Alana seorang gadis biasa yang sangat suka membaca novel di waktu senggangnya. Hingga ada satu novel yang membuatnya benar-benar sangat kesal.
Tapi siapa sangka ia justru terjebak menjadi pelayan dari penjahat utama dalam novel tersebut.
"Aku benar-benar akan mati jika terus begini." Gumamnya.
"Akh pangeran bajingan !" Umpatnya.
"siapa yang kau sebut bajingan ?"
"Mati aku..."
Dapatkah Melisa terus bertahan hidup dan dapatkah ia merubah akhir dari novel itu ? ayo saksikan kisahnya di "Transmigrasi menjadi pelayan pria jahat."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aif04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menolong
Setelah itu ia tersenyum senang saat melihat tempat yang sepertinya di jadikan oleh pria itu sebagai tempat persembunyian.
Dia semakin mendekat kepada Rion sedangkan pria itu hanya bisa terus bersembunyi dan pasrah. Sudah pasti dia akan mati jika pria itu berhasil menemukannya.
"Tak,tak,tak."
"Deg."
...****************...
Langkah kaki semakin mendekat sedangkan Rion hanya memegang pedangnya dengan begitu kuat.
"Ketemu Kau !..." Teriak pria itu pada tempat yang ia pikir adalah tempat persembunyian Rion. Tapi tidak ada siapapun disana hanya kegelapan saja.
"Akh sial." Kesalnya.
Sedangkan disisi lain Rion dengan sekuat tenaga menghunuskan pedangnya pada seseorang yang datang padanya.
"SLING."
"Yang mulia ini saya !" Teriak Alana yang membuat pedang milik Rion berhenti di udara. Jika terlambat sedikit saja maka kepalanya akan melayang.
"Kenapa kau disini ?"Ujar Rion saat melihat Alana sudah ada di hadapannya.
"I-itu tadi saya ingin minum air nah pada saat meminum air saya tidak sengaja melihat anda yang masuk ke dalam labirin lalu saya melihat orang-orang berjubah hitam sama seperti kemarin. Saya cukup khawatir dengan anda jadi saya pergi ke sini." Bohong Alana.
"Kau khawatir dengan ku ?"Tanyanya.
"Tentu saja" Ujar Alana.
'Seharunya menurut kisah asli Olivia lah yang menolongmu dan ini menjadi pertemuan pertama bagi kedua orang itu. Tapi karena aku menghentikan tragedi kemarin membuat tempat ini tidak memerlukan pelayan tambahan dan Olivia tidak jadi menjadi pelayan di sini.' Batin Alana. Siapa sangka niat baiknya di awal justru harus ia pertanggung jawabkan.
"Baiklah yang mulia saya akan membawa anda keluar dari sini." Ujar Alana yang mendekat pada pria itu.
"Plak." Rion menepis tangan Alana.
"Tidak ! aku bisa sendiri." Ujar Rion.
'Pria keras kepala.' Batin Alana.
"Ayo yang mulia, jika anda begini maka kita akan tertangkap dan mati bersama. Saya masih sangat muda untuk mati jadi saya mohon kerja samanya demi nyawa kita berdua." Ujar Alana.
Pria itu hanya terdiam dan tidak merespon.
"Huh." Helaan nafas keluar dari bibir Alana.
"Apa yang kau lakukan ?"Ujar Rion saat Alana sudah ada di dekatnya.
"Ya membantu anda yang mulia."Ujar Alana.
Akhirnya mau tidak mau Rion harus terima saat Alana memapahnya.
"Yang mulia anda tau jalan keluarnya kan ?"Tanya Alana.
"Hmm." Jawab Rion.
"Baiklah jika begitu maka tunjukkan saya jalannya." Ujar Alana.
"Belok kanan." Ujar Rion dan Alana mengikuti perintah pria itu dengan baik.
Hingga sedikit lagi mereka tiba di pintu keluar tapi sayangnya ternyata orang-orang berjubah itu juga sudah menunggu mereka disana.
"Hahaha dapat kau." Ujar pria-pria berjubah itu.
"Sial." Umpat Alana.
Ternyata orang-orang ini cukup pintar dengan menunggu mereka di pintu keluar.
"Kau larilah ! Cari bantuan lalu bawa kesini ! Aku akan menahan mereka."Ujar Rion yang melepas rangkulan Alana.
"Untuk berdiri saja anda sudah sangat susah apalagi untuk melawan mereka."Ujar Alana. Sudah di pastikan pria ini akan mati jika dia meninggalkannya. Tapi jika dia bertahan disini bersama pria ini maka dia juga bisa mati.
"Jangan banyak diskusi ! kalian juga akan mati bersama disini." Ujar pria berjubah itu.
"Cepat serang mereka dan habisi !."Ujarnya dan benar saja pertempuran tidak bisa di hindari. Tapi untungnya Alana sudah menyiapkan sesuatu jika hal ini terjadi.
"Rasakan ini !" Teriak Alana dengan melempar bubuk merica yang ia bawa dari dapur.
"Akh MATAKU !" Teriak orang-orang itu saat mata mereka berhasil terkena bubuk merica yang telah di bawa oleh Alana.
Sedangkan Rion cukup terkejut dengan aksi dari Alana. Tapi kemudian ia memanfaatkan hal ini untuk menghabisi orang-orang itu. Siapa sangka mereka berhasil menghabisi orang-orang itu hanya dengan bubuk merica.
"Sialan !" Teriak sang pemimpin yang mulai menyerang Rion.
Pertarungan cukup sengit tapi sepertinya Rion tersudut karena luka yang di deritanya terlihat bertambah parah.
Hingga Rion benar-benar tersudut dan pria itu mulai mengayunkan pedangnya.
"Matilah kau !" Teriak pria itu.
"BUGH."
Sedetik kemudian pria berjubah itu terjatuh ke atas tanah. Rion melihat bagaimana Alana yang masih memegang batu di tangannya.
"Huh huh..hampir saja saya terlambat."Ujarnya dengan nafas yang tidak beraturan.
Sedangkan respon Rion hanya diam dan tidak mengatakan sesuatu. Alana kembali membawa pria itu untuk meninggalkan labirin dan semua kekacauan yang ada di sana. Alana bahkan tidak lagi memperdulikan baju tidurnya yang kotor karena noda darah.
"TOLONG ! SIAPAPUN TOLONG !"Teriaknya saat merasa bahwa saat ini dia benar-benar butuh bantuan untuk membawa Rion yang sudah mulai kehilangan kesadarannya.
"Yang mulia anda harus tetap sadar ugh." Ujar Alana yang berusaha berjalan lebih cepat.
Pandangan Rion mulai kabur dan perlahan ia merasa bahwa kesadarannya juga ikut menghilang.
"BUGH." Pria itu terjatuh dia atas tanah karena Alana benar-benar tidak sanggup menahan berat tubuhnya. Perbedaan besar tubuh mereka benar-benar jauh. Pria ini begitu tinggi dan juga besar baginya. Alana seperti kurcaci bahkan bisa tertutupi oleh badan pria ini.
"Yang mulia ayo bangun jangan tidur !"
"Yang mulia..."
"Yang mulia."
Wajah Wanita itu yang terus memanggilnya lah yang terakhir ia lihat sebelum akhirnya tidak sadarkan diri sepenuhnya.
*
*
*
Di pagi hari yang cerah nampak seorang pria tampan masih menutup matanya. Pria tampan dengan rambut hitam dan alis yang tegas di tambah dengan hidung serta bibir yang begitu mempesona. Jelas pesonanya bisa menghancurkan banyak hati wanita.
"Hngh" Perlahan mulai ada gerakan pada tubuh pria itu hingga akhirnya kelopak matanya terbuka dan menampilkan manik mata hitam itu.
"Huh.." Ia menghela nafas perlahan saat menyadari jika dirinya saat ini sudah berada di kamarnya.
"Anda sudah sadar yang mulia ?" Tanya sosok pria yang merupakan ajudannya itu.
"Hmm," Jawab Rion.
"Anda benar-benar sangat buruk tadi malam, bahkan jantung anda sempat berhenti untung saja masih bisa di selamatkan." Ujar Robin panjang lebar.
"Kemana pelayan itu ?"Tanya Rion setelah menatap jendela.
"Pelayan ? Maksud anda wanita yang bersama anda tadi malam ?"Tanyanya.
"Hmm." Jawab Rion.
"Dia, tidak cukup baik saat ini." Ujar Robin.
Mendengar hal itu secara refleks Rion menatap tajam pada Robin. Tatapan yang meminta agar pria itu menjelaskan apa yang terjadi.
"Baiklah." Ujar Robin lalu menceritakan kejadian tadi malam.
semangat ya buat ceritanya Thor
semangat ya buat ceritanya Thor
semangat terus ya buat ceritanya Thor
semangat ya buat ceritanya Thor👍😊💪
semangat ya buat ceritanya Thor
Sedap jika di pandang mata.
Thooor, buat Rion jatuh cinta denga Alana.
Sehingga mereka berdua bisa hidup bahagia.
Up yang banyak tjooor.
🤭🤭🤭
semangat ya buat ceritanya Thor
Ngak mudah di tindas.
👍👍👍
Dari Andrea dan Melisa.
Aq pindah ke sini.
semangat ya buat ceritanya Thor 💪😊👍