NovelToon NovelToon
Bayi Kembar Presdir Tampan

Bayi Kembar Presdir Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:658k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ika Dw

"Aku tidak menyangka kau begitu tega padaku. Di saat aku bertugas di luar kota, kau malah selingkuh di belakangku. Aku menyesal karena sudah menikahi wanita sepertimu!"

Devina ditalak dan dituduh telah berselingkuh dengan pria lain yang tak lain adalah sahabat dari mantan suaminya, Marcell. Hidupnya jadi menderita dan terlunta-lunta ketika berpisah dari suaminya. Fitnah keji itu membuat anak kembar yang dilahirkannya harus menanggung beban penderitaan karena keegoisan orang tua. Dalam keadaan serba kekurangan, Devina berdiri sendiri untuk menjadi ibu sekaligus Ayah buat kedua anaknya.

Mampukah Devina melewati segala cobaan yang datang silih berganti dalam hidupnya?

Mungkinkah dia bersatu kembali dengan mantan suami setelah tahu dia memiliki anak yang harus dijaga bersama?

Kisah Devina hanya ada di Noveltoon, dengan judul Bayi Kembar Presdir Tampan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15. Siapa Ayah Mereka?

Setibanya di rumah, Devina langsung mengajak kedua anaknya masuk. Dia bahkan mengabaikan Marcell yang sudah mengantarkannya.

"Dasar perempuan, dia punya hutang penjelasan padaku!"

Dengan menggerutu dan tatapan kesal, Marcell ikut masuk ke dalam rumah yang didiami oleh mantan istrinya.

"Mom, lapen," rengek Kenzo.

"Iya, aku juga," sambung Azalea.

"Oh, kalian laper ya? Yaudah duduk sini dulu ya? Mommy mau ambilin makanan buat kalian."

Kedua anak itu duduk di kursi kayu usang yang ada di ruang tamu. Marcell tak lepas pandang  dari dua bocah kecil itu dengan pikiran yang semerawut.

"Om, kenapa pandang kami telus? Om nggak jahatin kami kan?"

Dengan keberaniannya, Kenzo menegur Marcell yang tak mau mengalihkan mata tajamnya.

"Kalau Om jahatin kalian, Om juga tidak akan membawa adikmu itu ke rumah sakit untuk diobati. Pasti sekarang hidung adikmu itu akan mekar seperti tomat. Bukan lagi seperti tomat, tapi seperti badut," jawabnya meledek.

Azalea beringsut, dia memegangi lengan kembarannya dengan wajah yang ketakutan.

"Akak, Om itu jahat nggak cih? Aku takut."

Gadis kecil itu berbisik lirih, namun masih bisa didengar oleh telinga Marcell.

"Nggak ucah takut, ada kakak yang akan lindungi kamu. Di cini ada mommy juga." Si bungsu Kenzo mencoba untuk membuat adik kembarannya tenang.

Dari dapur Devina keluar dengan membawa dua piring berisi nasi dan ayam goreng sisa semalam, yang dibelikan Marcell untuknya. Dia tidak memiliki lauk lain, karena uangnya hanya tersisa dua puluh lima ribu rupiah untuk membeli seliter beras.

"Ayo ini makanannya nak, kalian mau makan sendiri atau disuapi oleh mommy?" tanya Devina dengan menyodorkan dua piring di atas meja.

"Aku mamam cendili cama yayam doleng." Kenzo langsung beranjak untuk mengambil satu piring untuknya.

"Aku juga mau mamam cendili kayak akak," sambung Azalea.

Devina mengulas senyuman tipis dengan matanya berkaca-kaca ingin menangis. Ia tahan sekuat mungkin agar air bening itu tidak jatuh.

"Yaudah, kalau mau mamam sendiri, tapi janji nggak boleh diberantakin ya? Mamam yang bagus dihabiskan. Mommy akan ambilkan air minumnya dulu."

Kedua bocah itu mengangguk dan kembali duduk dengan memangku piring masing-masing.

"Akak, yayam dolengnya enak, mommy belinya di mana?" tanya Azalea dengan sedikit mengunyah ayam goreng.

"Enggak tau. Tadi malem belinya. Bukan mommy yang beli dek, tapi bocnya."

Degg,, berasa tergetar jantung Marcell meratapi nasib mereka. Ia tidak akan pernah tahu keadaan Devina jauh lebih buruk setelah perpisahannya.

"Kalian tinggal di sini sama siapa aja selain sama mommy?" tanya Marcell dengan berjalan mendekati mereka dan berjongkok di depannya.

"Cama mommy," jawab Kenzo dengan cepat sembari mengunyah ayam goreng.

"Selain sama mommy?" Marcell menyelidiki kehidupan Devina melalui balita yang belum diketahui siapanya Devina.

"Enggak ada, cuma mommy, aku cama adik doang," jawab Kenzo dengan jujur.

Bayi seumuran mereka masih polos dan tidak bisa berbohong. Dia percaya jika anak kecil itu memberikan penjelasan yang jujur.

Ekhem,, Devina datang dengan membawa dua gelas plastik berisi air. Dia berdehem saat mendapati Marcell tengah mengajak anak-anaknya mengobrol.

"Kalau mamam nggak boleh sambil ngomong, nanti bisa ditegur sama Allah," tegas Devina tak ingin anaknya memiliki kebiasaan buruk.

Marcell bangkit dari tempatnya dan menatap dingin wajah wanita yang sudah membuatnya setengah gila.

"Aku ingin bicara denganmu!"

Pria bertubuh kekar dengan mata elangnya itu nampak ingin mengintimidasinya.

"Bapak ingin bicara apa? Saya lagi temenin mereka makan."

"Nggak usah banyak alasan! Ini di luar kantor, nggak usah formal gitu, risih aku!"

Pria itu berseru dengan suara dingin, namun suaranya agak pelan karena takut mengganggu kedua balita yang tengah menikmati makanannya.

"Oke baiklah. Kita bicara di luar saja."

Devina berjongkok dan mengacak pelan rambut anak-anaknya.

"Kalau mamam dihabisin ya? Nanti kalau nggak dihabisin ayamnya bisa mati," tuturnya lembut.

"Yayamnya ciapa? Memangnya mommy punya yayam?" tanya mereka dengan serempak.

Devina menyengir kuda. Jangankan punya ayam, bulunya aja kagak punya.

"Maksud mommy ayamnya tetangga. Yaudah ya? Mommy mau ke depan dulu, kalian makan aja di sini."

"Mommy nggak pelgi kan?"

Dengan cepat Devina menggeleng. "Enggak sayang, mommy nggak pergi. Mommy mau bicara dulu sama Om."

Kedua bocah itu menoleh pada Marcell dengan tatapan kurang suka.

"Om, jangan buat mommyku menangic ya? Awac kalau om belani buat mommy cedih," ancam Kenzo.

Kenzo sangat protektif, dia bakalan marah jika ada orang yang berani mengusik ketenangan keluarganya.

"Hmm,," hanya deheman yang keluar dari mulut Marcell. Dasar pria tak berguna.

Devina melangkahkan kakinya keluar menuju halaman, tepatnya di bawah pohon jambu.

"Ada apa? Kamu ingin bicara apa?"

Devina sangat yakin, arah pembicaraan Marcell tertuju pada anak-anaknya.

"Siapa mereka? Kenapa mereka memanggilmu dengan sebutan mommy? Jelaskan padaku, Vina!"

Dengan helaan napas panjang, Devina pun menjelaskannya. Sudah tertangkap basah, apalagi yang bisa disembunyikan, toh Marcell juga yang sudah membiayai pengobatan anak perempuannya.

"Tentu saja mereka itu anak-anakku, memangnya kamu berpikir mereka siapaku?"

"Anak? Anak kandung kamu maksudnya?"

Pria itu masih menyimpan keraguan mengenai anak kecil yang bersama mantan istrinya.

"Ya anak kandungku, kau ini gimana sih. Jelas-jelas mereka ada bersamaku, apa kamu pikir mereka ini anak yang aku pungut di jalanan?"

Sesak rasanya napas Marcell mendengar penjelasan dari mantan istrinya. Antara percaya dan tidak bahwa istrinya ternyata memiliki dua anak kembar yang masih kecil.

"Kamu tidak lagi membohongi aku kan? Kamu bilang kamu nggak punya pria lain setelah kita berpisah, terus mereka ini anaknya siapa? Anak kamu dengan pria mana? Atau anak kamu dengan selingkuhanmu itu? Berarti mereka itu lahir tanpa seorang ayah, atau bisa dikatakan sebagai anak ha,-

"Jaga mulutmu ya!" Devina mengangkat telunjuk tangannya menantang mantan suami yang berani mengucap buruk mengenai dirinya.

"Kamu bisa bicara apapun mengenai diriku, tapi aku tidak akan pernah bisa terima jika kamu menganggap anak-anakku terlahir sebagai anak haram. Memangnya mereka punya dosa apa sama kamu, hingga kamu berani berkata buruk mengenai mereka?"

Hati siapa yang tak hancur, selama berpisah dari sang suami dia menderita sendirian dengan kehamilannya. Bahkan sampai melahirkan tak seorangpun ada yang peduli padanya. Orang tuanya sendiri bahkan tidak mengetahui jika dirinya telah hamil dan melahirkan bayi kembar.

"Ya, aku harus bilang apa? Kamu melahirkan dua anak tanpa seorang suami. Saat kita berpisah dulu kamu tidak sedang hamil kan? Lantas mereka ini anak-anaknya siapa? Aku butuh penjelasan kamu Devina! Aku selama ini udah coba bersabar dan bisa menerima kenyataan bahwa aku sudah dibodohi, tapi tolonglah kali ini bicaralah dengan jujur, mereka ini anaknya siapa? Siapa Ayah mereka!"

1
Hendro 212
masok nih tema2nya kenzo
Hafni Lisa
cepatlah bongkar kejahatannya
Hendro 212
sama2 merepotkan,harusnya tinggal bareng aj biar bisa salung menjsga
Hendro 212
neneknya ud tua harusnya sikembar bisa jaga perasaan neneknya,terlalu dimanjakan ya gini
Nurijan Daud
Luar biasa
sarah shen
kenzo agak laen nii 🤔
Bahrul Ulum
harusnya kau selidiki dr dulu, sebelum perceraian terjadi.
Atmita Gajiwi
/Smile//Joyful//Determined/
Hendro 212
kenzo ya emang susa klo terlalu di manja
Tarminah Tarminah
tuh dengerin apa kata temen lu
bener tuh kebanyakan minta uang jajan
sendy kiki
up selalu. semoga ceritanya akhir bahagia aamiin
Hasanah
makin penasaran Thor ayo lanjut
Melia Gusnetty
mak nya marcell kyk nya
Wiwik Suliati
lanjut kak
Nuri 73749473729
lanjut
Nur Nuy
lanjutkan
sendy kiki
up
Levhiosha Levhiosha
,👍🏻👍🏻
Eka Ambarwati
sanggat menarik
die
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!