Bodyguard Merangkap Istri
Wajah Savana terlihat muram saat berada di club malam bersama dengan sahabatnya Sharon. Keduanya menjadi pengangguran setelah sang bos meninggal dunia karena serangan jantung.
Sementara pemilik perusahaan yang baru tidak lagi melirik keduanya karena pemilik perusahaan yang baru ingin melakukan perombakan semua staf perusahaan kakaknya termasuk bodyguard yang pernah mengawal sang kakak ke manapun sang kakak pergi.
Sekarang jadilah semua staf kakaknya menjadi pengangguran berjamaah. Termasuk Savana dan Sharon. Dua sahabat yang terlihat sangat akrab walaupun keduanya berbeda jender.
"Apa yang kamu kuatirkan Savana? Mengapa wajahmu tertekuk seperti itu?" tanya Sharon sambil meneguk minuman winenya.
"Kamu tahu sendiri kalau adikku harus melakukan cuci darah setiap minggunya. Sementara aku tidak bisa lagi mengusahakan uang untuknya karena tabunganku makin hari makin menipis selama 3 bulan menjadi pengangguran menyedihkan," ucap Savana sambil merebahkan kepalanya diatas meja bar dengan bertumpu pada satu tangannya.
"Sebenarnya aku sudah melakukan penelusuran beberapa artikel terkait mengenai lowongan bodyguard, tapi itu berlaku di negara Yordania.
Dan lucunya persyaratan yang diajukan mereka yaitu seorang wanita muda yang harus siap mengenakan pakaian syar'i lengkap dengan cadarnya dan tentu saja kamu tahu sendiri kalau mereka mau agama yang sama dengan mereka," ucap Sharon membuat Savana mengangkat kepalanya lalu kembali duduk tegak.
"Wah...! Kalau begitu aku sanggup. Aku siap menerima pekerjaan itu karena aku sebenarnya seorang muslim. Hanya saja aku tidak mengamalkan agamaku dengan benar sejak ayahku meninggal dunia. Di tambah ibu kami minggat entah ke mana," jujur Savana membuat Sharon tercengang.
"Serius...? Kalau kamu seorang muslim?" tekan Sharon pada gadis blasteran Amerika Indonesia ini.
"Tentu saja. Ayahku berasal dari negara Asia Tenggara kelahiran Amerika dan ibuku asli Amerika. Keluarga besar ayahku semuanya berada di Asia. Hanya saja kami baru dua kali pulang ke Asia tenggara, itupun saat aku dan adikku Elma masih kecil. Tapi kami dibesarkan dengan agama Islam," ucap Savana.
"Pantesan kamu tidak pernah mau makan makanan yang tidak halal dan menjauhi minuman keras. Hanya saja aku tidak berpikir sampai ke arah situ," ucap Sharon.
"Kami ditekankan untuk menjauhi makanan haram karena apa yang masuk ke dalam perut akan menjadi darah dan itu akan membentuk pola karakter manusia agar tidak keras hati. Itu yang diucapkan oleh ayahku," ucap Savana dengan wajah sendu.
"Oh begitu. Baiklah. Kita kembali ke awal bahasan kita tadi. Kalau kamu mau, kamu bisa langsung ambil job ini. Kamu di suruh mengawal seorang gadis tapi tidak ada deskripsi detailnya.
Kamu cukup mengirim CV kamu ke alamat email ini dan tunggu kabar dari mereka selanjutnya," ucap Sharon seraya mengirim alamat email yang di maksud ke kontak Savana.
"Terimakasih Sharon...! Aku sangat berhutang padamu kawan..!" ucap Savana lalu pamit pulang duluan meninggalkan Sharon yang masih betah di dalam club malam itu.
"Savana. Biarkan aku yang akan menjaga adikmu selama kamu berada di Yordania," ucap Sharon.
"Baiklah. Aku akan menunggu kabar darimu setiap dua hari sekali. Terimakasih Sharon...! Kau adalah sahabat terbaik yang pernah aku miliki," ucap Savana saling bersalaman.
Setibanya di apartemennya, Savana menyiapkan dokumen pribadinya seperti paspor dan lainnya untuk melengkapi birokrasi imigran.
Tidak perlu menunggu lama, Savana sudah menerima panggilan kerja oleh pihak keluarga yang ingin menyewa jasanya. Namun ada yang membuat ia sedikit kesal dengan permintaan aneh sang majikan.
"Apa ini? Aku harus muncul ke rumah dia dengan mengenakan pakaian syar'i? Bagaimana caranya agar aku bisa mendapatkan pakaian aneh itu? Apakah aku sanggup berpakaian syar'i seharian? Apakah tidak kepanasan nantinya? Menyusahkan sekali .
Tapi tidak apalah daripada aku tidak mendapatkan pekerjaan. Lagipula gajinya lumayan besar yang akan aku dapatkan yaitu dua kali lipat dengan gajiku sebelumnya," gerutu Savana yang hanya memikirkan pengobatan adiknya daripada kenyamanan untuk dirinya sendiri.
...----------------...
Tiba di kota Amman Yordania, Savana dijemput oleh sang sopir yang sudah mengarahkan namanya dengan selembar karton. Savana yang mengenakan pakaian syar'i masih canggung berjalan mengenakan pakaian aneh itu menurutnya.
"Oh itu namaku," Savana melambaikan tangannya ke arah sang sopir yang menghampirinya untuk membawa kopernya.
"Assalamualaikum nona Savana!" sapa pak Abbas.
"Wassalamu'alaikum..!"
"Kita berangkat sekarang?" tanya pak Abbas.
"Tentu saja."
Savana masuk ke dalam mobil mewah itu. Ia sangat bersyukur karena disambut bak seorang putri oleh kerajaan Yordania.
Sepanjang jalan Savana hanya memperhatikan keadaan kota besar yang memiliki populasi penduduk Islam sebesar 95 persen itu, di mana negaranya dipimpin oleh seorang Raja.
Tidak terasa mereka sudah tiba di depan gerbang utama disambut dengan pemandangan indah yaitu istana mewah yang membuat Savana sedikit bergidik dan juga kagum.
"Astaga..! Apakah aku bekerja pada kerajaan negara ini? Pantas saja gaji yang ditawarkan mereka sangat besar. Kalau tahu begini harusnya aku meminta gaji yang lebih tinggi lagi agar bisa menjamin hari tuaku kalau tubuhku tidak berguna lagi untuk bekerja," batin Savana yang mengusai tujuh bahasa di dunia.
Itulah kelebihan Savana selain menjadi seorang bodyguard yang sangat menakutkan untuk musuhnya ia juga mengusai beberapa ilmu pengetahuan seputar IT.
"Silahkan nona! Ibu suri sudah menunggu anda," ucap sang sopir.
"Baik. Terimakasih."
Baru saja Savana membukakan pintu mobil, seorang pelayan sudah lebih dulu membukakan untuknya. Savana menjejaki kakinya ke tanah lalu berjalan mengikuti pelayan.
Baru saja mau masuk ke teras istana, ia harus melalui beberapa pemeriksaan ketat sebelum menemui ibu suri yang belum ia tahu namanya dan wajah ibu suri itu seperti apa. Savana tidak heran lagi dengan prosedur protokol kerajaan yang harus ia lalui karena pengalamannya. Savana sudah berada di ruang kerja ibu suri.
"Tunggu sebentar nona..! Ibu suri akan menemuimu di sini," ucap pelayan wanita yang juga mengenakan baju yang sama dengannya serba hitam.
"Baik."
Savana memperhatikan di sekitarnya dengan posisi tubuh yang tetap berdiri. Tidak lama pintu itu terbuka dan masuklah seorang wanita paruh baya yang sangat cantik. Ia malah tidak mengenakan cadar hanya jilbab yang menutupi kepalanya. Wanita cantik itu menyapa Savana sebagai seorang muslim dan Savana membalas salamnya ibu suri dengan kepala tertunduk.
"Apakah kamu yang bernama Savana?" tanya ibu suri memindai penampilan Savana.
"Iya nyonya. Nama saya Savana."
"Apakah kamu sudah siap menjadi bodyguard untuk cucuku?" tanya ibu suri.
"Insya Allah, saya siap nyonya menjaga cucu nyonya dengan nyawaku," jawab Savana.
"Baiklah. Mari ikut denganku. Kita ke kamarnya sekarang. Jika cucuku tidak menyukaimu, kamu harus kembali lagi ke negaramu dan perjanjian kita batal, bagaimana? Kamu setuju?" tanya ibu suri membuat kerongkongan Savana tercekat.
Glekkk...
"Baik nyonya."
Savana menyanggupinya dengan berat hati tapi dia berharap cucunya Ibu suri menyukai dirinya. Keduanya berjalan saling beriringan hingga masuk ke sebuah kamar besar nan mewah.
Savana mulai heran karena aroma di kamar itu seperti aroma bayi. Dan benar saja mereka menghampiri sebuah boks bayi di mana bayinya kini yang sedang tertidur.
"Itu cucuku yang harus kamu jaga dengan baik karena dia adalah pewaris kerajaan ini, apakah kamu mengerti?" tegas ibu suri.
"Astaga...!" aku kira anak kecil yang mungkin berusia sepuluh tahun tapi ini bayi berusia enam bulan yang akan menjadi klien termuda ku?" tanya Savana membatin sambil menatap wajah bayi cantik yang sangat menggemaskan itu.
Visual Savana
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Hilmiya Kasinji
cari novel bagus, tertarik dg deskripsinya....lanjut baca
2024-06-24
1
caca
cantik banget visualnua
2024-06-17
1
Anonymous
ok
2024-06-17
1