NovelToon NovelToon
Ketika Istriku Berbeda

Ketika Istriku Berbeda

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Muhammad Yunus

"Mas kamu sudah pulang?" tanya itu sudah menjadi hal wajib ketika lelaki itu pulang dari mengajar.

Senyum wanita itu tak tersambut. Lelaki yang disambutnya dengan senyum manis justru pergi melewatinya begitu saja.

"Mas, tadi..."

Ucapan wanita itu terhenti mendapati tatapan mata tajam suaminya.

"Demi Allah aku lelah dengan semua ini. Bisakah barang sejenak kamu dan Ilyas pulang kerumah Abah."

Dinar tertegun mendengar ucapan suaminya.

Bukankah selama ini pernikahan mereka baik-baik saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana dinner romantis.

Jombang tampak sedikit terik hari ini. Meski hari beranjak sore, matahari masih terasa hangat di kulit. Jalanan relatif padat, hari biasa sudah agak macet apalagi malam Minggu. Beberapa titik tempat nongkrong pinggir jalan mulai dipadati pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya.

Irham meminta driver Taxi agar berhenti di salah satu penjual sate, Irham ingat kebab Turki dan Pie untuk Dinar ketinggalan di mobilnya yang di bawa ke bengkel.

"Masih lama ya, Pak?" tanya Irham pada si Bapak penjual sate yang masih mulai persiapan.

"Lumayan, Mas. Baru mau bakar baranya."

"Oh, baik, lain kali saja, Pak."

Irham mengedarkan pandangannya mencari makanan yang pas untuk istrinya. Dinar tidak suka makanan berkuah, seperti, bakso, soto, rawon, dan makanan berkuah lainnya, untuk itu Irham memilah.

Akhirnya pilihannya jatuh pada terang bulan dan pisang aroma.

Laki-laki itu kembali masuk mobil setelah membawa tentengan di tangannya.

" Ini untuk Bapak." Irham menyerahkan bungkusan untuk driver Taxi.

"Wah, nggak usah repot-repot, Mas." tolak si Bapak, merasa tidak enak.

"Nggak repot Pak, kebetulan belikan istri saya. Di terima ya Pak, untuk keluarga di rumah."

"Terima kasih, Mas."

"Sama-sama."

Setelahnya perjalanan hanya diisi oleh suara radio mobil, hingga kendaraan roda empat berwarna biru itu sampai di depan rumah Irham dan Dinar.

Setelah membayar tagihan dan turun dari mobil, Irham gegas melangkah ke kediamannya.

Kedatangannya di sambut cium tangan dan pelukan hangat Dinar. Ternyata Ilyas juga langsung mau di gendong.

"Biar Abi ganti baju dulu, Nak." Dinar ingin melarang Ilyas, tapi lebih dulu Irham menimpali. "Mas sudah sempat singgah di masjid untuk ganti baju tadi."

Ah, benar. Baju yang dikenakan Irham berbeda dari yang di pakai pagi tadi.

Bingkisan di tangan segara di ulurkan pada Dinar, dan tangannya gegas meraih putranya yang sudah memeluk kakinya.

"Bagaimana keadaan korbannya, Mas." Dinar bersyukur suami nya pulang tak ada satupun yang kurang.

"Masih di rawat di rumah sakit untuk pemulihan."

"Sudah ada keluarganya?"

"Belum, makanya tadi Mas agak lama mengurusnya." jelas Irham.

Dinar mengangguk, menerima uluran tangan Irham untuk di ajak masuk ke ruang tengah.

******

Mereka duduk dengan piring berisi terang bulan dan pisang aroma, dengan seteko kecil teh hangat.

Dinar menuangkan teh kedalam cangkir untuk Irham, Irham menerimanya dengan senang hati.

"Mas ingin katakan sesuatu."

"Ya?"

"Orang yang Mas bawa ke rumah sakit itu adalah Ratih dan suaminya." jujur Irham.

Dinar sempat tertegun, akan tetapi tersenyum manis kemudian.

Hanya sebuah kebetulan!

Dinar berpikir positif.

Irham meninggalkan Ilyas yang asik bermain robot. Menghampiri Dinar dan menggenggam tangan wanita itu.

"Mas ingin jujur karena tidak mau kejadian yang kemarin terulang kembali, kata orang, pengalaman adalah guru terbaik."

Mereka tidak tahu jika cinta datang karena terbiasa. Dah sah saja jika itu terjadi pada pasangan halal seperti Dinar dan Irham. Sebab cinta dalam sebuah pernikahan itu naik turun.

Dinar sama sekali tidak menyadari jika suaminya itu seperti kehilangan diri saat mengetahui keluarganya mengirim surat gugatan cerai ke pengadilan, panik, Tremor, sedih, bahkan terus menyalahkan diri. Dinar tak mengerti jika Irham benar-benar ingin berubah untuk keluarga kecil mereka.

Pernikahan seperti proses kenalan terus sama satu orang. Karena sebenarnya menyatukan dua isi kepala itu sangatlah sulit.

Yang bisa Dinar lakukan adalah membangun rasa percaya pada Irham, Dinar tidak pernah sebelumnya sedikitpun meragukan suaminya, hanya saja setelah apa yang terjadi rasa kurang percaya itu tak mampu Dinar singkirkan dari kepala kecilnya.

Ternyata Irham tetaplah lelaki biasa yang bisa khilaf.

Malamnya. Irham terlelap lebih dulu setelah shalat Isya. Suami Dinar tampak lelap dalam tidurnya. Laki-laki itu memeluk sayang buah hatinya yang semakin hari memiliki paras yang mirip dengan sang Ayah.

Dinar membaca serentetan pesan dari seseorang di sana.

Cukup familiar. Dan hanya dengan membaca saja Dinar tahu siapa yang mengirim pesan untuk suaminya.

Dinar tidak tahu, jika Irham telah memblokir kontak wanita itu sebelumnya, dan kini wanita itu mengirim pesan dengan nomor baru.

Kang Irham, bisa tolong besok antar IrRa dan Mustika ke rumah Ibu? Kasihan mereka tidak ada yang urus nanti.

Tidak ada yang aneh dari pesan itu, tapi mengapa wanita itu menulis nama IrRa harus memakai huruf I dan R dengan huruf kapital? Seperti menegaskan sesuatu. Apa nama anaknya singkatan namanya dan nama suaminya?

Jantung Dinar berdebar kencang, sepanjang malam ia tak dapat tidur lena. Baru ketika menjelang subuh Irham berbalik memeluknya erat, membuat Dinar sedikit lebih tenang.

******

"Yank ..." pagi harinya Irham sudah siap dengan stelan, untuk mengajar.

Sejak tadi malam Dinar belum sedikitpun membuka suara tentang pesan di ponsel Irham.

Hingga pagi ini setelah sarapan suaminya membicarakan padanya.

Ada rasa lega Irham jujur. Tapi, tak dipungkiri bahwa Dinar agak tak terima jika Irham kembali bertemu wanita itu.

"Nanti Mas ke rumah sakit sebentar. Ratih meminta tolong untuk antar anak-anaknya ke rumah orang tuanya." begitu kata Irham pada Dinar di meja makan.

Dinar menunduk, Irham yang peka mendekati sang istri untuk di peluk, tidak hanya di peluk, Irham juga mengecup puncak kepala Dinar bertubi-tubi.

"Jangan cemburu. Sungguh, hanya kamu yang saat ini memenuhi hati Mas, Dinar." bisik Irham.

"Atau gini saja, kamu biar diantar Pak Wildan ke restoran tempat pertama kali kita makan sebagai pasangan suami istri, Mas mau dinner sama kamu di sana. Ilyas biar sama Umi, biar nanti Mas yang minta izin."

"Nggak usah, Mas. Dinar nggak papa kok."

"Iya,kamu nggak papa, tapi Mas kepikiran, bersiap yuk, kita kerumah Abah, mas antar kalian baru ke pondok, kita bertemu di restoran, nanti kamu bisa pesan ikan bakar sepuasnya, hari ini Mas gajian." tak pelak ucapan Irham memercik tawa Dinar. Anak Pak Kiai Ahmad Sulaiman itu akhirnya menyetujui rencana sang suami.

*****

Irham benar-benar mengantar Dinar dan Ilyas ke rumah mertuanya.

Sambutan Pak Kiai Ahmad Sulaiman dan Umi Zalianty sudah sehangat dulu.

Bahkan mereka meminta Irham untuk sarapan bersama, sayang sekali Irham harus cepat pergi, kegiatannya padat hari ini. Dan, Irham juga harus mempersiapkan dinner romantis untuk sang istri.

Terkadang sesuatu yang sudah kita rencanakan dengan sepenuh hati, endingnya tak sesuai ekspektasi.

Siang itu Irham menjemput anak-anak Ratih dari rumah pengasuhnya untuk di antar ke rumah keluarga suami Ratih.

Habis ashar Irham sudah mewanti Pak Wildan untuk mengantarkan Dinar tepat jam 8 malam ke restoran yang sudah ia pesan sebelumnya.

Senyum lelaki itu tak pernah pudar dari bibirnya, sebuah gamis berwarna guava pilihannya sendiri sudah Irham kirim untuk Dinar.

Malam ini, Irham ingin sekali menunjukkan kepada Dinar bahwa ia ingin memulai semuanya dari awal. Dimulai dari restoran yang sama saat pertama kali mereka menjadi pasangan suami istri.

Ketika jam kerjanya habis, Irham bersiap untuk mengambil pesanan bunga yang akan ia bawa untuk istrinya.

Saat tangannya meraih kunci mobil di meja, ponselnya berdering.

"Hallo, Assalamualaikum...."

" ..............

"Apa? Ba-baik saya segera ke sana."

Tut.

Langkah laki-laki itu mengayun kian cepat menuju mobilnya, di injaknya pedal gas selaju yang ia mampu. Tujuannya adalah rumah sakit yang baru ia usai kunjungi beberapa jam yang lalu.

1
nikatha
ceritanya bagus byk pelajaran jg buat hidup walaupun endingnya diluar prediksi sii /Good/
nikatha
berasa gmnaa y tor tokoh utamanya di bikin meninggal di ending kyk g prnh seneng gitu y hidupnya walaupun meninggalnya indah bgt /Slight/
Rismawati Damhoeri
banyak kali yg di bikin meninggal...
Rismawati Damhoeri
kenapa sih thor, kok meninggal....
Cinta Salsabila
saya suka ceritanya 👍👍👍👍
nietta harry
sholat berjamaah berdua?? bukankah Dinar dlm masa nifas setelah melahirkan...???
Lilan
pernah ada d posisi Dinar.. kuat Dinar kami bisaa
Lilan
sampai bab ini nyesek banget, ngebayangin ada diposisi Dinar mungkin aku gak sanggup.🙏🙏
Hera
wuuiih sad ending Dinarnya 😢😭
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻
Tri Utari Agustina
Ceritanya bagus banget Thor semoga bermanfaat novel bagi pembaca
Sandisalbiah
𝚋𝚎𝚗𝚎𝚛𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚍 𝚎𝚗𝚍𝚒𝚗𝚐...
Sandisalbiah
𝚍𝚞𝚕𝚞 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛 𝚢𝚐 𝚊𝚖𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚊𝚒 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚜𝚎𝚐𝚊𝚕𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚒 𝚍𝚐𝚗 𝚔𝚎𝚓𝚊𝚖 𝚍𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚞𝚓𝚊𝚝 𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒𝚗𝚢𝚊.. 𝚔𝚒𝚗𝚒 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒𝚊𝚗 𝙷𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚐 𝚑𝚒𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗, 𝚊𝚙𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚗𝚐 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚔𝚞𝚝𝚒 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚞𝚊𝚗 𝚒𝚋𝚞 𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐𝚗𝚢𝚊? 𝚔𝚘𝚗𝚏𝚕𝚒𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚞𝚑² 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚔𝚎𝚌𝚎𝚕𝚊𝚔𝚊𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚊𝚖𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚒𝚗𝚒.. 𝚍𝚛 𝙸𝚛𝚑𝚊𝚖 𝚍𝚊𝚗 𝙸𝚕𝚢𝚊𝚜..
Dewa Rana
kok dinar gak pegang uang sedikitpun
Tri Utari Agustina
Bikin emosi aja Irham rasakan suami Ratih datang dengan emosi
Tri Utari Agustina
Rasakan Eliyas istri pergi gimana rasanya istrinya
Sandisalbiah
𝚔𝚎𝚙𝚞𝚝𝚞𝚜𝚊𝚗 𝙷𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛, 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚒𝚗𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚝𝚎𝚛𝚓𝚊𝚍𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚊𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑, 𝚊𝚙𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚞𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚍𝚐𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚍𝚎𝚔𝚊𝚝𝚗𝚢𝚊
Sandisalbiah
𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚛𝚞𝚋𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚝𝚒𝚗𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚊𝚜𝚒𝚕 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚐𝚎𝚐𝚎𝚛 𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚙𝚘𝚗𝚍𝚘𝚔 𝚙𝚎𝚜𝚊𝚗𝚝𝚛𝚎𝚗.. 𝚑𝚎𝚋𝚊𝚝 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚝𝚒𝚗𝚊 𝚢𝚐 𝚐𝚊𝚔 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚕𝚊𝚔.. 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚕𝚊𝚐𝚒.. 𝚍𝚒𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚕𝚒𝚔 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚜𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚢𝚊𝚑 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛.. 𝚑𝚊𝚒𝚜𝚑𝚑
Sandisalbiah
𝚔𝚎𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊𝚊𝚗 𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚢𝚐 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚎𝚗𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚍𝚐𝚗 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚖𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚝𝚙 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚖𝚋𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚃𝚑𝚘𝚛... 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚔𝚊𝚝𝚊² 𝚍𝚕𝚖 𝚑𝚊𝚍𝚒𝚜𝚝 𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚜𝚒 𝙵𝚒𝚛𝚖𝚊𝚗 𝙰𝚕𝚕𝚊𝚑, 𝚔𝚞𝚍𝚞 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚋𝚎𝚛𝚊𝚙𝚊 𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚞𝚝𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚊𝚛𝚝𝚒 𝚍𝚕𝚖 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚒𝚝𝚞 𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚝𝚞 𝚏𝚊𝚔𝚝𝚊 𝚋𝚊𝚑𝚠𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚢𝚐 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚕𝚊𝚖𝚋𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚎𝚛𝚗𝚊 𝚖𝚊𝚔𝚗𝚊 𝚢𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐 𝚍𝚕𝚖 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝² 𝚝𝚛𝚜𝚋𝚞𝚝.. 𝚖𝚊𝚊𝚏 𝚝𝚑𝚘𝚛
Sandisalbiah
𝚊𝚔𝚞 𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚙𝚘 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚐𝚗 𝚒𝚜𝚒 𝚝𝚞𝚕𝚒𝚜𝚊𝚗 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛, 𝚔𝚘𝚔 𝚐𝚊𝚔 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚝𝚊𝚞 sih😔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!