NovelToon NovelToon
Hamil Diluar Nikah

Hamil Diluar Nikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Keluarga / Romansa
Popularitas:452.6k
Nilai: 4.7
Nama Author: Butterfly93_

Nadia Nata hamil diluar nikah tanpa sepengetahuan kekasihnya. Mereka sudah menjalin hubungan selama satu tahun. Karena janji manis dan rayuan sang kekasih, mereka melakukan hubungan yang tidak sepantasnya hingga Nadia mengandung.

Aditya Bima Mahendra, seorang CEO salah satu perusahaan terkenal milik keluarganya. Dia sudah satu tahun menjalin hubungan dengan sekretarisnya bernama Nadia Nata.

Tetapi saat mantan kekasihnya Nindi muncul kembali, satu tahun pengorbanan Nadia seolah-olah tidak berarti bagi Aditya. Dia lebih memilih Nindi dan berencana menikahinya tanpa tahu jika Nadia sedang mengandung anaknya.

Merasa dibuang dan tidak dihargai lagi. Lagi pula hubungan Aditya dan Nadia tidak mendapat restu dari orang tua Aditya karena alasan asal usul Nadia yang tidak jelas, membuat Nadia akhirnya memilih menyerah dan pergi.

Bagaiman kisah mereka selanjutnya? Ikuti ceritanya hanya eksklusif di NOVELTOON saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butterfly93_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8. Pria Paling Beruntung

Tempatnya sibuk melihat-lihat buku menu sambil memilih makanan dan minuman apa yang akan mereka. Sesekali Mark menoleh ke arah Nadia. Dia tersenyum melihat wajah cantik gadis itu. Maklum dia sudah setahun lebih tinggal di luar kota.

Selesai memesan Aditya melepas kancing jasnya. Dengan sigap Nadia membantu Aditya melepaskan jasnya tersebut dan meletakkannya di balik punggung kursi.

“Beruntung kali hidupmu sobat. Di kantor kamu dilayani sekretaris mu yang multi talenta. Dan di rumah kamu dilayani calon istri.

Deg…

Jantung Nadia terasa dihantam ribuan ton besi. Apakah mereka sudah tinggal bersama? Pertanyaan bodoh itu terlintas di benaknya Nadia. Sungguh miris nasibnya yang hanya sebatas kekasih rahasia Aditya tinggal bersama.

Maka tidak heran lagi dan sudah pasti dengan Nindi yang berstatus tunangan dan akan segera menikah mereka tinggal serumah.

Dalam diamnya dia berusaha keras untuk mempertahankan raut wajahnya seperti biasa. Dia selama ini ditipu habis-habisan oleh Aditya. Bagaimana bisa dirinya percaya pada laki-laki bajingan itu.

“Nadia, berapa usiamu?” Pertanyaan yang tiba-tiba dari Mark itu membuat Nadia kelabakan.

“Beberapa minggu lagi usianya dua puluh lima tahun” jawab Aditya.

Suara lelaki itu terdengar serak. Nadia menoleh ke arah Aditya. “Dia masih mengingat ulang tahunku?” batin Nadia dalam hati.

Nadia menggeleng kepalanya sama. Kedua tangannya saling meremas di bawah meja. Dia tidak boleh terpengaruh pada apapun yang berhubungan dengan Aditya lagi.

“Wow, masih muda. Aku sangat suka itu” jawab Mark tanpa basa-basi.

Sekarang giliran Aditya yang menoleh ke arah Nadia. Tatapan Laki-laki itu berubah tajam. Itu artinya dia sedang marah, Nadia atau persis itu.

“Mark menyukaimu Nadia. Dia tampan dan juga kaya raya” ujar Aditya yang semakin melukai hati Nadia. Apa maksud Aditya berkata seperti itu? Seolah-olah dirinya mencari kekayaan walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa harta memang menjadi salah satu pertimbangan setiap wanita dalam mencari pasangan hidup.

Tapi tidak serta-merta membuat para wanita melupakan hal-hal lain. Dan tidak semua juga wanita berpikir seperti yang dikatakan Aditya barusan.

“Ciiih… Kenapa kamu yang mengatakannya. Aku bisa melakukannya Aditya!” balas Mark tak terima dirinya didahului mengutarakan perasaannya.

Dia memang pencinta wanita cantik. Namun, tidak sembarangan wanita cantik bisa mendapatkan cintanya. Mark sedikit pemilih karena dia memang pantas untuk memilih.

“Aku hanya mempermudah mu saja, bro. Betul kan, Nadia?” tanya Aditya dengan nada sarkas.

Nadia menoleh ke arah Aditya. Tatapan laki-laki itu semakin tajam menegaskan bahwa dia benci mengatakannya.

“Benarkah yang dibilang Aditya tadi Nadia?” tanya Mark memastikan. Mark sedikit kaget saat mendengar wanita secantik Nadia masih single.

“Benar pak. Apa yang dikatakan Pak Aditya itu memang benar. Saya masih single” jawab Nadia sambil mengulas senyum manisnya. Dan senyum palsunya itu mampu menggaet hati seorang CEO muda bertalenta seperti Mark.

Mark tersenyum penuh arti. Dia menatap Nadia penuh minat. Rasanya dia benar-benar seperti mendapat lotre.

Pintu ruangan VVIP itu terbuka. Dua pelayan restoran itu datang kembali mendorong troli berisi makanan di atasnya. Nadia fokus dengan makannya dan mempertahankan duduknya. Dia berharap makan malam itu cepat selesai.

Lelah sekali rasanya berpura-pura bahagia di depan Aditya. Tidak setegar itu setelah dihantam berbagai informasi mengejutkan.

“Mari bersulang!”

Aditya mengangkat gelas wine nya. Kemudian diikuti oleh Mark dan Kevin. Nadia juga ikut mengangkat gelasnya yang berisi jus. Karena dia memang tidak pernah minum alkohol sebelumnya.

Mark terus-menerus menatap Nadia membuat wanita itu merasa tidak nyaman. Saat ada kesempatan Nadia meminta izin untuk ke toilet sebentar. Berada satu ruangan dengan Aditya dan Mark membuat dadanya terasa sesak.

Nadia masuk ke dalam toilet lalu dia duduk di atas kloset yang tertutup. Dia sejenak maupun matanya. Dadanya semakin terasa sesak. Entah berapa lama lagi dia sanggup menjalani ini semua.

Diusapnya perutnya yang masih datar. “Mami janji akan sabar demi kamu” ujar Nadia dengan suara lirih.

Setelah merasa tenang, Nadia keluar dari toilet dan memoles sedikit bedak untuk menutupi wajahnya yang terasa lesu. Dia pun bergegas keluar dari dalam toilet. Namun baru saja beberapa langkah seseorang menghalangi jalannya.

“Pak Mark” sapa Nadia dengan sopan.

“Mau pulang denganku?”

Nadia mengerutkan keningnya. Lepas dari Aditya, sekarang ada lagi pria lain yang membuat dirinya makin risih. Apakah dia harus mengiyakan perkataan lelaki itu untuk membuat Aditya kesal? Oh tidak, nah dia tidak sebodoh itu.

“Kamu jangan salah paham. Maksudku, aku akan mengantarmu pulang kalau kamu tidak keberatan” ujar Mark mengoreksi perkataannya.

Melihat reaksi Nadia, Mark merasa penggunaan kata-katanya salah. Dia terkesan mengajak wanita itu ikut pulang bersamanya ke sesuatu tempat.

Nadia tersenyum sopan. Dia tentunya tidak boleh mengecewakan rekan bisnis bosnya itu bukan?

“Terima kasih Pak. Tapi saya tidak enak merepotkan anda.”

“Tidak. Tentu saja tidak. Di mana kamu tinggal Nadia?” Tanya Mark langsung.

***

Pintu ruangan VVIP terbuka. Nadia dan masuk bersama mereka terlihat sudah akrab.

Hadiah kembali duduk. Dia sekilas melirik ke arah Mark sambil tersenyum. Aditya memperhatikan keduanya sejak tadi sambil meremas paha Nadia. Nadia sontak menoleh dan menepis tangan lelaki itu.

“Kenapa kamu tidak makan dessert nya?” tanya Aditya mengalihkan perhatian Nadia.

“Maaf, pak. Saya tidak suka.”

“Tidak suka? Bukannya dessert itu kesukaanmu? Aku khusus memesan itu untukmu.”

Apa saja yang Nadia suka, pasti Aditya tahu. Tapi sekarang sepertinya sudah berbeda.

Nadia menggelengkan kepalanya. “Dulu memang iya, saya suka. Tapi sekarang dessert itu adalah salah satu makanan yang paling aku benci!” jawab Nadia dengan suara pelan tapi masih bisa di dengar oleh Aditya.

Aditya dia mendengar ucapan lirih dari Nadia barusan. Sebegitu benci kah Nadia kepada Aditya hingga makanan yang dia pesan pun ikut dibenci?

“Besok aku akan datang ke perusahaan mu, Dit. Aku sudah meminta Nadia untuk menyiapkan draf kontrak kerjasama kita.”

Ucapan Mark berhasil menyadarkan Aditya dari lamunannya. Dia menoleh ke arah sahabatnya itu sambil tersenyum.

“Oh benarkah? Kita kan belum ada membahas masalah kontrak kerjasama.”

Aditya membenarkan posisi duduknya. Dia melonggarkan dasinya yang mulai terasa sesak di lehernya setelah mendengarkan ucapan Nadia barusan.

“Tidak perlu panjang lebar. Kamu adalah sahabatku dan aku sangat percaya samamu” ujar Mark sembari melempar senyuman kepada Nadia.

Aditya melihat melihat Nadia balas tersenyum manis melalu ekor matanya.

“Bagaimana dengan nominal nya?” ujar Aditya masih mencari topik pembicaraan agar Mark perhatian Mark tidak tertuju kepada Nadia.

“Aku juga sudah percayakan kepada Nadia” jawab Mark cepat.

Aditya menoleh melihat Nadia sedang menatap dessert di depannya dengan tatapan kosong. Aditya baru menyadari semua makanan yang dipesan Nadia tadi bukan makan kesukaannya yang biasa wanita itu makan.

“Terima kasih, Nadia” ucapnya.

Nadia mengangguk. “Sama-sama Pak Aditya.”

1
Ifan Richaniyah
semangat y thor nulisnya , q selalu tgu update an dari mu thor hehe
Annisa Rizki
cerita yang menghibur..
Rossmawar
lanjut
Cahaya
bukannya paragraf sebelumnya sudah mengeluarkan semua kartu Thor?
Cahaya
lah bukannya dia suruh bunuh anaknya yang belum lahir jika hamil.
bahkan sebelum tau hamil Thor?
Cahaya
bukannya mau empat tahun Thor?
Queeny Geulitz Syahputri
up
Lee Mba Young
kasian nadia, dulu di buang sekarang ngotot mau di pungut lagi tanpa mikirin perasaan nadia yg hamil dan berjuang sendiri. bgitulah laki laki gk mikir mau menang sendiri.
semoga nadia dpt jodoh yg baik gk kayak aditya itu. buang dan pungut orang seenaknya.
Rizal Zal
Kecewa
Rizal Zal
Buruk
Jannah Mumtaz
Luar biasa
Rossmawar
lanjut dong
Noona Han
Peran bapaknya aditya gak ada apa, sampai istrinya keg lepas kendali gak ada yg mantau, udah kya binatang liar yg dilepas dari kandang, gak sadar²😂🙏
Hesti Bonitinho
alur ceritanya sama bngt SMA novel sebelah..
Ifan Richaniyah
q kok sedih y liat aditya , emak ny aditya egois bgt , pen tak hiiiiiiihhhh
RATNA
maaf Thor masih menyimak alur cerita nya,🙏🙏🙏
RATNA
Lumayan
RATNA
Kecewa
Rohmi Yatun
iihh dikit amat.. double up dong Thor 🙏👍
Endah Nigel Moms Nigel
kenapa di waktu seru" nya malah kepotong muluu thour🥺🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!