NovelToon NovelToon
Bodyguard Merangkap Istri

Bodyguard Merangkap Istri

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Menikah Karena Anak / Pengawal
Popularitas:2.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sindya

Demi mendapatkan uang untuk membiayai pengobatan Adiknya, Savana rela menerima pekerjaannya sebagai bodyguardnya untuk menjaga seorang putri kerajaan di sebuah negara.

Bukan hanya menjadi bodyguardnya putrinya kerajaan itu, ia juga dipinta oleh nenek dari cucunya itu untuk menikah kontrak selama satu tahun dengan putranya yang bernama princes Malik yang sudah berstatus duda itu. Savana harus bertahan menjadi istri princes Malik hingga princes Malik bisa menemukan wanita yang akan menjadi ibu dari putrinya untuk selamanya.


Bagaimana kisah hidup perawan dan duda itu saat hidup bersama dalam membesarkan dan menjaga putrinya Raniah? adakah cinta tumbuh diantara mereka atau pernikahan itu berakhir sesuai masa kontraknya? simak cerita ini sampai selesai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Dalam Pengawasan

Malam panas itu makin membara hingga keduanya tidak kenal waktu untuk menikmati manisnya bulan madu untuk malam pertama mereka yang tertunda karena banyaknya alasan.

Setiap sudut ruangan itu menjadi tempat mereka beraksi hingga berakhir di dalam kamar mandi kini. Seakan tak puas untuk mengakhiri sesi percintaan mereka ditambah pasokan tenaga mereka yang tak pernah dikatakan menipis, Prince Malik terus saja mengayunkan tubuhnya melampiaskan gairah terpendam yang telah mengubun pada sang istri. Setiap jengkal tubuh istrinya dibubuhi tanda kepemilikan dari setiap hisapan menggemaskan darinya.

"Mengapa kau terlalu nikmat, baby? Kenapa aku tidak ingin mengakhirinya? Jangan pernah keluar dari kamar ini sampai benihku tumbuh dalam rahimmu, Savana.

Aku tidak akan melepaskanmu. Persetan dengan perjanjian kontrak nikah itu. Kau tidak akan pernah ke manapun. Tidak akan ku biarkan kau pergi dari sisiku!" Racau Prince Malik bak seorang pemabuk yang tidak ingin minumannya berkesudahan.

Lenguhan kenikmatan dari Savana yang menerima belaian sang suami membuat mantan duda beranak satu ini makin menjadi. Pertarungan itu berakhir tepat azan subuh berkumandang.

"Sudah azan. Ayo kita mandi wajib..!" ucap Prince Malik sedikit menahan tawa melihat kulit tubuh istrinya tidak semulus tadi. Dan Savana tidak menyadari hasil perbuatan suaminya.

"Aku ingin kamu jadi imam sholatku..!" pinta Savana agar Prince Malik tidak meninggalkan dirinya untuk sholat di mesjid.

"Iya sayang. Aku akan menjadi imam untuk istriku yang paling cantik ini. Cepatlah selesaikan mandinya...!" titah Prince Malik.

Keduanya saling membantu mengeringkan badan dengan handuk. Agar Savana tidak syok, Prince Malik sudah membalut tubuh jenjang Savana dengan jubah mandi putih itu. Keduanya kembali mengambil wudhu untuk bersiap menunaikan sholat subuh.

Baru kali ini Prince Malik melihat Savana mengenakan mukena putihnya. Justru di Yordania tidak ada mukena seperti itu. Wajah Savana terlihat bercahaya dari pantulan mukena itu.

Savana membaca Iqamah dan Prince Malik mulai melakukan gerakan takbiratul ihram. Keduanya tampak hanyut dalam ibadah pagi itu ditambah bacaan surah yang dilafalkan Prince Malik begitu merdunya membuat Savana hampir menangis. Savana mengerti setiap katanya walaupun belum begitu dalam mengerti maknanya.

Usai salam, Savana mengecup lembut punggung tangan suaminya begitu takzim. Hal ini membawanya kembali sepuluh tahun lalu keluarganya selalu menunaikan sholat berjamaah di rumah saat mendiang ayahnya masih hidup. Prince Malik menarik tubuh Savana untuk duduk dalam pangkuannya.

"Jika suatu saat diriku tetap seperti ini, aku rela melihatmu bahagia meski tak bersama denganku," ucap Savana terdengar menyayat hati.

"Kenapa harus dengan orang lain jika kamu saja sudah sangat membuat aku bahagia," ucap Prince Malik tidak terima ungkapan Savana barusan.

"Aku tahu, hubby. Semoga kamu adalah takdir hidupku untuk selamanya," lanjut Savana tersenyum samar.

"Kenapa pagi-pagi diisi hal yang sedih-sedih sayang? Padahal kita baru melewati gerbang kebahagiaan dengan bercinta tanpa kenal waktu jika bukan azan yang mengakhiri percintaan kita, aku ingin terus menikmati cawan nikmat dari tubuhmu ini," protes Prince Malik.

"Myyy...!" tangis Baby Rania membuyarkan obrolan kedua orangtuanya. Savana segera bangkit dari pangkuan suaminya menghampiri putrinya itu.

"My lady mommy sudah bangun ya sayang?" tanya Savana seraya mengangkat tubuh Baby Rania membawa dalam pelukannya. Savana mengusap dahi dan pipi putrinya yang sudah tidak demam lagi.

"Alhamdulillah. Demamnya sudah turun," Savana begitu girang.

Prince Malik mendekati kedua wanitanya dan merasakan sendiri suhu tubuh putrinya sudah kembali normal.

"Sakitnya karena kangen sama mommy dan Daddy, ya sayang?" tanya Prince Malik mencium kaki putrinya.

Senyum itu terbit indah di pagi harinya. Seakan dirinya sudah menemukan oase kenyamanan pada keduanya yang sempat menghilang tiga hari ini. Jadilah pagi itu Savana menebus waktunya bermain bersama dengan putri sambungnya itu hingga datanglah seorang pelayan mengetuk pintu kamar itu. Sementara Prince Malik pamit keluar sebentar karena ada urusan penting.

Savana yang belum sempat membuka pakaian sholatnya menghampiri pintu lalu membuka pintu itu sambil mengenakan niqob-nya. Kereta makanan itu di dorong ke dalam oleh satu orang pelayan. Savana sempat melirik secangkir minuman yang menjadi tambahan di menu sarapan pagi mereka pagi itu.

"Yang mulia. Sebelum sarapan, yang mulia harus meminum ramuan ini dulu!" pinta sang pelayan.

Deggggg....

Wajah Savana langsung pias mendengar perintah itu yang pernah dilontarkan oleh ayah mertuanya beberapa Minggu yang lalu dan kini sudah diwujudkan pagi ini melalui mulut pelayannya.

"Nanti aku akan minum," ucap Savana.

"Yang mulia harus minum di depan saya..! Itu yang dipinta oleh mulia raja. Tolong lakukan dengan segera yang mulia..!" desak pelayan itu karena dirinya juga dibawah ancaman karena akan dipecat jika tidak memaksa bodyguard itu untuk minum ramuan kontrasepsi itu.

"My...!" panggil Baby Rania yang sudah berada di tepi ranjang membuat Savana sigap berlari dan melompat seketika untuk menahan tubuh Baby Rania yang hampir terguling dan jatuh ke lantai.

Sang pelayan tampak acuh dan sedikitpun tak peduli karena tidak begitu empati pada Savana yang menurutnya gadis itu terlalu mudah mendapatkan segalanya dalam waktu singkat.

"Entah secantik apa dirimu hingga Prince Malik yang terkenal beku dan dingin itu bisa melumer dihadapan wanita ini?" tanya pelayan itu membatin.

Pelayan itu masih tetap berdiri setia di dekat meja makan hanya untuk memastikan Savana meminum ramuan kontrasepsi itu.

Sementara di luar sana, Prince Malik sedang membahas sesuatu dengan pengawal Ibrahim. Keduanya terlihat serius dan tidak lama ekspresi wajah Prince Malik lagi-lagi kembali mengeras.

"Prince Malik...! tolong buka notifikasi pesan yang saya kirim ke nomor kontak anda. Karena bukti otentiknya justru ada di dalam pesan itu jika saya di anggap pembual," ucap pengawal Ibrahim.

Prince Malik membuka notifikasi pesan berupa video. Wajah Prince Malik berubah kelam saat melihat dan mendengar suara dialog diantara kedua orang yang berada didalam video tersebut.

"Berengsek....!!" umpat Prince Malik berjalan cepat menuju kamarnya. Semua pelayan yang dilewatinya nampak terkejut saat melihat wajah datar itu berubah lebih beringas hingga membuat mereka sulit untuk mengambil udara.

Sementara di dalam kamar, pelayan masih berdiri dengan setia untuk memastikan Savana harus meminum ramuan kontrasepsi itu.

"Yang mulia. Tolong lakukan sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh yang mulia dengan raja...! Jika tidak adik anda dan saya akan menjadi korban dari penolakan anda yang mulia," pinta pelayan itu dengan bibir bergetar.

"Apakah kamu tega menjadi pembunuh demi pekerjaanmu? Kau ingin membunuh benih dari penerus kerajaan ini?" hardik Savana yang masih mempertahankan prinsipnya.

Kemarin dia setuju kesepakatan itu dibuat karena Alma butuh ginjal sehat. Dan sekarang dia ingin mengingkari kesepakatan itu karena benihnya sedang berproses untuk tumbuh di dalam rahimnya.

"Aku tidak akan menyia-nyiakan hasil kerja kerasku dengan suamiku hingga pagi ini menikmati lezatnya ibadah panjang. Benih cinta kami sudah menyatu mana mungkin aku akan membunuhnya begitu saja hanya karena kekuatan kekuasaan karena urusan politik," batin Savana.

Dreettt....

Savana melirik ponselnya dan melihat nama adiknya tertera di sana. Panggilan video call itu mendesaknya untuk diangkatnya. Savana menggeser panggilan itu dan wajahnya langsung pucat melihat adegan yang mendebarkan di video itu.

"Tolong jangan lakukan itu pada adikku! Baiklah. Aku akan meminum ramuan ini," pinta Savana seraya meraih cangkir ramuan itu dari tangan pelayan.

1
Nadia
idih panggil sayang pas klo ada maunya
Crystal
Lohhh ku kira Sharon perempuan
Shanty Yuniawati
Luar biasa
Aqil Aqil
sngt luar biasa
Eva Dianita
Luar biasa
Qimti Sa
good
Andi Diana
meleleh abangku
Rita
wah bakalan launching New baby
Rita
waduh ade kk sm2 ngegas😁😂😂
Rita
hmmm ada ikatan batin dr adiknya
Rita
😁😂😂😂😂😂
Rita
betullllll
Rita
mana mau tania ma malik skrg krn cacat
Rita
jln yg terbaik menurut Othornya 🤭😁✌️😂😂😂
Rita
susah klo orang yg sdh gila kekuasaan
Rita
dasar
Rita
to the point sdh diwanti2
Rita
iyaaaaa 🤭🤭🤭🤭mksdnya iya terima kenyataan 😅😂😂😂
Rita
oh ternyata
Rita
makane
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!