NovelToon NovelToon
Saudara Tiri

Saudara Tiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Keluarga / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Menjadi Pengusaha
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: ATAKOTA_

menceritakan seorang anak bernama Alfin dirinya selalu di benci bahkan menjadi bahan olok-olokan keluarganya karena dirinya tidak terlalu pintar akhirnya dirinya berjuang mengungkapkan potensinya hingga dirinya menjadi seorang pengusaha kaya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ATAKOTA_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

aku akan berusaha

"Masya Allah nak, kamu memang anak yang sangat berbakti kepada orang tua kamu," ucap pria tua itu dengan senyuman diwajahnya dirinya merasa sangat takjub dengan ketabahan hati remaja ini.

"Ya begitulah pak, namanya juga orang tua pak

pasti mengharapkan anak-anaknya pintar belajar, demi mendapatkan juara. cuma saya sampai sekarang masih belum bisa memenuhi harapan mereka." ucap Alfin seraya menundukkan kepalanya.

"Kalau nak Alfin niatnya benar-benar untuk belajar mulai besok kamu boleh bekerja paruh waktu di sini, dengan syarat kamu disini benar-benar untuk belajar," ucap pak Anton memberikan tawaran kepada Alfin.

"Yang bener pak, saya boleh belajar disini?," tanya Alfin dengan bersemangat.

"Ya benar, karena bapak juga belum ada karyawan baru maka kamu boleh bekerja paruh waktu disini sekaligus untuk belajar,"

"Alhamdulillah, terimakasih banyak pak. saya akan berusaha belajar dengan giat disini pak," ucap Alfin dengan sangat bersemangat.

...****************...

Hari itu sebelumnya diguyur hujan deras sedikit demi sedikit mulai mereda terlihat dari waktu yang sudah menunjukkan pukul 4 sore terdengar dari suara adzan yang mulai berkumandang dipenjuru tempat.

"Sepertinya sudah waktu ashar, bapak mau solat dulu ke masjid, nak Alfin kamu juga bisa ikut pergi bersama kami," tanya pak Anton kepada Alfin.

"Eeeh! terimakasih pak, Saya sholatnya di rumah saja, soalnya orang tua saya akan pulang nanti. kunci rumah saya yang pegang pak, " Balas Alfin dengan ragu-ragu menolak tawaran itu.

"Gitu ya nak Alfin, jangan sampai lupa sholat ya karena dengan bimbingan yang maha kuasa kamu pasti bisa mewujudkan segala impian yang kamu inginkan dan melalui sholat juga maka setiap usaha yang kamu lakukan akan mendapatkan kemudahan ," ucap pak Anton seraya mengingatkan Alfin akan pentingnya ibadah.

"Terimakasih banyak untuk tawarannya pak, dan terimakasih banyak untuk bapak dan keluarga bapak karena sudah berbaik hati membantu saya,"

"Ya tuh nak Alfin, mungkin saja ini udah rencana tuhan," ucap istri pak Anton dengan senyuman teduh diwajahnya.

"Kalau begitu Saya pamit dulu pak, buk. dan kakak yang tadi juga terimakasih banyak," ucap Alfin yang bersalaman dengan mereka berdua seraya pulang kerumahnya.

Rin yang pada saat itu mendengarkan perbincangan mereka terlihat menyangga punggungnya di dinding kamar. sembari memeluk sebuah Alquran demi menghilangkan kegaduhan di dalam hatinya. ia sedikit menguping setiap pembicara pria itu dengan orang tuanya. karena untuk pertama kalinya ada remaja seumurannya di rumah ini, yang mana sebelumnya Abi tidak pernah sekalipun mengizinkan lawan jenis untuk mampir ke rumahnya.

"Siapa sih pemuda itu?," gumam Rin di dalam hatinya yang gaduh.

Alfin yang pada saat itu hendak pulang kerumahnya. merasa sangat terkejut karena dari kejauhan orang tuanya tampak sudah pulang dari liburannya.

"Astaghfirullah, ternyata ibu dan ayah pulangnya cepat gimana nih, mana kunci rumah sama aku lagi," gumam Alfin lirih.

Alfin berlari sekuat tenaga pulang ke rumahnya. terlihat dari kejauhan orang tuanya bertengkar satu sama lain di depan pintu gerbang membuat hatinya semakin gaduh membayangkan masalah apa yang akan ia dapatkan.

"Tuh, anak kesayangan kamu sudah pulang yah," ucap ibu dengan raut wajahnya yang tampak sangat kesal.

"Maafkan Fin ibu, ayah," ucap Alfin yang terlihat tersengal-segal setelah berlari sekuat tenaga.

"Datang juga kamu! ya, kamu ini ngak pernah denger omongan orang tua. cepat buka pintunya," gertak ayah seraya melihat kiri dan kanan.

Dengan nafasnya yang tersengal-sengal Alfin dengan gemetaran menggocek sakunya untuk mengambil kunci gerbang rumahnya. akan tetapi kunci tersebut tidak ada di sakunya Wajahnya tampak sangat panik. keringat terlihat bercucuran di keningnya berusaha keras mengingat-ingat kembali dimana ia menaruhnya?

"Oh itu ya itu!...hmm.. oh itu? di samping pagar," ucap Alfin yang teringat kembali dimana ia menaruhnya.

Dengan sigap ia mengambil kunci tersebut seraya membuka pintu gerbang dan rumahnya terlihat Disana wajah keluarganya tampak sangat kesal satu sama lain kecuali Kak Doni yang terlihat sangat pucat membuatnya sangat keheranan dengan kondisi kakaknya.

"Fin sini kamu!," gertak ayah di garasi mobil.

Dengan ragu-ragu Alfin melangkah pelan mendekati ayahnya dengan berkata, "iya kenapa ayah." Balas Alfin.

Plak!... Plak!...

Bunyi tamparan keras yang dilayangkan bertubi-tubi oleh ayahnya diarea wajah Alfin seketika membuatnya jatuh terkapar.

"Agh.... Sakit yah, Alfin ngak ada bikin salah yah," rintihan Alfin seraya menahan perihnya rasa sakit di pipinya.

"Kamu itu biang masalahnya! jangan berani-beraninya melawan," gertak ayah kepada Alfin sebagai pelampiasan amarahnya karena istrinya selalu saja memarahinya di dalam mobil. menyalahkan dirinya, atas putra sulungnya Doni yang terkena demam.

"Ya Allah kenapa hal seperti ini selalu hamba dapatkan dari kedua orang tuanya hamba, apa sebenarnya salah hamba ini ya Rabb," rintihan Alfin bergumam di dalam hati yang diiringi dengan deraiaan air matan yang tampak bercucuran membasahi wajahnya.

...****************...

Hari yang sore itu beranjak malam terdengar dari gemercik air hujan yang mulai membasahi seluruh tempat. yang diiringi dengan dentuman petir yang menggelar sejadi-jadinya memancarkan cahaya putih tak beraturan terukir indah di langit-langit malam.

Alfin yang baru menyelesaikan solat isya dengan lampu kamarnya yang tampak padam. hanya bisa mengandalkan cahaya senter usang yang ada di kamarnya. di dalam kepalanya kembali memikirkan kondisi kakaknya yang sepertinya dalam keadaan sakit. terlihat dirinya sangat menghawatirkan kondisi kakaknya yang tampak di malam sebelumnya juga terlihat sangat sangat pucat.

"Apa aku harus mengecek kondisi kakak di dalam kamarnya ya?" gumam Alfin di dalam hatinya yang diiringi dengan bunyi dentuman petir yang terdengar menggelegar menjadi-jadi.

Dengan kesungguhan hati, Alfin tampak sangat yakin untuk memastikan kondisi kakak di dalam kamarnya. Ketika hendak keluar dari pintu kamarnya tampak sangat kakak beriringan datang membawa buku pembelajaran berdiri di depan pintu kamar Alfin. yang bersamaan, hendak membuka pintu tersebut. sontak membuat Alfin sangat terkejut saat melihat raut wajah pucat kakaknya yang seketika membuatnya terjatuh kebelakang.

Gedebuk!.....

Jatuh Alfin dengan sangat keras sontak membuat sang kakak menjadi sangat terkejut

"Eh.. kenapa kamu Fin?" Tanya Doni kepada Alfin yang seketika membuat semua bukunya terlepas dari tangannya.

"Aduh hahaha Ngak papa sih kak, kirain tadi hantu yang nongol! Eh ternyata kakak hantunya," tawa Alfin yang merasa lucu dengan situasi tersebut sembari menertawakan kakaknya.

"Dasar kamu ini Fin, suka jahil juga ya," balas Doni seraya mengumpulkan kembali bukunya yang berserakan.

Dengan spontan Alfin langsung mengecek kening kakaknya dengan tangannya, "Alhamdulillah ternyata panas kakak udah mendingan,"

"Ya Alhamdulillah, ini semua karena doa kamu juga Fin," balas Doni dengan senyuman diwajahnya sembari melihat kiri dan kanan yang tampak sangat gelap gulita.

"Kenapa kak?" Tanya Alfin.

"Kamar kamu gelap Fin, Bola lampunya rusak ya?" Tanya Doni.

"Ya begitulah kak mungkin karena udah lama juga dipakai,"

"Hmm... Gimana kita belajarnya kalau gelap begini ya?" tanya Doni.

"Ngak usah kak! Kasian kakak ngajarin Alfin belajar malam hari, dari kemaren saja kakak berusaha keras ngajarin Alfin sampai-sampai kakak jadi sakit-sakitan gini karena Alfin," Balas Alfin dengan menundukkan kepalanya merasa bersalah.

"Loh mana ada karena kamu, kakak kemaren itu sakit karena kebetulan saja lagi kena flu," dusta Doni seraya menenangkan Alfin dengan senyuman tersungging indah diwajahnya.

"Tapi kak?"

"Sudah kita mulai belajar saja ya, nanti keburu tengah malam. oh iya itu? di tumpukan barang-barang itu ada kontak kakak dulu tuh di dalamnya ada lilin coba arahkan senternya ke situ Fin," saran Doni kepada Alfin.

Terlihat Alfin mengarahkan cahaya senternya Disana sekaligus hendak mengecek isi dalam kotak tersebut. ketika membukanya tampak beberapa lilin dan beberapa tumpukan album foto-foto lama saat mereka kecil.

"Ini lilinnya ada kak, dan juga disini ada foto lama keluarga kita dulu kak," senyum Alfin kepada kakaknya.

"Yang bener Fin, sini kasih kakak lihat juga, wah iya banyak ya. Senyum Doni yang merasa sangat senang mengingat masa-masa mereka bersama waktu kecil.

"Loh ini foto siapa ya kak? Perempuan di samping ayah ini," tanya Alfin dengan sangat polosnya.

Kak Doni yang merasa ada keganjilan dengan salah satu foto tersebut dengan sigap ia langsung mengambilnya.

"Loh kenapa di ambil kak?" Tanya Alfin merasa keheranan dengan sikap aneh kakaknya yang tiba-tiba tampak seperti sedang panik.

"Ngak ada apa-apa Fin! kakak sengaja ambil foto ini biar kamu serius belajarnya," ucap Doni yang berusaha mengelabui Alfin meskipun didalam hatinya merasa sangat kawatir dengan kenyataan foto tersebut,"

Di dalam hati kecil Doni berkata, "Pokoknya Alfin nggak boleh tahu dengan kenyataan gambar ini." karena ini akan mempengaruhi keharmonisan keluarga kita.

Malam itu Doni terlihat mengajari Alfin dengan sangat sabar, pelan-pelan tapi pasti yang membuat Alfin merasa sangat terkejut dengan keefektifan metode pengajaran kakaknya.

"Wah seperti ini ya kak,"

"Ya kalau bikinnya sesuai dengan rumusnya pasti bisa kok, asalkan kamu bisa dasar-dasar perhitungan ini. Ingat Fin namanya kalibata ku kali, bagi, tambah, kurang hafal itu baik-baik ya Fin," ucap Doni tersenyum bahagia mengajari adiknya belajar.

"Siap Kak Alfin janji setiap mau tidur nanti bakalan hafalin kalibata ku ini kak," ucap Alfin dengan sangat bersemangat.

Terlihat mereka belajar dengan giat disamping cahaya remang-remang lilin yang menerangi wajah mereka berdua. tampak kebahagiaan yang terpancar dari raut wajahnya meskipun itu hanya mengandalkan cahaya remang-remang lilin sebagai penerangan. momen inilah yang sangat berarti bagi Alfin karena saat inilah ia merasakan bagaimana indahnya kehangatan keluarga yang sebenarnya meskipun diluar cuaca tidak terlalu bersahabat ada 2 insan yang sedang berbagai kebahagiaan.

"Gitu dong Fin, kalau kamu semangat kakak juga semakin semangat ngajarin kamu,"

huk... uhuk!..uhuk!

Batuk Doni yang berusaha menutupi mulutnya dengan saputangannya.

"Loh kan kakak masih sakit! Jangan dipaksain ngajarin Alfin kak," ucap Alfin yang sangat menghawatirkan kondisi kakaknya.

"Eeeh Alfin ngak boleh gitu dong nanti kakak benar-benar sakit gimana?"

"Tapi kak!"

"hahaha.. Kak cuma becanda saja, kamu bisa-bisanya kena prank kakak ya, hayoo panik ya hahaha.." balas Doni dengan tertawa kegirangan akan tetapi kenyataannya ia berusaha keras menyembunyikan penyakit yang ia derita, terlihat dari sapu tanganya yang sudah berlumuran berdarah. yang di sembunyikan dengan baik melalui genggaman tangan kiri di belakang punggungnya.

1
Protocetus
Mampir ya ke novelku Bola Kok dalam Saku
ATAKOTA_: ok kak😊
total 1 replies
Ita Xiaomi
Ceritanya bagus, ngeri jg. Bs jd pembelajaran utk kita klo di luaran sana ada org2x kejam dan keji yg begitu tega terhadap anak2x. Anak2x butuh perlindungan dr org2x dewasa. Kita hrs selalu berdoa dan memohon perlindungan ALLAH.
Ita Xiaomi: Sama2x kk.
ATAKOTA_: terimakasih untuk dukungannya ya 😊
total 2 replies
Ita Xiaomi
Cepat bantu anak-anak tersebut jgn sampai jatuh korban. Gunakan semua peralatan lengkap dan canggih utk penyelamatan. Jgn sampai terlambat. Kasihan anak2x. Keji sekali mereka. Baru ini aku baca org yg begitu keji dan kejam terhadap anak2x. Ngeri.
Aulia Rahmatul Hasanah
Ya Allah lindungi alfin dan doni🥺🥺
Ita Xiaomi
Pak polisi penjahatnya malah lepas. Ndak punya helikopter ya pak utk ngejar? Aku jd mengharap ada hero lain yg bs nangkap tuh Rian. Kasihan anak2x yg jd korban.
Ita Xiaomi
Ndak kuat bacanya. Moga Doni dan Alfin selamat. Kasihan mereka dah banyak menderita. Segera lah mereka berdua bahagia.
piyo lika pelicia
wah cerita yang bagus
NoComent🇮🇩🇮🇩
/Facepalm/salah ternyata Kat Ibu.. ralat , komenku yg di atas. kalau nama boleh pake kapital
NoComent🇮🇩🇮🇩
setelah tanda koma harusnya huruf kecil tapi kalo pake titik pake kapital.
ATAKOTA_: terimakasih banyak atas sarannya 🙏 maklum pemula 😊
total 1 replies
Ita Xiaomi
Sedihnya. Moga hingga dewasa mereka berdua tetap bersama. Mereka sukses, sehat dan bahagia.
Ita Xiaomi
Jahat sekali.
Alhamdulillah di tempat tinggal ku org2x nya ndak spt ini.
Ita Xiaomi
Ditunggu kelanjutannya kk. Semangat berkarya. Berkah&Sukses selalu.
Ita Xiaomi: Sama kk.
Insyaa ALLAH.
ATAKOTA_: terimakasih banyak mohon terus dukungannya ya😊
total 2 replies
Ita Xiaomi
Sedihnya. Aku klo dah baca tentang anak2x yg teraniaya ndak kuat rasanya😭😭😭
Ita Xiaomi
Lah si emak sibuk mengutuk. Gmn hidup anak jd berkah klo disumpahi melulu.
Ryohei Sasagawa
Gak kuat nahan tawa
ATAKOTA_: terimakasih atas dukungannya 😊
total 1 replies
Kaede Fuyou
Pulang kerja langsung baca cerita, seru banget!
ATAKOTA_: terimakasih atas dukungannya 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!