🏆Juara 1 You Are A Writer 2024 Genre Pria🏆
Xiao Chen, seorang pendekar muda yang sejak kecil dihina karena lahir dari seorang ibu yang menikah secara tertutup dengan anggota Klan yang berseberangan.
Sebagai seorang anak laki-laki ia diperlakukan seperti anak perempuan di rumah keluarga besarnya di Klan Xiao. Ia mengikuti marga ibunya dan menjadi anak yang menyendiri sejak kecil.
Hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan, ruang penyimpanan rahasia keluarga Xiao terbuka saat ia sedang bertugas membersihkannya. Sebuah kekuatan ajaib memasuki tubuhnya, kekuatan gelap yang haus akan darah dan juga pertempuran.
Keadaan ini mengubah kepribadian Xiao Chen, membawanya ke petualangan bertemu dengan ayah kandungnya. Di saat itulah keajaiban lain terjadi, energi hitam di tubuh Xiao Chen menghilang dan menjadikan ia memiliki kesadaran untuk bertanggungjawab atas perbuatan masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menantikan Pertarungan Utama
Ada sekitar lima ratus orang ahli beladiri, mereka adalah kekuatan utama yang telah dipersiapkan oleh Kai Chenlong sebelumnya. Kai Chenlong telah menetapkan bahwa wilayah Klan Xiao akan ia jadikan markas utama untuk menghimpun kekuatan, kebangkitannya kali ini harus berhasil dan ia tidak mau mengulangi kegagalan di masa lalu.
Dalam aksi kali ini setiap keluarga besar mengirim dua ratus orang petarung terbaiknya, entah itu yang merupakan anggota keluarga murni maupun petarung yang bekerja di keluarga masing-masing. Dengan jumlah mereka yang seribu orang lebih, tewas hanya dalam beberapa gerakan dari pemuda yang terlihat asing tersebut.
"Katakan siapa namamu anak muda?" tanya salah seorang pendekar dari keluarga Yun.
"Chen.." jawab Xiao Chen dengan singkat, ia tidak mau menggunakan marga Xiao sebagai keluarganya.
"Kau adalah orang terakhir dari Klan Xiao yang harus kami musnahkan" ucap pendekar Klan Yun.
"Jangan bawa nama keluarga itu, jika kalian ingin mati cepatlah" ucap Xiao Chen dengan dingin.
"Sekarang aku ingin kamu mati" ucap salah seorang dari mereka.
Tetua dari Klan Song begitu bersemangat, sebelumnya ia begitu santai dan menikmati pembantaian keluarga Xiao. Namun setelah menyaksikan adegan berdarah yang dilakukan oleh Xiao Chen jelas ia terkejut, apalagi ia juga baru saja mengetahui jika Zheng Haikuan telah tewas di tangan pemuda tersebut.
"Bunuh dia!" seru yang lainnya.
Detik berikutnya aura penuh intimidasi segera berkumpul dan tertuju kepada Xiao Chen, suara menderu seketika mengheningkan kegelapan malam. Gabungan tenaga dalam dari keempat orang Tetua utama keluarga besar sangat kuat, namun hal itu tidak berarti sama sekali di hadapan Xiao Chen.
"Lemah" ucap Xiao Chen sambil mencibir.
Keempat Tetua tersebut sangat kaget, mereka sudah mengeluarkan tenaga dalamnya dan menargetkan ke arah Xiao Chen sebagai obyek yang terkunci. Namun mereka jelas melihat jika Xiao Chen masih bebas bergerak, tidak ada efek kejut sama sekali yang berpengaruh terhadap dirinya.
"Sepertinya bocah itu tidak biasa, mari kita gunakan pedang kita dan bertarung dengan sesungguhnya" ucap salah seorang dari mereka memberikan usul.
Empat orang Tetua keluarga utama berdiri bersama untuk menyerang Xiao Chen, mereka menggunakan teknik terbaik mereka demi menjatuhkan Xiao Chen. Meski secara individu mereka tidak sekuat Zheng Haikuan dalam teknik berpedang, namun gabungan keempatnya bukanlah sesuatu yang bisa dihadapi dengan mudah.
Di dalam keheningan, empat cahaya pedang yang berbeda muncul. Gabungan keempatnya seolah membentuk pusaran naga yang mengaum hendak melahap Xiao Chen.
Xiao Chen tentu tidak tinggal diam, ia juga mengeluarkan pedangnya dan menyambut serangan mereka di udara.
Pedang mereka beradu, benturan dari pedang tersebut menggetarkan bumi dan langit. Udara di sekitar Klan Xiao terdistorsi penuh tekanan, aura pedang yang bisa menghancurkan gunung memaksa beberapa orang yang menyaksikan mundur menjauh.
Keempat Tetua keluarga tercengang, mereka tidak percaya jika kekuatan gabungan mereka dengan mudah dihalau oleh Xiao Chen.
"Bagaimana bisa?" ucap salah seorang Tetua sambil menggigit bibirnya.
Mereka adalah kekuatan utama Kota Xinjiang, setiap dari mereka adalah perwakilan terbaik. Namun gabungan kekuatan mereka tidak berarti sama sekali di hadapan pemuda yang terlihat kurus tersebut.
Di bawah rasa keterkejutan...
"Kalian hanyalah bajingan tua, sekarang giliranku untuk menyerang" ucap Xiao Chen dengan tenang, namun aura kekuatan serta kepercayaan dirinya sangat kuat.
Xiao Chen tidak ingin berlama-lama, ia mengeluarkan kemampuannya berupa seberkas cahaya menyilaukan berbentuk pedang transparan. Bentuknya cukup besar dan memiliki bilah yang sangat tajam, dengan kecepatan seperti petir bilah pedang tersebut bergerak menargetkan empat orang tetua.
"Apa? Jiwa Pedang?" ucap beberapa orang ketakutan.
Mereka hanya kultivator pedang biasa, sebelumnya menghadapi Zheng Haikuan yang memiliki hasrat pedang saja mereka kewalahan. Kini mereka dikejutkan dengan kemampuan seorang pemuda yang sudah memiliki jiwa pedang, bahkan energi yang dipancarkan jauh melebihi dari kekuatan yang mereka miliki.
"Gawat.. Tidak baik" raung tetua lainnya.
Dengan cepat mereka menarik auranya, membentuk energi pertahanan guna melindungi diri mereka masing-masing. Mereka jelas memahami jika semakin kuat serangan maka semakin kuat juga tekanan penguncian yang ditimbulkannya.
Energi pedang tersebut bergerak menerobos energi pertahanan tiga orang tetua sekaligus, membiarkan seorang tetua menarik napas dengan lega. Dengan kilatan cahaya, Xiao Chen muncul di depan salah seorang Tetua keluarga besar lainnya. Dan itu adalah Tetua dari keluarga Song yang memiliki kekuatan yang paling besar diantara mereka, mata Xiao Chen bersinar dalam gelap dan menatap lurus ke arah Tetua Song.
Berbarengan dengan energi pedang yang menebas tiga orang tetua keluarga besar, energi pedang lainnya muncul di tangan Xiao Chen. Kekuatannya sangat kuat, bahkan sebelum energi pedang itu bergerak sudah menghancurkan pertahanan yang dibuat oleh Tetua Song tersebut.
"Kamu.. Kamu monster" ucap Tetua Song dengan nada tercekat.
Keempat orang Tetua dari keluarga besar seperti terseret ke dalam jurang kematian, mereka seperti jatuh ke jurang kegelapan dan pandangan mereka buram hanya tebasan pedang yang mengarah kepada mereka dengan kecepatan melebihi cahaya.
"Sruak"
"Sruak"
Dua tebasan pedang dalam satu gerakan, teknik efik yang sedang dipertontonkan oleh Xiao Chen. Detik berikutnya empat tubuh ambruk ke tanah, bagian tubuhnya terbelah masing-masing menjadi dua bagian. Xiao Chen membunuh mereka menggunakan teknik yang ia pelajari sebelumnya, warisan dari jiwa astral yang berada di dalam giok naga hitam.
Pemandangan ini disaksikan oleh Kai Chenlong dan juga seluruh pasukan pribadinya, ia memicingkan matanya dan mengangguk beberapa kali sebagai bentuk kepuasan. Namun ia juga masih memiliki pertimbangan lain, pasukan yang dibesarkannya harus diuji coba menghadapi Xiao Chen. Tadinya ia mengira pertarungan akan berlangsung selama beberapa saat dan akan cukup menguras tenaga dalam, tetapi adegan di depannya jelas telah melewati batas ekspektasinya.
"Sekarang apakah kita sudah bisa memulai pertarungan?" tanya Xiao Chen kepada Kai Chenlong.
"Hahahaha.. Kamu masih terburu-buru, sebelumnya aku mengira akan bisa bersenang-senang tetapi kamu terlalu cepat mengakhiri pesta" jawab Kai Chenlong dengan santai.
"Apa maumu sekarang?" tanya Xiao Chen dengan tatapan dingin.
"Bermainlah dengan anak buahku terlebih dahulu, jangan kecewakan diriku" ujar Kai Chenlong dengan senyum seringai.
"Bagus.. Itu tidak masalah, berapapun orang yang akan kau kirim maka hasilnya akan sama saja" ucap Xiao Chen dengan nada acuh tak acuh.
"Liu Cing Cai, panggil mereka untuk bersiap. Jadikan hal ini menjadi lebih menarik" ucap Kai Chenlong kepada anak buahnya.
"Baik tuanku" jawab Liu Cing Cai dengan hormat.
Liu Cing Cai segera menyiapkan ratusan pasukan khusus yang rencananya akan memimpin pemberontakan, ia tidak menyangka jika tuannya akan mengeluarkan kartu truf ini saat menghadapi seorang pemuda. Tidak membutuhkan waktu yang lama, mereka yang sebelumnya memang sudah dipanggil dan bersiap, kini sudah berkumpul di dekat Liu Cing Cai.
semoga sampai TAMAT....
tap....tappppl