NovelToon NovelToon
Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Perperangan
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ikri Sa'ati

Cerita ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang pendekar sakti. Bermula dengan tidak diakui sebagai anak oleh ayahandanya, sedangkan dia belum mengetahui.

Tahunya dia ayahandanya yang sebagai seorang raja telah mati terbunuh saat perang melawan pemberontak yang dipimpin oleh seorang sakti berhati kejam, yang pada akhirnya kerajaan ayahandanya berhasil direbut.

Hingga suatu ketika dia harus terpisah juga dengan ibunda tercintanya karena suatu keadaan yang mengharuskan demikian pada waktu yang cukup lama.

Di lain keadaan kekasih tercintanya, bahkan sudah dijadikan istri, telah mengkhianatinya dan meninggalkan cintanya begitu saja.

Namun meski mendapat berbagai musibah yang begitu menyakitkan, sang pendekar tetap tegar menjalani hidupnya.

Di pundaknya terbebani tanggung jawab besar, yaitu memberantas angkara murka di dua negeri; di Negeri Mega Pancaraya (dunia kuno) dan di Mega Buanaraya (dunia modern) yang diciptakan oleh manusia-manusia durjana berhati iblis....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 18 KEGUSARAN RENATHA

Kala itu di sebuah ruangan yang cukup luas....

Tampak tiga orang lelaki muda dan seorang lelaki paruh baya terlibat dalam sebuah pembicaraan yang cukup serius. Sepertinya mereka tengah mengadakan rapat atau pertemuan rahasia.

Setelah disimak apa yang dibincangkan, ternyata keempat lelaki beda usia itu tengah membicarakan tentang tragedi berdarah yang terjadi di kediaman Jenderal Himawan dan Pak Wali Kota Basuki yang terjadi pada malam kemarin.

Yang mana pada saat itu bertepatan dengan ulang tahun anak kedua sang jenderal yang bernama Jovanka. Karena peristiwa tragedi berdarah itu, maka pesta ultah putri sang jenderal menjadi buyar.

Sementara tragedi berdarah itu sudah dilansir di berbagai masmedia yang ada di Kota Jakarta Raya, baik media cetak maupun media elektronik.

Dan salah satu yang paling ramai dibicarakan dalam berita tersebut adalah tentang kemunculan 3 orang superhero yang memberantas para pengacau itu, yaitu Ksatria Naga Hitam dan dua ksatria lain yang belum dikenal.

Namun keempat lelaki itu tidak membicarakan tentang Ksatria Naga Hitam dan dua ksatria yang lain, tiga tokoh sakti yang memberantas para pengacau dalam dua tragedi itu.

Mereka membicarakan tentang Pasukan Siluman Topeng Merah, sang pengacau di kediaman dua petinggi negara tersebut.

Menurut dugaan mereka bahwa Pasukan Siluman Topeng Merah akan terus melakukan pembantaian di Kota Jakarta Raya. Sampai semua pejabat pemerintahan dan pengusaha kaya binasa, dan sampai mereka menguasai kota tersebut.

Sebagaimana yang sudah mereka ketahui bersama bahwa pasukan setengah siluman itu merupakan salah satu dari pasukan Prabu Gandara, raja lalim yang sekarang menguasai Kerajaan Linggapura.

Sedangkan Prabu Balakosa sendiri, seperti yang sudah mereka ketahui pula, adalah penguasa yang rakus akan kekuasaan.

Penguasa yang mempunyai keinginan gila ingin menguasai dunia, ingin menguasai dua negeri; Negeri Mega Pancaraya (negeri kuno atau ghaib) dan Negeri Mega Buanaraya (negeri modern).

Maka manusia sakti berhati iblis itu mengirim Pasukan Siluman Topeng Merah di Negeri Mega Buanaraya, terkhusus di Kota Jakarta Raya ini untuk mengacau sekaligus membantai orang-orang yang sudah mereka targetkan.

Setelah rencana mengerikan itu berhasil, maka dengan mudah Prabu Gandara dapat menguasai Negeri Mega Buanaraya. Karena Kota Jakarta Raya merupakan pusat negeri modern itu.

Sementara pemimpin Pasukan Siluman Topeng Merah, keempat lelaki itu juga sudah mengetahuinya, yaitu Senopati Mandaraka, salah satu dari 10 Ksatria Pedang-nya Prabu Gandara.

Mereka juga sudah tahu di mana markas besar Pasukan Siluman Topeng Merah, yaitu di Lembah Tengkorak di Negeri Mega Pancaraya.

Mereka tergabung dalam sebuah partai besar aliran sesat yang bernama Partai Tengkorak Merah.

Sedangkan di Negeri Mega Buanaraya ini, keempat lelaki beda usia itu merasa yakin kalau Pasukan Siluman Topeng Merah juga mempunyai markas, atau lebih tepatnya markas cabang.

Hanya saja di mana letak markas tersebut, hal itu mereka belum tahu pasti. Maka salah satu tugas mereka adalah mencari di mana markas Pasukan Siluman Topeng Merah di Mega Buanaraya ini berada.

Bersamaan dengan tugas itu, mereka juga bertugas membasmi pasukan yang berbuat onar dan berkeliaran di kota ini. Di samping itu juga mereka melaksanakan tugas-tugas lain yang tidak kalah pentingnya.

Oleh karena itu, mereka telah merancang sebuah misi dalam rangka membasmi Pasukan Siluman Topeng Merah.

Keempat lelaki itu terus saja merundingkan tentang hal-hal penting yang berkenaan dengan kestabilan dan keamanan Kota Jakarta Raya ini di ruangan khusus itu hingga beberapa jam lamanya.

★☆★☆

Pagi itu langit tampak cerah, hampir didominasi oleh warna biru, sedikit saja awan putih bergelayut di angkasa. Matahari masih bersinar lembut, menebar senyum hangat menyapa Kota Jakarta Raya....

Pagi itu di SMA Persada Nusa, di Kelas 10 IPS A1....

Peristiwa atau tragedi berdarah yang terjadi di rumah Jovanka dan Melinda, putri Pak Wali Kota yang juga bersekolah di SMA Persada Nusa, sudah dua hari berlalu.

Akan tetapi para siswa di kelas tersebut sebagiannya masih juga ramai membicarakan dua tragedi berdarah tersebut. Seakan-akan peristiwa tragis itu baru semalam terjadinya.

Terkhusus yang masih ramai mereka bicarakan adalah tiga superhero yang muncul dalam dua tragedi berdarah itu, membasmi semua pasukan siluman yang mengacau tanpa ada yang tersisa.

Mereka sudah hapal nama salah satu superhero itu, yaitu Ksatria Naga Hitam.

Bagaimana perwujudan Ksatria Naga Hitam mereka sudah dengar penjelasannya dari orang yang melihat langsung sang superhero, yaitu 4 personil geng Red-Blue Girls 8. Terutama Clarissa, sang putri presiden.

Baik mereka dengar keempat gadis cantik tersebut menjelaskannya di media massa, maupun mereka mendengarnya secara langsung di sekolah, terkhusus di Kelas 10 A1 ini.

Sedangkan dua superhero yang lain, para siswa itu dengan keterangannya dari Melinda, yang mana siswi Kelas 10 IPS A2 itu tentu dengar dari kakaknya yang bernama Gilang.

Meski Gilang tidak memberitahukan nama kedua superhero tersebut, karena memang dia tidak tahu, tapi dia menjelaskan kepada para wartawan secara rinci mengenai ciri-ciri kedua superhero itu.

Karena dia memang melihatnya dengan jelas tanpa samar, secara nyata bukan mimpi, dan secara langsung bukan diceritakan oleh orang lain.

Satu hal pula mereka tidak bosan membicarakannya, yaitu tentang keinginan mereka untuk melihat secara langsung Ksatria Naga Hitam dan kedua superhero yang lainnya tanpa perantara.

Dan disebabkan hal tersebut pula membuat mereka didera oleh rasa penasaran yang sangat.

Seperti halnya Clarissa yang duduk semeja dengan Arabella di meja paling depan dan paling tengah. Dia juga semakin penasaran ingin bertemu lagi dengan sang idolanya, yaitu Ksatria Naga Hitam.

"Lu demen ama siluman, Cla?" kata Arabella seraya tersenyum menggoda, mencandai sahabat cantiknya itu yang sejak tadi masih saja senyam-senyum sendiri.

"Ih! Doi tuh bukan siluman tau!" protes Annisa cepat bagai cemberut. "Doi juga manusia kayak kita. Hanya saja make topeng."

"Beneran siluman, tau rasa lu," masih saja Arabella mencandai Clarissa.

"Gue yakin dia bukan siluman, Bella," Clarissa masih tetap pada keyakinannya, "dia manusia, cuma pake topeng doang...."

"Jadi, lu masih yakin kalau Ksatria Naga Hitam cuma make topeng?" tanya Arabella untuk yang kesekian kalinya.

"Ya iyalah," sahut Clarissa tetap penuh semangat. "Wajahnya tu cuma topeng, bukan wajah asli. Gue yakin wajah aslinya tuh ganteng banget. Percaya deh ama gue."

Kedua gadis cantik itu masih saja mengobrolkan tentang idola mereka, sama juga halnya dengan beberapa siswa lainnya.

★☆★☆

Sedangkan beda halnya yang terjadi pada Renatha yang duduk sebangku dengan Michella. Sejak pertama kali masuk kelas di senin pagi ini, wajah cantik gadis itu terus saja cemberut seperti ibu-ibu yang telat dikasi uang belanja oleh suaminya.

"Lu napa sih, Ren?" tanya Michella peduli. "Dari pertama masuk tadi lu cembetuuut... aja. Ada apa? Cerita dong!"

Renatha masih terdiam, wajahnya masih ditekuk bagai dompet yang duitnya sudah ludes. Dia terus menatap malas bercampur gusar sesuatu yang ada di depannya.

Renatha memang menatap ke arah situ, tapi pikirannya tidak menatap apa yang dia lihat.

"Eh, lu tadi bawa mobil Bella 'kan?" kata Michella seketika teringat akan sesuatu, "sedangkan Bella bawa mobil lu. Ada apa sih antara kalian berdua?"

"Gue nggak ada masalah ama Bella," kata Renatha bernada kesal, "tapi masalahnya ama mobil gue sendiri. Makanya gue malas bawanya."

"Emang napa lagi sih dengan mobil lu?" tanya Michella heran. "Apa... ada masalah lagi?"

"Lu bilang mobil lu udah diservice 'kan?" lanjut Michella bernada bingung.

Perlu diketahui bahwa kejadian yang menimpa Renatha dan Arabella pada malam itu sudah Arabella maupun Renatha ceritakan pada semua personil geng Red-Blue Girls 8.

"Mobil gue sebenarnya nggak papa," kata Renatha makin gusar. "Hanya aja gue BT ama cowok udik yang nyervice mobil gue tuh."

"Emang lu ada masalah apa dengan montir yang nyervice mobil lu?"

Lalu Renatha menceritakan dengan penuh emosi tentang seorang montir muda yang menyervice mobilnya bahwa orang itu terlalu membesar-besarkan tentang kerusakan mobilnya kepada Mas Dhanu.

Seharusnya yang menyervice mobilnya adalah Bang Vega, salah satu montir khusus yang biasa menyervice mobilnya.

Tapi karena penjelasan yang terlalu mengada-ngada si cowok udik ke Mas Dhanu, akhirnya Mas Dhanu meyerahkan mobil Renatha ke cowok udik itu, bukan ke Bang Vega.

Berikutnya yang membuat Renatha kesal bahwa pemuda tersebut mendahulukan jadwal menyervice mobilnya. Padahal masih ada 4 buah mobil yang mengantri.

Sedangkan mobilnya berada pada urutan terakhir yang seharusnya, setelah keempat buah mobil itu.

"Tau nggak yang bikin gue makin BT ama tuh cowok udik?"

"Apaan tuh?"

"Dia yang bayar ongkos service mobil gue," dengus Shofie geram seraya mengepal erat telapak tangannya. "Gila nggak tuh?! Dia pikir gue nggak mampu bayar apa?"

"Ah lu lebai banget sih," kata Michella menegur sekaligus menasihati. "Harusnya lu tuh bersyukur, ongkos service mobil lu udah dibayarin. Itu artinya dia tulus minta maaf ama lu."

"Cih, amit-amit deh dibayarin ama cowok udik kayak dia. Lagian gue nggak bakalan maafin dia. Se-la-ma-nya!"

Baru saja Michella hendak berkata, Bu Kartika, wali kelas 10 IPS A1 masuk ke dalam kelas. Namun guru yang masih muda nan cantik itu tidak sendiri, melainkan membawa seorang lelaki remaja yang sepertinya siswa baru atau siswa pindahan.

★☆★☆★

1
juju Banar
lanjut
Adhie: lanjuuut...
total 1 replies
anggita
chapternya sdh banyak tpi yg mampir baca masih sdikit. klo mau promo novel bisa ke tempat kami. bebas👌
Adhie: makasih kaka...
total 1 replies
anggita
oke thor, terus berkarya tulis, semoga novel ini lancar jaya.
Adhie: terima kasih dukunggannya...
total 1 replies
anggita
wow... naga merah, kuning.
Adhie: hehehe...
total 1 replies
anggita
like👍 dukungan utk fantasi timur lokal.
anggita
gang.. red blue girl 8🙄
anggita
hadiah tonton iklan☝
anggita
tiap chapter cukup panjang 👌
Adhie: itu gaya saya dalam menulis novel kaka... biar agak puas bacanya dalam satu chapter
total 1 replies
anggita
pangeran pandu wiranata..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!