Gus Shabir merasa sangat bahagia saat ayah Anin datang dengan ajakan ta'aruf sebab dia dan Anin sudah sama-sama saling menyukai dalam diam. Sebagai tradisi keluarga di mana keluarga mempelai tidak boleh bertemu, Gus Shabir harus menerima saat mempelai wanita yang dimaksud bukanlah Anin, melainkan Hana yang merupakan adik dari ayah Anin.
Anin sendiri tidak bisa berbuat banyak saat ia melihat pria yang dia cintai kini mengucap akad dengan wanita lain. Dia merasa terluka, tetapi berusaha menutupi semuanya dalam diam.
Merasa bahwa Gus Shabir dan Anin berbeda, Hana akhirnya mengetahui bahwa Gus Shabir dan Anin saling mencintai.
Lantas siapakah yang akan mengalah nanti, sedangkan keduanya adalah wanita dengan akhlak dan sikap yang baik?
"Aku ikhlaskan Gus Shabir menjadi suamimu. Akan kuminta kepada Allah agar menutup perasaanku padanya."~ Anin
"Seberapa kuat aku berdoa kepada langit untuk melunakkan hati suamiku ... jika bukan doaku yang menjadi pemenangnya, aku bisa apa, Anin?"~Hana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Delapan Belas
Ghibran melepaskan pelukannya. Menghapus air mata di pipi sang putri. Dia yang selalu menjaga sang putri dari siapapun yang akan menyakiti hatinya, ternyata dia sendiri yang telah membuat luka itu untuk Anin.
"Maafkan Papi, Nak! Sebagai seorang ayah tidak peka dengan apa yang terjadi dan apa yang kamu rasakan. Seharusnya ayah curiga saat kamu tidak tampak gembira dan ceria di hari pernikahan aunty mu."
"Papi tidak perlu minta maaf, papi tidak salah. Aunty tidak salah. Gus Shabir juga tidak salah, karena aku yang tak pernah mengutarakan isi hatiku. Semuanya aku pendam sendiri. Jangan merasa bersalah, Pi. Dan juga jangan pernah salahkan siapa pun. Semua ini takdir dari Allah, kita sebagai makhluk-Nya hanya tinggal menjalankan skenario yang telah di tentukan yang kuasa," balas Anin dengan lembut.
Setulus itukah hati Anin? Salah! Dalam hatinya masih ada rasa sakit dan kecewa atas perlakuan sang aunty. Dia hanya mencoba ikhlas.
"Papi kecewa dengan Hana. Kenapa dia sampai tega meminta kamu menjauh? Seharusnya, jika dia takut Gus Shabir tidak bisa melupakan kamu, dia dan Gus Shabir yang pergi menjauh," ucap Ghibran.
Aisha menggelengkan kepala, tidak setuju dengan pendapat sang suami. Dia harus memberikan pengertian pada pria itu. Semua juga tahu Ghibran jika tidak suka dengan sikap seseorang, bicaranya sedikit kasar. Apa lagi dulu dia pernah tidak setuju dengan pernikahan sang ayah dan Rachel.
"Papi ... Hana melakukan semua ini hanya untuk mempertahankan apa yang telah menjadi miliknya. Dia mungkin berpikir, jika dia dan suaminya yang pergi jauh dari kita, kita tak akan menemuinya sesering kita menemui Anin yang pergi jauh. Sejauh apa pun Anin pergi, kita pasti akan mencari dan menemuinya karena dia darah daging kita," ucap Aisha.
"Sayang, saat ini biarlah kamu mengalah. Nanti Papi akan bicara dengan Hana. Akan papi cari jalan terbaik untuk kamu dan auntymu," ucap Ghibran.
"Tidak, Pi. Ini sudah jalan terbaik bagiku. Aku sudah melupakan Gus Shabri dan aku telah mengubur semua rasa sukaku padanya. Aku berharap dengan pergi jauh begini, Aunty Hana dapat diterima dan dicintai suaminya sepenuh hati. Aku belum terikat apa pun dengan Gus Shabir, sedangkan aunty telah dipersatukan dengan ikatan pernikahan. Jadi tak ada salahnya aunty mempertahankan sesuatu yang telah menjadi miliknya. Aku harap Papi dan Mami bisa menerima keputusanku ini. Percayalah padaku, aku pasti kuat dan bisa menjalani semua ini. Doakan saja aku cepat mendapatkan gelar dokterku," ucap Anin.
"Sayang, sekali lagi maafkan papi dan mami," ucap Ghibran.
Ghibran merasa sangat bersalah kesalahan yang dia lakukan banyak hati yang terluka. Seharusnya dia bertanya langsung pada Gus Shabir, kesediaannya menerima sang adik. Tapi kembali lagi, seperti kata Anin, semua ini adalah takdir dari yang kuasa. Mereka hanya bisa menerima dan menjalani dengan ikhlas.
***
Di tempat terpisah. Setelah melaksanakan salat subuh, Hana mencoba membuat dendeng dari hasil belajar dari media sosial. Mungkin dengan memasak makanan kesukaan suaminya, dia bisa menarik hati pria itu.
Dengan penuh semangat Hana menyajikan masakan yang dia buat di atas meja makan. Menatanya semenarik mungkin. Setelah itu, dia masuk ke kamar. Saat ini penampilan Hana telah sedikit berubah, dia sudah sering memakai hijab dalam seperti yang Anin sering gunakan.
Setelah merias sedikit wajahnya, Hana keluar dari kamar. Gus Shabir telah duduk di meja makan. Pria itu tersenyum dengan istrinya itu.
"Mas, aku tadi belajar masak dendeng. Mas pernah bilang suka banget dengan lauk itu," ucap Hana dengan cerianya.
"Terima kasih," balas Gus Shabir.
Dia selalu begitu, walaupun tak cinta, tetap memperlakukan Hana dengan baik. Itulah salah satu alasan wanita itu mempertahankan rumah tangganya. Dia yakin jika Gus Shabir adalah suami yang baik.
Jika suami masih bersikap baik, terlepas bahwa dia mengatakan tak cinta pada kita, cobalah untuk bertahan dan mencintainya tanpa syarat. Pahami kondisinya dan urus keperluannya seperti biasa. Curahkan kasih sayang dengan tulus untuk suami yang dikasihi. Siapa tahu, benih cinta itu datang, itu yang selalu Hana harapkan.
Cinta bukanlah sesuatu yang tumbuh dalam semalam. Cinta dapat tumbuh perlahan seiring waktu. Begitu juga dengan cinta Gus Shabir. Bukan hal mustahil jika cinta tersebut hadir dengan seiring waktu, pikir Hana.
Jika cinta kita memang masih kuat untuk suami, maka bersabarlah dan tetap bersikap penuh kasih sayang sampai cinta tersebut tumbuh berkembang dalam diri suami. Tentunya sambil melakukan cara-cara lain yang bisa menimbulkan rasa sayang itu.
Gus Shabir mengambil dendeng yang di masak Hana. Mencoba menggigit daging itu, terasa alot. Tapi dia tak tega mengatakan pada sang istri jika daging yang dia masak belum lembut.
Gus Shabir lalu mengambil lauk lainnya. Dia mengabaikan dendeng yang dibuat Hana. Hal itu tak luput dari perhatian wanita itu. Saat makan dendeng yang di masak Aisha, kakak iparnya, suaminya makan dengan lahap bahkan rebutan dengan Anin.
"Kenapa tak mengambil dendengnya, Mas? Tak enak, ya?" tanya Hana dengan wajah cemberut.
"Nanti saja aku makan dendengnya. Aku lagi pengen telur dadar ini," jawab Gus Shabir.
Hana yang tak percaya atas ucapan suaminya lalu mengambil satu potong dendeng itu. Saat menggigit sadarlah Hana jika dagingnya alot.
Hana lalu berdiri dari duduknya. Mengambil dendeng itu. Dia berjalan menuju dapur kotor. Gus Shabir yang melihat itu mengikuti sang istri.
"Mau kamu apakan dendeng itu, Hana?" tanya Gus Shabir.
"Mau di buang," jawab Hana.
"Kenapa harus dibuang?" Kembali Gus Shabir bertanya.
"Tidak enak'kan? Dagingnya alot. Makanya Mas tak memakannya. Kenapa tak bicara jujur saja."
"Jangan dibuang, itu namanya mubazir. Nanti bisa dimasak dengan memberikan air agar dagingnya lembut," ucap Gus Shabir. Dia mengambil piring dari tangan Hana dan berjalan kembali ke meja makan.
Setelah menghabiskan makanannya, Gus Shabir berdiri menuju dapur untuk memasak kembali dendeng itu. Hana memandangi tanpa kedip.
"Kamu baik banget dan sabar. Semua yang diidamkan wanita ada padamu. Hanya saja, kamu tak mencintai aku. Seandainya kamu mencintai aku, pastilah aku akan menjadi wanita yang paling beruntung," gumam Hana dalam hatinya.
Ketika Shabir sedang memasak kembali dendeng itu, terdengar dering suara dari ponselnya. Pria itu lalu mengambilnya dari saku celana. Melihat nama siapa yang menghubunginya, pria itu langsung mengangkat dan menjawabnya.
"Baik, Bang. Nanti aku sampaikan pada Hana," jawab Gus Shabir.
Hana dapat mendengar ucapan sang suami. Dia jadi heran kenapa pria itu menyebut namanya. Siapa yang menghubungi Gus Shabir?
...----------------...
pasti sakit dan berat banget jadi hana/Sweat/
kurang slg memahami
gk da manusia yg sempurna
tp cinta yg menyempurnakan.
bukan cr siapa yg salah di sini
tp jln keluar bgaimna mmpertahankan pernikahan itu sendiri.
Coba lebih memahami dari bab" sebleumnya , Anin bilang kalau kasih sayang aisha trhdp Anin dan Hana itu sama ,jika Anin dibelikan mainan maka Hana pun turut dibelikan.memang dalam hal materi oleh Gibran dan Aisha mereka tidak membedakan ,tetapi dalam hal kasih sayang mereka tetap membedakan ,bahkan Syifa juga pernah bilang kalau dia lebih sayang Anin drpda Hana .Nah poiinnya adalah kenapa Hana bersikap seperti itu terhadap Anin ,karena dia belum pernah merasakan kasih sayang yang begitu besar dari orang terdekatnya .Jadi wajar saja semenjak dia menikah dia mempertahankan suaminya karena hanya dia yang memiliki ikatan paling dekat dengan Hana . Hana hanya ingin ada seseorang yang mencintai ,menyayanginya dengan besarnya ,maka dari itu dia mepertahnkan suaminya .
Hana memiliki trauma akan dkucilkan oleh orang" disekitarnya .
yang melamar kan Hana duluan 😃