NovelToon NovelToon
Sisi Lain Dari Pagar Sekolah: Pengalaman Dan Penyesalan

Sisi Lain Dari Pagar Sekolah: Pengalaman Dan Penyesalan

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Teen School/College / Slice of Life
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Atikany

Aku punya cerita nih, soal dunia ku yang banyak orang bilang sih kelam, tapi buat ku malah keren dan penuh dengan keseruan. Aku punya circle, sebuah geng yang isinya anak-anak yahut yang terkenal jahil dan berani. Seru abis pokoknya! Mereka itu sahabat-sahabat yang selalu ada buat ngelakuin hal-hal yang bikin adrenaline kita ngacir.

Kita sering hang out bareng, kadang sampe lupa waktu. Dari yang cuma nongkrong asyik di tempat-tempat yang biasa kita tongkrongin, sampe yang agak miring kayak nyoba barang-barang yang sebenernya sih, yah, kurang direkomendasiin buat anak muda. Tapi, yah, lagi-lagi itu semua bagian dari mencari identitas dan pengalaman di masa remaja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atikany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 29

Setelah bel istirahat berbunyi, suasana kelas langsung heboh. Semua pada buru-buru ngumpulin kertas ulangan di meja sebelum Bu Rima kabur dari kelas. Kayaknya enggak ada yang mau ketinggalan, semua pada ngacir kayak dikejar deadline.

Aku juga ikut-ikutan dong, ambil kertas ulangan dengan cepet-cepet, sambil tetep nyari kesempatan buat cek jawaban-jawaban yang masih meragukan.

\~\~\~

Aku merasa lelah setelah ulangan tadi, jadi aku tiduran di meja dengan menggunakan tas sebagai bantal. Mataku terasa berat dan tubuhku nyaman berbaring di atas meja. Tapi tiba-tiba suara Miranda membuyarkan ketenangan itu.

"Lu mau ke kantin enggak?" tanya Miranda sambil neol-nole aku.

Aku berbalik, tapi masih rebahan sih, palaku masih nyender di meja. "Enggak. Aku nitip ya. Apa aja tapi jangan mahal-mahal. Aku lagi bokek," cengirku.

"Woke," ucap Miranda sambil ngasih jempol. Dia kayaknya paham banget sama situasi.

Setelah itu, aku balik lagi ke posisi awal, kepala di meja sambil menghadap kaca. Rasanya seperti di rumah sendiri, nyaman dan tenang. Aku merasa lega bisa istirahat sejenak di tengah kesibukan hari ini.

\~\~\~

Waktu aku bangun, aku sayup-sayup mendengar suara guru lagi cerita tentang kisahnya waktu masih muda. "Kok lu enggak bangunin aku?" tanyaku pada Miranda. Aku masih ngantuk sih, tapi enggak mungkin aku lanjut tidur.

"Santai aja. Lagian, kayak Badrun itu baik sama cewek cantik. Jadi dia enggak akan marahi lu karena lu tidur," jawab Miranda sambil nyengir.

"Wah, kalian enggak percaya? Waktu bapak masih muda, banyak cewek cantik yang ngerebutin bapak," ucap Pak Badrun.

Mendengar itu, aku langsung nengok ke depan dan bibir gue kedutan sendiri liat ekspresi dia.

"Lanjutin aja tidurnya. Anggap aja lu di dongengin sama Pak Badrun," ledek Miranda.

"Tapi aku laper," jawabku, sambil ngelirik ke arah Miranda yang udah nyengir-nyengir aja di situ.

Dia nahan tawa sebentar sebelum akhirnya ngasih aku roti dan beberapa makanan ringan lainnya.

"Buset. Lu bawain jajan enggak kira-kira. Mana ada duit buat gantinya," keluhku, sambil merasa pusing mikirin duit.

Miranda malah ketawa-ketawa. Memang ya, ketawa di atas penderitaan orang lain tuh nikmat. Tapi kalau kita yang diketawaiin, rasanya bikin stres.

"Tenang aja. Ni dari para pemuja lu," jawab Miranda dengan santainya.

Pemuja? Perasaan aku enggak buka sekte deh. Tapi sebelum aku sempet nanya, dia lanjut ngasih info.

"Gilang ngasih lu roti, dan dia juga kasih lu biji matahari, tapi udah habis dimakan Hanum. Itu kan yang paling dia doyan," ucap Miranda.

Jadi makin pusing deh dengernya. Gilang perhatian banget sih. Tapi anehnya malah siswa SMK itu yang terbayang-bayang di kepala ku. Kayaknya aku naksir dia deh, tapi begonya aku enggak tahu siapa namanya.

"Si Rian juga kasih lu makaroni tuh. Dia tahu dulu lu sering makanin makaroni, makanya dia borong. Noh," ucap Miranda, sambil nunjukin keresek yang ada di cantelan kursi ku.

Bener juga, di kursiku ada paku melengkung ke atas yang bisa buat naruh sesuatu. Entah kenapa, sambil ngemil roti, aku mulai memikirkan siapa sih cowok SMK yang bikin hatiku cenat-cenut.

\~\~\~

Jadi,  habis pulang sekolah, kita tuh langsung pada buru-buru ganti baju di wc dan siap-siap cus ke lokasi tujuan.

Nah, karena lagi musim celana trening, ya udah, semua pada pake celana trening aja. Emang lagi jadi tren banget tuh, dan nyaman lagi dipakai.

Buat baju sih, gak ada aturan khusus, bebas aja. Setiap orang pake baju sesuai mood masing-masing. Yang penting, gak bikin ribet.

\~\~\~

Wah, ternyata mereka ngajak kamu ke Bendungan BL. Gak heran sih, soalnya tempat itu lumayan populer di kalangan anak SMP, apalagi ke BL VII. Emang banyak BL di sana, tapi kayaknya kita tuju BL VII aja.

Saat kami mendekati BL VII, suasana mulai terasa semakin ramai. Suara tawa dan candaan anak-anak SMP memenuhi udara, membuatku merasa sedikit lega meski tetap waspada.

Beberapa di antara mereka sudah berganti seragam sekolah, sementara yang lain masih setia dengan seragam mereka.

Tapi, tiba-tiba aku nggak yakin. "Kita yakin ke sini?" bisiku ke Caca, kan aku masih agak ragu.

Caca nyengir, "Tenang aja. Aman kok," katanya.

Aku mengangguk, meski hatiku masih dipenuhi kekhawatiran. Bagaimana bisa aku merasa aman di tempat yang begitu asing bagiku?

Apalagi saat aku menyadari bahwa pentolan-pentolan kelas dari VII sampai IX berkumpul di sini.

Harun dan Ardi, dua cowok kelas kami yang terkenal bandel, bahkan juga ada di sana.

"Sudah pada kumpul semua?" suara keras seorang cowok menyela keriuhan di sekitar kami.

Aku mengenali suaranya, itu pasti Kak Ringgo, si pemain voli handal yang selalu menggulung lengan bajunya seolah itu tanda kekuatannya.

"Udah, Kak Ringgo!" jawaban serentak melambung dari semua orang di sekitar kami.

Kehadiran Kak Ringgo selalu menjadi sorotan. Dia adalah sosok yang dihormati dan disegani di antara siswa-siswi SMP kami.

Sementara itu, Miranda meraih tanganku dengan getaran kegembiraan yang terasa jelas. Dia menghela nafas kecil, mengalihkan perhatiannya ke kerumunan di sekitar.

Aku pun menyadari keberadaan rombongan Salsa di satu sisi, dengan gerombolan Diana yang berdiri di ujung lainnya.

"Mir, ini sebenarnya kita di sini buat apa sih?" tanyaku, memperlihatkan kebingungan yang sama seperti yang kurasakan.

Tempat ini terasa seperti persilangan antara pertemuan cowok-cowok keren dan nakal dengan cewek-cewek tangguh dan berpengaruh di sekolah.

"Dengerin aja," bisik Miranda, menarik perhatianku.

Suara tepukan tangan dari Kak Ringgo mengisi ruangan, dan secara otomatis, semua orang menjadi hening.

"Karena kami, para siswa kelas IX, akan disibukkan dengan urusan pelajaran dan peningkatan nilai akademis, maka saya, Ringgo IX C, akan mengundurkan diri sebagai Ketua Pelindung Garuda," ucap Kak Ringgo dengan suara mantap.

Aku memperhatikan dengan seksama, tetapi aku masih bingung. Pelindung apa ini? Aku sama sekali tidak paham.

Ternyata, di sekolah kami ada jabatan pelindung yang dipegang oleh seorang siswa. Aku baru menyadarinya sekarang.

"Dan yang akan menggantikan Kakak adalah Zidan VIII B," lanjut Kak Ringgo.

Zidan maju dengan langkah mantap, berdiri sejajar dengan Kak Ringgo. Kak Ringgo mengangkat tangan kanan Zidan dengan penuh penghormatan. "Woooo...." teriakan-teriakan riuh memenuhi ruangan, dan aku hanya bisa mengikuti arusnya.

"Ikut teriak!" bisik Fifin padaku.

"Whoooo...." teriakku, meski sejujurnya aku tidak begitu mengerti apa yang terjadi.

Aku hanya mengikuti apa yang dilakukan orang lain, tanpa sepenuhnya memahami situasinya. Dan Pelindung Garuda? Aku hampir saja tertawa. Sungguh, aku merasa seperti orang bodoh di sini.

\~\~\~

Kericuhan mulai terjadi satu per satu saat kami semua terjun ke dalam bendungan. Beberapa dari kami tetap berada di pinggir, mungkin sedang membahas strategi atau hal-hal lainnya.

Namun, di tengah-tengah keramaian itu, Zidan dan Kak Ringgo, beserta orang-orang penting lainnya, tampak berada di pusat perhatian.

"Ayok nyebur," ajak Hanum yang langsung narik tanganku.

Aku langsung teriak, "Aku enggak bisa berenang!" tapi kayaknya Hanum udah kebelet banget, gak perduli sama protes ku. Terus, tanpa ampun, aku langsung diajak terjun.

1
Amelia
halo salam kenal ❤️🙏
Atika Norma Yanti: salam kenal juga ya😄
total 1 replies
Anita Jenius
5 like mendarat buatmu thor. semangat ya
Anita Jenius
seru nih mengangkat masalah pembullyan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!