BENIH TARUHAN

Nico meraih tangan Leka dan menggenggam nya dengan erat.

"Leka,mari kita hidup bahagia selamanya dengan anak-anak kita." ucap Nico menatap lekat wajah cantik Leka yang terlihat teduh.

"Bagaimana dengan orang tua kamu,apa mereka akan menerima aku dengan si kembar?" tanya Leka dengan ragu.

"Masalah orang tua ku,itu urusan nanti.Biar aku yang akan mengatakan kebenaran soal kita.Apalagi kehadiran si kembar pastinya akan buat mereka senang." ucap Nico meyakinkan pujaan hatinya.

"Kalau mereka tidak bisa menerima aku sama anak-anak gimana?" tanya Leka

"Aku akan berjuang untuk mendapatkan restu dari mereka." terang Nico dan mengecup tangan Leka dan mengedipkan sebelah matanya menyematkan senyuman mautnya.

Perlakuan Nico yang terlihat manis itu membuat Leka tersipu malu.

"Apaan sih kamu Nic,"ucap Leka dengan nada manja.

"Kenapa, kamu malu..hemmm?"ucap Nico dengan mencolek dagu Leka.

"Nico !!" seru Leka kesal.

Nico terkekeh geli melihat respon Leka yang masih terlihat malu-malu dengan apa yang Nico lakukan.Nico mengingat dimana dirinya dulu membuat Leka yang polos dan baik jatuh dalam rayuan mautnya.Walaupun memang Nico di kenal dengan sebutan si muka datar tapi, untuk membuat Leka jatuh dalam perangkap cintanya itu sungguh membuat Nico harus mengeluarkan jurus buayanya yang tak pernah dia tunjukkan pada wanita manapun sebelum dan sesudah berhubungan dengan Leka.

"Jadi, kita menikah.Kamu mau kapan aku menikahimu,kalau aku ingin kita nikah secepatnya." ucap Nico

"Nic,bisa nggak..kita nikahnya kalau sudah dapat restu dari orang tua kamu dan juga aku juga ingin meminta ijin sama papa ku." ucap Leka menatap Nico intens.

"Baiklah,kita berjuang sama-sama untuk mendapatkan restu dari mereka."ucap Nico seraya menyelipkan helaian rambut yang menutupi sebagian wajahnya Leka.

Leka mengangguk setuju dengan ucapan Nico.Walaupun sampai saat ini dia masih menutup komunikasi dengan sang papa.

"Sekali lagi terimakasih dan aku minta maaf dengan apa yang aku lakukan enam tahun lalu,aku akan buktikan sama kamu kalau aku nggak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk bersamamu dan anak-anak kita."ucap Nico dengan menangkupkan kedua tangannya di pipi Leka dan mengusap lembut pipi Leka membuat Leka terpaku menatap wajah Nico yang masih seperti dulu.Tampan,menawan,juga dapat di pastikan ketampanannya bertambah karena semakin dewasa.

Tatapan mata mereka saling beradu dengan pandangan yang berbeda.Sedetik kemudian bibir mereka pun sudah menempel.

Nico pun memberanikan diri untuk menyes*p nya dan meluma* nya lembut. Leka terpaku membeku saat merasakan rasa yang dulu pernah dia rasakan.Tubuhnya serasa lemas tak bertulang luma*an Nico membuat Leka semakin terbuai.Tangannya meremas kemeja yang di pakai Nico.Serasa mereka menyalurkan kerinduan yang mendalam dan begitu manis saling menyalurkan kasih tanpa paksaan.

Leka pun membalas apa yang di lakukan Nico membuat decakan pertarungan lid*h pun membuat mobil yang semula dingin karena AC berubah memanas.Pertukaran silva mereka pun semakin menggila.

Tanpa sadar Leka sudah bersandar di jok mobil dengan wajah memanas terbakar gelora na*su.Bibir Nico pun sudah beralih di lebar jenjang Leka menyusuri nya memeberikan beberapa tanda cinta disana.Sementara tangannya menangkup sempurna di kedua bukit yang kini puncaknya menjulang karena sudah mulai terang*ang oleh perbuatan Nico.

"Aaghhhh.." des*han Leka pun akhirnya keluar tak terelakkan.

"Sss_st_stop Nic..ah..hhh.." Leka mencekal tangan Nico dan mendorong dada Nico dengan sekuat tenaga.

Nico pun yang sempat hilang kendali dia langsung tersadar dengan apa yang dia lakukan pada Leka.

"Le...ma_maaf,aku...aku...

"Kita pulang sekarang.." potong Leka dengan menutup kembali kancing bajunya yang sempat terlepas.

Nico pun tak membalas ucapan Leka dia malah melihat sekeliling taman dan beruntung tempat itu sepi dan berdoa semoga tak ada yang melihat perbuatan yang dilakukan dengan tidak s3non0h itu.

Nico meruntuki kebodohannya karena dia tidak bisa menahan diri untuk tidak melakukan tindakan itu pada Leka.

Entah mengapa tiba-tiba dia terasa ingin merasakan manis yang pernah dia rasakan enam tahun lalu.Apalagi mengingat malam panas yang mereka lalui membuat kepala jagonya berdiri layaknya tombak menjulang tinggi panjang dan begitu perkasa dengan ukuran jumbonya.

Dia mengingat saat pertama kali dia meneteskan bibit kecebong di dalam rahim Leka dia dengan sadar melakukan nya lagi dan lagi tanpa pengaruh obat perangs*ng itu lagi.

Ingat jika malam itu dia yang melakukan nya dengan begitu panas dan juga teringat jika tubuh kekasihnya itu sudah tidak berdaya karena perlakuannya yang begitu brutal dan melakukan nya serasa candu.Dia sangat memuja Leka malam itu,bahkan tubuh Leka sudah jadi candu untuknya.

Namun, begitu bod*hanya dia lepas tangan dengan segala resiko yang dia perbuat malam itu. Menganggap sudah tidak pantas untuknya bahkan dia lah yang sudah merusak masa depan Leka dari awal. Dia merenggut kesucian seorang Leka Ayu Nugraha gadis cantik nan polos dan baik.

Nico meraih tangan Leka yang Leka letakkan di pangkuannya dan menciumnya dengan lembut berkali-kali.

"Sorry ..." ucap Nico menoleh ke arah Leka sejenak.

"Hemmm..nggak usah bahas lagi." ucap Leka dengan nada datar.

Tak lama mobil Nico berhenti di depan rumah Leka dan mereka pun turun dari mobil tersebut.Leka sudah melangkah lebih dulu dan Nico mengekornya.Di ruang tamu ada Elang dan Aura yang sedang duduk manis di depan TV.

Melihat bunda nya masuk mereka pun berhenti dan di susul daddynya di belakang sang bunda membuat kedua bocah itu tersenyum lebar.

"Daddy !!" seru kedua nya beranjak dari duduknya dan melangkah kearah Nico.Melihat si kembar tertuju pada Nico akhirnya Leka tanpa kata apapun masuk kamarnya memberikan ruang bagi kedua anaknya untuk bersama Daddy mereka.

"Heeii..boy, sweety..kalian sedang apa?" tanya Nico dengan wajah berseri.

"Nonton TV lah dad,mau ngapain lagi." ucap Elang dengan wajah datarnya.

Mendengar jawaban Elang tentu saja membuat Nico tersenyum.Karena melihat wajah Elang yang datar teringat pada dirinya sendiri.

Nico senang karena dia di berikan kesempatan untuk bertemu lagi dengan Leka dan juga sangat bersyukur karena Leka mau memberikan dia kesempatan untuk membuktikan bahwa dia dengan sungguh-sungguh ingin bertanggung jawab atas kedua anaknya.

Nico asyik bermain dengan kedua anaknya.Hari ini dia menikmati perannya sebagai seorang ayah.Apalagi Aura yang suka sekali menyiksa Nico dengan menjadikan Nico kuda.Lalu Aura pun mendandani Nico dengan berbagai aksesoris di kepala Nico layaknya boneka kesukaan sang putri

Bersambung