Kami pun menghabiskan waktu sambil mengobrol, ia banyak menceritakan tentang pekerjaannya dan sesekali aku menanggapi.

Bersambung ....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!