Elang Dan Eliza

Pagi itu Eliza merasa jika tubuhnya sangat lemas seperti tidak bertenaga sama sekali. walaupun begitu ia tetap harus memaksakan diri karena ada pertemuan penting di kampusnya bersama para dosen lainnya.

Emma yang melihat Eliza dengan wajah pucat pun sedikit khawatir. ia mengambil parasetamol dan langsung di minum oleh Eliza. kini mereka pun berangkat ke kampus bersama seperti biasanya.

Sesampainya di kampus, Eliza benar-benar merasa jika kondisi tubuhnya tidak bisa di ajak kompromi. Walaupun ia sudah memakai lipstik tapi wajahnya tetap terlihat pucat.

"Ini pasti gara-gara semalem Lo kehujanan. Lo demam El. Harusnya Lo dengerin gue, istirahat di rumah dulu." kata Emma

"Gue nggak papa kok ini cuman panas biasa. lagian gue kan udah minum obat, nanti pasti sembuh. Udah Lo nggak perlu khawatir. Lo masuk duluan aja gue ada urusan bentar."

"Serius?"

Eliza hanya mengangguk saja dan berlalu pergi. ia sesekali memegangi kepalanya yang terasa agak pusing tapi sebisa mungkin ia menyikapinya biasa saja.

Saat ia masuk, sudah ada beberapa orang dan dosen duduk menunggu dirinya salah satunya ada Elang dan Ghava. Ia benar-benar merasa tidak enak dan canggung karena telat dalam pertemuan itu.

"Maaf pak saya tadi ada urusan bentar." ucap Eliza

Sepanjang pertemuan itu, Eliza benar-benar merasa tidak fokus dan lemas. Ia keluar dengan berjalan pelannya. Matanya mulai berkunang-kunang dan kepalanya pun terasa semakin pusing.

Di pertigaan koridor kampus, saat ia akan berbelok, tiba-tiba saja kakinya seperti sudah tidak kuat lagi menahan tubuhnya. Saat itu juga ada Elang dan teman-temannya yang tengah berjalan di sana dan membuat semuanya terkejut ketika secara tiba-tiba ada seorang gadis yang seperti menjatuhkan dirinya pada Elang sehingga membuat Elang terhuyung sementara tubuh gadis itu sudah bersandar padanya.

"Ehh apaan nih."

"Apaan Lo, bangun nggak. Nggak usah caper sama gue." kata Elang dengan menggoyang tubuh gadis itu.

Ghava yang merasa tidak asing pun menyibak rambut gadis itu yang menutupi wajahnya. Ia pun terkejut melihat siapa itu karena gadis situ adalah Eliza.

"El!!!" seru Ghava yang membuat Elang terkejut juga padahal tadinya ia hanya cuek bebek saja.

"Gue tau Lo cuma pura-pura buat bisa lebih Deket sama gue kan. Trik kaya gini nggak bakalan mempan sama gue. Bangun nggak Lo. Heh!! Woyyy, budeg Lo ya!" kata Elang dengan kesalnya.

"Dia pingsan Lang. mendingan bawa di ke UKS aja." kata Alan.

"Gue? ogah lah, ngapain. Biarin aja dia pingsan." kata Elang yang membuat Ghava langsung menarik Eliza dan membopongnya menuju ke UKS

"Lo mau kemana?" tanya Alan tak kala Laksa juga akan pergi tapi ke arah yang berbeda.

"Ya ngasih tahu princes gue lah." kata Laksa dengan berlari pelan

Setelah selesai di periksa, Eliza juga di beri obat penurun panas. Ghava menatap Eliza sebentar sebelum akhirnya keluar karena tiba-tiba saja ia merasa mulas. Alhasil Elang lah yang menggantikannya.

"Ngerepotin banget sih Lo." gerutu Elang sambil bersandar di tembok sembari sesekali menatap Eliza yang masih memejamkan matanya.

Suasana yang sunyi dan hanya ada mereka berdua pun membuat ingatan Elang langsung kemana-mana. Ia mengingat kejadian di belakang sekolah yang tidak di sengaja. Ia juga sangat mengumpati matanya sekarang karena selalu saja ingin menatap ke bibir ranum milik Eliza.

"Lo gila Lang!!!" ucapnya sembari menggelengkan kepalanya agar sadar

Glekk....

Ia memberanikan diri untuk mendekati Eliza. Ia duduk di sampingnya dengan mata yang terus menerus menatap setiap inci wajah gadis itu. Ada sesuatu yang pria itu sadari tapi ia masih menolak kenyataan jika sebenarnya Eliza gadis yang cantik jelita.

Saat ia menatap Eliza dengan dalamnya, tiba-tiba saja Eliza membuka matanya yang membuat Elang mematung tidak berkedip sama sekali. mereka beradu pandang cukup lama hingga akhirnya Elang menjerit kesakitan karena cubitan dari Eliza.

"Mau ngapain Lo hah!!! Mau ngapain? Lo mau nyari kesempatan dalam kesempitan ya!! Nggak puas Lo udah ngambil ciuman pertama gue hah!! Bener-bener Lo ya dasar mesum!!!!" seru Eliza dengan kesalnya sambil mendorong Elang.

"Diem!! Lo mau orang-orang tau kalau kita pernah ciuman hah ya walaupun nggak sengaja. Tapi itu bakal jadi rumor kalau Lo yang gatel ke gue." kata Elang yang membuat Eliza langsung menutup mulutnya.

Tentu saja itu terlambat karena Emma dan Laksa sudah mendengar percakapan mereka lebih dulu. Terkejut? tentu saja mereka hanya saling tatap saja seperti orang yang kebingungan.

"Ya tapi Lo udah ngambil ciuman gue. Itu buat suami gue nanti".

"Ya terus? gue harus nikahin Lo gitu?"

"Siapa? Gue nikah sama Lo?"

"El!!!!" seru Emma dengan membuka pintu yang membuat keduanya terkejut.

"Siapa yang mau nikah? Kalian berdua mau nikah?" tanya Laksa.

"Emang Lo nggak mau nikah? Lo mau jomblo seumur hidup Lo?" timpal Elang dengan berlalu keluar.

"Lang tungguin gue!!"

Melihat tatapan Emma yang tak biasa membuat Eliza mau tak mau menceritakan semua yang terjadi secara tidak sengaja dengan elang di belakang sekolah. tentu saja Emma sangat terkejut mendengarnya karena ia juga tidak menyangka jika mereka berdua terlibat skandal seperti itu.

setelah kondisi tubuhnya terasa menjadi lebih baik kini Eliza pun bergegas menuju kelasnya. Elang juga sudah sampai di kelasnya dan mereka hanya saling tatap menatap secara smrik dan seperti ingin bertengkar lagi seperti biasanya.

setelah kelas selesai kedua gadis itu pun bergegas pulang tapi di tengah perjalanan tepatnya di koridor kampus di pertigaan tadi saat Eliza pingsan mereka kembali bertemu dengan Elang dan teman-temannya.

"Akhhhhh"

"Jalan pake kaki!" kata Elang ketika lagi berhasil membuat Eliza tersungkur.

"Lo pikir gue jalan pake kepala? Lo sengaja kan!" kata Eliza dengan kesalnya.

"Mulai lagi...gimana keadaan Lo El? Udah baik-baik aja?" kata Ghava dengan menggelengkan kepalanya saja.

"Gue kan udah bilang kalau nih orang cuma pura-pura. Orang, kalau habis pingsan, pasti tubuhnya masih lemes. Lo denger kan teriaknya sampe ke ujung sana." ujar Elang

Karena terlanjur kesal dengan Elang, Eliza pun langsung memiliki Elang dengan kerasnya sehingga membuat pria itu berteriak kesakitan. tanpa meminta maaf Eliza juga langsung pergi begitu saja.

''Sebenarnya apa masalah kalian sih? capek gue ngeliatnya. Lang, Lo tinggal minta maaf doang waktu Lo bikin dia basah, udah itu aja semua selesai. Eliza baik orangnya. " kata Ghava.

"Baik apanya! Lo nggak liat nih barusan. Bukan gue yang salah. Salahin yang buat jalan kenapa ada lubang." kata Elang dengan pergi