"Kau tidak bisa pergi dariku, mana mungkin aku melepasmu setelah aku bisa merasakan hasratku bangkit, kau tidak bisa hanya datang karena ingin merasakan kepuasan! Selena Agatha." Lirih Bentley Leister.
Selena Bianca Agatha seorang mahasiswi cantik berumur (22 tahun) ia terkejut tat kala orang yang begitu ia kenal dan sudah beristri menanyakan hal dewasa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya baik dia maupun pria tersebut.
Di samping itu keanehan terjadi pada pria tampan berkuasa yaitu Bentley Max Leister (32 tahun) dimana hasrat bercintanya malah membara ketika bertemu dengan adik dari sahabatnya sendiri yang seharusnya ia rasakan bersama sang istri.
.
.
Lantas bagaimana hubungan Bentley dan Selena ke depannya? dan apakah Ben mampu menahan gejolak pada dirinya yang ia anggap bermasalah?
SIMAK KISAH LENGKAPNYA>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15
"Ma aku mau mama mempercayakan ini kepadaku, aku tidak pernah memutuskan sesuatu hanya menguntungkan ku saja." Ujar Ben yang tak mau ibunya ikut campur apalagi sampai membela Tyla yang jelas-jelas dia selingkuh.
"Masalah lain mama percaya tapi perihal rumah tangga mama mau kamu mendengarkan Ben! kenapa mama begini? karena mama tahu kamu dulu juga kurang setuju walaupun mengiyakan tidak pernah serius." Timpal Monica.
Jika sudah seperti ini Ben benar-benar tak bisa mengelak, dia bisa saja melakukan itu tapi ia sangat benci jika harus membuat hati mamanya sakit.
"Aku selalu mengiyakan apa kata mama tapi untuk masalah Tyla itu tidak lagi, aku tak sudi mempunyai seorang istri yang tubuhnya digagahi pria lain." Tegas Bentley.
Monica terdiam untuk itu juga ia tak bisa membenarkan, Monica hanya ingin Ben bisa mempertahankan rumah tangganya jika memang masih bisa dipertahankan.
"Duduk." Pinta Monica.
Ben duduk di samping mamanya.
"Selama ini apa Tyla berhasil mengisi hatimu?."
Pria tampan itu tak langsung menjawab. "Awal pernikahan aku membuka hati untuknya, tapi ada hal lain yang tak bisa dipaksakan sehingga perasaan itu sama sekali tidak tumbuh sedikitpun."
Monica terkejut tak menyangka jika demikian, ternyata putranya menutupi selama ini.
"Apa yang kurang dari Tyla?."
"Tidak ada, selain dia berulah menjijikkan selingkuh dariku!." Tegas Ben.
Monica memijit pusing keningnya. "Apa ada wanita lain Ben yang kamu sembunyikan? yang mungkin membuatmu jatuh cinta? mama takut kamu gay."
Nyelekit sekali pikir Ben saat mamanya mengira ia gay, orang lain seperti Joshua bilang seperti itu tak masalah tapi mamanya? ah seperti tidak ada harga diri dia ini.
"Aku normal ma aku tegaskan aku normal!."
Wanita paruh baya itu menghela nafas lega. "Ah syukurlah."
Apa mungkin Ben harus membawa Selena ke hadapan mamanya, memperlihatkan kemampuan wanita itu yang dapat membangunkan burungnya tanpa melakukan apapun.
Ben menggelengkan kepala menghilangkan pikiran kotornya itu, yang benar saja bahkan mamanya sendiri belum tahu jika dirinya impoten.
Ibu dan anak itu terus berbincang mencari solusi terbaik.
"Kirim bukti-buktinya, setelah ini mama mau kita menyelesaikan secara kekeluargaan!."
"Baiklah." Patuh saja Bentley.
Monica menghela nafas berat anaknya ini sepertinya punya penyakit susah jatuh cinta, atau mungkin belum ketemu orangnya saja. "Mungkin jika kamu jadinya menikah dengan putri Bella, akhirnya juga pasti bakal cerai."
Ben mengerutkan kening. "Putri Bella?."
"Iya sahabat mama itu yang dulu putrinya menolak dinikahkan dengan kamu, adik Ricky Ben, Selena Bianca namanya." Jawab Monica.
Ben menggaruk kepala tak gatal, ia semakin dendam pada Selena karena dulu telah menolaknya.
Jika dulu tahu Selena mampu membuat miliknya bereaksi mungkin Ben waktu itu akan menculiknya ngajak nikah paksa tak peduli dia merengek seperti anak kecil, intinya bakal di hak patenkan. "Awas saja bocil!."
"Siapa yang bocil???." Heran Monica.
"Encok."
"Ha??." Monica semakin kebingungan.
"A-ah itu Antony ma." Bohong Ben pura-pura melihat anak bibi pelayan yang masih kecil.
"Oh kirain, ya sudah mama pulang dulu."
"Iya."
Ben seperti biasa mengecup pipi sang mama setiap mau pamitan. Setelah menatap mobil Monica hilang dari pandangan, Ben masuk kembali ke dalam rumah.
.
Keesokan paginya
Kediaman Selena..
Di meja makan hendak sarapan.
"Pagi sayang." Sapa mama Bella.
"Pagi ma pa."
"Pagi juga." Balas Martin.
Jika diperhatikan tampak kedua orang tuanya itu sudah rapi. "Mau kemana? ini weekend."
"Oh iya mama belum kasih tahu kamu Sel, mama sama papa mau ke rumah sakit jenguk kak Indah katanya dapat kabar bahagia dia mau melahirkan sekarang." Excited Bella menyambut kelahiran cucu pertamanya.
Selena terkejut ia terharu sebentar lagi keponakannya launching. "Aku juga mau ikut ma."
"Tentu sayang tapi kamu selesaikan urusan kamu dulu."
Selena mengerutkan kening karena hari ini dia tidak ada janji atau kegiatan lain, pemindahan bisnisnya juga masih dalam proses. "Aku tidak ada kegiatan."
"Kakak mu kan berhalangan hadir menemani persalinan kak Indah, jadi kamu urus dulu proyek yang dirancangnya sementara waktu." Jelas Martin.
Selena teringat, dia tak tahu karena mungkin belum buka handphone. "Ah iya percayakan saja sama aku."
"Jangan lama-lama sarapannya sudah ditungguin." Timpal mama Bella.
Selena mengerutkan kening.
Martin menunjuk ke arah ruang tamu, Selena mengikuti pandangan papanya. "Ricky kan bekerja sama dengan dia Sel."
Deg!
Selena tak berkedip saat melihat Bentley ada di sana, menatap ke arahnya dengan kedipan penuh maksud.
"Mau lari kemana anak kecil om di sini..." Lirih Ben pelan yang hanya bisa didengar oleh Selena.
Selena bergidik ngeri ditambah ketika melihat Ben, gambaran sesuatu yang keras dan menonjol itu terasa nyata.
"T-tapi pah...."
.
TBC
Sebelum lanjut ingat! tinggalkan jejaknya ya😉🤗
kekurangannya menurutku pemilihan kata2 yg kurang sesuai dengan makna kata itu sendiri. bahasanya juga....😶🌫️
love sekebon deh