NovelToon NovelToon
Satu Atap Dengan Bandar NarkoCINTA

Satu Atap Dengan Bandar NarkoCINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi
Popularitas:20.1k
Nilai: 5
Nama Author: iraurah

Markus, terjerat hukuman mati usai dinyatakan sebagai pelaku pengedaran obat-obatan terlarang dalam jumlah besar.

Namun, ketuk palu hakim tak segampang itu membuat nyawanya melayang. Markus berhasil lepas dan hidup dengan menyembunyikan identitas aslinya dihadapan publik, meski seluruh dunia menyangka jika dirinya telah mati.

Memulai hidup dengan nama baru dan sebatang kara, Markus tinggal di lantai dua sebuah rumah yang disewakan seorang janda tak beranak.

Interaksi keduanya yang terbilang cukup sering menumbuhkan benih-benih cinta tanpa disadari. Akankah keduanya menjalin hubungan serius? Lantas apa yang akan terjadi jika indentitas Markus kembali terkuak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Disewakan

Sebulan telah berlalu, kini persidangan selanjutnya kembali dilakukan, sang predator keluar dari jeruji besi dengan pengawalan ketat yang melingkari tubuhnya kemanapun ia melangkah.

Markus kira hari ini adalah hari dimana ia bisa menghidup udara bebas lagi, keluar dari tempat terkutuk dan kembali pulang ke rumah yang menjadi istananya bersenang ria.

Markus berdiri tegak di hadapan hakim. Hakim lantas membacakan vonis tersebut.

Akan tetapi keputusan akhir persidangan membuat bola mata Markus terbuka lebar hingga hampir keluar.

"Dengan segala bukti dan proses persidangan yang memakan waktu cukup lama. Mengadili menyatakan terdakwa Markus Horison telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana turut serta melakukan pengedaran sabu sebesar 10,5 ton dan tanpa hak melakukan tindakan yang berakibat sebagaimana mestinya yang dilakukan secara bersama-sama, menjatuhkan pidana kepada terdakwa tersebut oleh karena itu dengan pidana mati," ucap Hakim seraya mengetukkan palu tiga kali.

TOK TOK TOK!

JEDARRRRR!!

Bak disambar petir yang beribu-ribu volt kuatnya Markus seketika membeku ditempat, ia tak bisa menyembunyikan keterkejutan yang menghiasi wajahnya, seluruh tubuhnya ikut bergetar hebat yang mana membuat Markus hampir limbung jatuh ke lantai.

"Apa?? A-apa yang anda katakan?!! Aku tidak bersalah!! BUKAN AKU PELAKUNYA...!!!"

Amarah Markus meledak ditempat, tak terima dengan hasil akhir yang amat sangat merugikan dirinya, bagaimana bisa ia ditetapkan sebagai pelaku bandar narkoba dan kini dihukum vonis m*ti.

"APA KALIAN TIDAK PUNYA OTAK HAH??!! KALIAN BAHKAN TIDAK MENYELIDIKINYA LEBIH LANJUT!! BUKAN AKU YANG MELAKUKAN BANDAR NARKOBAAA... BAHKAN AKU TIDAK PERNAH MENYENTUH BARANG HARAM ITU SEDIKIT PUN...!!"

Kemarahan Markus langsung ditangani oleh para polisi, aparat tersebut menahan pergerakan Markus hingga pria tersebut tak bisa beranjak sejengkal saja.

"KALIANLAH YANG MERUGIKAN NEGARA!! KALIAN BAHKAN TIDAK BEKERJA UNTUK MENANGANI KASUS INI...!!"

Namun tentangan Markus sepertinya tak didengar sama sekali, para jaksa dan hakim itu justru memilih singgah dari kursinya masing-masing kemudian pergi meninggalkan ruang persidangan, mengacuhkan caci dan makian si terdakwa.

"ARRGHHH...... MATI KALIAN SEMUA!"

Segeralah Markus dikembalikan ke dalam bui, meski memberontak tetapi polisi berhasil mengurung Markus ke tempat semula.

Tak lama setelah itu, Hardin datang untuk bertemu. Markus makin menggila melihat wajah sang asisten yang tampak tenang. Tangannya terulur dan menarik kerah kemeja Hardin sampai lelaki itu terbentur pagar besi.

"Apa yang kau rencanakan, hah?! Kau benar-benar mau mengkhianati ku??? Apa maksudnya semua ini?!!" Tuntut Markus meminta penjelasan.

"Kita telah melaksanakan rencana dari pengacara, memang sepertinya ini diluar nalar, akan tetapi dia punya misi tersendiri, saya juga telah berjanji kepada anda untuk menunggu selama sebulan. Tak lama setelah ini anda pasti akan bebas"

"Kau bodoh?? Aku divonis hukuman m*ti, bagaimana caranya aku bisa bebas, heh!!?"

"Semua ada ditangan pengacara, Tuan. Kami berjanji akan mengeluarkan anda"

Markus perlahan-lahan mengurai cengkraman tangannya, Hardin pun langsung mundur beberapa langkah dan merapikan sedikit pakaiannya yang kusut akibat ulah Markus.

"Awas saja kalau kau terus mengulur waktu!" Ancam Markus tak main-main.

***

Vanes nampak sibuk membuka barang-barang lamanya di gudang, wanita itu menggeledah box-box yang sudah berdebu dan kusam, tak peduli seberapa berantakannya gudang itu sekarang.

Hampir dua puluh menit mencari Vanes pun akhirnya menemukan barang yang diincar.

Sebuah terpal putih 1×1 meter yang polos dan tak bertuliskan apa-apa itu dikeluarkan Vanes dari salah satu box berukuran sedang.

Usai menemukan barang yang dicari Vanes kembali membereskan gudang sampai rapi.

Perempuan itu lantas membawanya ke kamar, Vanes membuka laci dan mengambil spidol hitam disana.

Kemudian duduk di lantai sambil menghamparkan benda plastik tersebut selebar mungkin, Vanes menuliskan sesuatu disana hanya dengan spidol permanen miliknya.

...DISEWAKAN...

...HUBUNGI NOMOR XXXXXXXXXX...

"Apa begini sudah cukup?" Gumamnya sambil menatap benda itu.

Cukup lama menimang-nimang Vanes lantas membawa lagi terpal yang kini telah tertera sebuah tulisan. Vanes naik ke lantai dua, tepatnya di area balkon kamar.

Bukan kamarnya ataupun kamar tamu, melainkan kamar kosong bekas sang suami. Ya, selama menikah mereka memang pisah ranjang, kamar Vanes di lantai satu sedangkan sang suami di lantai dua.

"Bagaimana cara memasang ini?" Vanes kebingungan.

"Apa mungkin disini?" Ujarnya melihat pagar balkon.

"Ahhh.... Aku lupa bawa tali" desah Vanes seraya menepuk jidat.

Vanes turun lagi ke lantai bawah untuk membawa seutas tali bekas paket miliknya yang kemarin baru sampai.

Barulah Vanes memasangkan terpal itu di depan pagar balkon supaya orang-orang bisa dengan mudah melihat tulisannya. Agak kesulitan namun Vanes berhasil memasangnya.

Menghela nafas sambil menghapus keringat yang bercucuran di area pelipis. Vanes turun keluar rumah guna melihat apakah progresnya sudah benar atau belum.

"Agak sedikit miring, tapi tidak masalah"

Salah satu tetangga yang sedang berjalan kaki pun tak sengaja melihat Vanes yang sedang berdiri di tengah jalan sambil melihat ke arah rumahnya sendiri. Ekor matanya pun mengikuti kemana pandangan Vanes tertuju.

"Disewakan??"

Matanya sedikit melebar kala membaca tulisan yang terpampang di depan rumah wanita tersebut, sang tetangga lantas menghampiri si pemilik rumah.

"Mbak Vanes, beneran rumahnya mau disewakan? Mbak mau pindah?" Tanya perempuan berbadan besar disana.

"Bukan mbak, saya cuma mau menyewakan lantai duanya saja. Kebetulan kosong kan lumayan kalau disewakan, bisa dapat cuan" jelas Vanes.

"Ohhh.... Saya kira mbak mau pindah. Iya juga sih, apalagi mbak Vanes cuma tinggal sendiri pasti kesepian sekali, kalau dijadikan kos-kosan kan bisa dapat teman juga" timpalnya setuju.

"Betul, mbak Syifa. Barangkali saudara atau teman mbak Syifa ada yang sedang mencari tempat tinggal bisa tawari rumah saya saja, apalagi disini kan dekat dengan pusat perbelanjaan dan sekolah" ujar Vanes mengambil kesempatan untuk mempromosikan lantai duanya yang akan disewakan.

"Boleh, mbak. Nanti kalau ada yang bertanya saya rekomendasikan rumah mbak Vanes ya"

Vanes langsung tersenyum mendengar respon sang tetangga, ia berharap segara ada yang mengisi tempat tersebut.

"Terimakasih banyak, mbak. Semoga ada yang mau ya, kebetulan saya juga sedang butuh biaya buat rumah sakit bapak" lirih Vanes berubah sendu.

"Semoga cepat diberi kesembuhan ya, mbak. Saya tidak bisa bantu banyak"

"Tidak apa-apa, mbak Syifa. Sekali lagi terimakasih ya, kalau begitu saya masuk dulu. Mari mbak...."

Seperginya Vanes, ibu-ibu tersebut tak langsung beranjak. Melainkan menatap Vanes hingga tak terlihat batang hidungnya.

"Kasihan sekali.... Ditinggal suami tanpa anak, sekarang orang tuanya sakit dan harus menanggung biaya pengobatan. Mirisnya"

1
Sri Antik
kak upnya jangan lama2 ceritanya bagus lho
Sri Antik
kak kok lama up nya ya aq tunggu2 ni ,kak
Prahesti Vita masita
Luar biasa
@BuNdE𝆯⃟🚀ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪
👁️‍🗨️eHa🦄
ditunggu update nya kembali thor
Eka ELissa
semangat mami siap mnunggu mami up kmbali
Anik Trisubekti
Semangat Mamie, tetap sabar menunggu novelnya up lagi 🥰🥰🥰
Am Anda
kok lm up thor
Syafrida Kadir Ida
yakin deh Vanesa semakin merona wajahnya sangat senang di belikan hp baru.... almarhum suaminya tdk pernah mberi perhatian sep yg Markus lakukan.. semoga rasa kasihan Markus berubah menjadi rasa suka
@BuNdE𝆯⃟🚀ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
yes. vaness dapat HP baru. 🍎 ... 😁
@BuNdE𝆯⃟🚀ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semoga erik berhasil👍👍 ya
Eka Bundanedinar
gmn vanes g meronah pipinya klo diperhstikan kaya gitu wlpun yg dilakuin matkus krna kasijaan atw prhatian hanya markus yg tau
ardan
bagus bangetzs
Eka ELissa
aduh mrkuss vness makin klepek klepek tau/Proud//Proud//Proud//Proud/
👁️‍🗨️eHa🦄
sambung
Anik Trisubekti
hadiah yg bikin Vanes makin terpesona sama kamu Mark
Eka Bundanedinar
kn kamu g tau cerita suaminya markus
Eka ELissa
suami nya kn jht mrkus mna mungkin dia inget dia yg udh metong
👁️‍🗨️eHa🦄
sambung
@BuNdE𝆯⃟🚀ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
kirain benaran. 😤... mungkin nanti akan jadi beneran. 😁💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!