Kupikir aku akan bahagia menikah dengan seorang Arjuna Raka Sastrowardoyo. Wajahnya yang sangat tampan dengan tubuh atletis tenyata tak bisa memberikan kenikmatan di ranjang.
Pria itu impoten dan mempunyai keanehan lain saat berada di ranjang.
Aku merasa kecantikan dan kemolekan tubuhku tak berguna. Hanya saja ia sangat baik dan loyal padaku. Semua hartanya yang banyak itu bebas aku gunakan yang penting ia puas menyiksaku.
Aku tidak tahu apakah aku akan bertahan atau memilih mencari kebahagiaan lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 Karena Cinta
Arjuna tak menjawab tetapi malah mengangkat tubuh istrinya keluar dari kamar mandi itu. Pria itu membaringkan sang istri di atas ranjang kemudian membuka handuk yang sedang digunakan oleh wanita itu.
Pemandangan indah pun kembali tersaji di depan matanya. Fantasinya akan bisa ereksi kini membayanginya apalagi tongkatnya memang menggeliat pelan.
Rasanya Ia ingin mengulangi kegiatan yang telah dilakukan istrinya yang baru saja ada di dalam fantasinya.
"Mas," panggil Mayangsari dengan bibir bawah ia gigit sangat sensual.
"Kamu cantik sekali May," balas pria itu dengan tatapan tak lepas dari tubuh polos sang istri. Mayang Sari tersenyum kemudian meraih tangan suaminya untuk memberikannya sentuhan yang selama ini sangat ia inginkan.
Arjuna pun mengikuti kemauan istrinya itu. Rasa rendah diri dan sakit hatinya pada keadaan kini menguap, sosok wanita cantik yang halal ia sentuh itu rasanya memberikannya obat penenang.
Ia pun mulai menyentuhkan dirinya pada tubuh sangat istri dengan sangat intens.
"Aku mencintaimu mas," bisik Mayang Sari ditengah cumbuan suaminya yang begitu sangat memabukkan.
"Aku juga May, aku juga sangat mencintaimu," balas Arjuna seraya menyusuri tubuh sang istri dengan sentuhan-sentuhan yang sangat berbahaya bagi sang istri. Mayang Sari menggelinjang nikmat dengan perlakuan suaminya.
Ia yakin betul kalau pria itu bisa sembuh dan normal seperti pria lain di muka bumi ini jika ia tak patah semangat memberikannya godaan dan pancingan seperti ini.
"Boleh aku lihat dirimu seutuhnya mas?" tanya wanita itu seraya mengelus ikat pinggang suaminya. Sungguh, ia sangat penasaran dengan seluruh tubuh atletis suaminya.
Arjuna tersenyum. Ia seperti Dejavu, Mayang Sari memintanya membuka pakaiannya seperti dalam fantasinya. Pria itu pun mengangguk. Tangannya baru saja membuka ikat pinggangnya, pintu kamar mereka tiba-tiba digedor dengan tak sabar di depan sana.
Dua orang yang sedang dalam hasrat yang terbakar itu saling bertatapan. Ada rasa kesal kembali muncul di dalam perasaan mereka. Sudah dua kali mereka berada di tengah perjalanan dan gangguan itu selalu saja datang.
"Tunggu aku May. Aku akan buka pintunya," ucap Arjuna kemudian mengecup bibir sang istri dan meninggalkan tempat itu. Mayang Sari membuang nafasnya kesal.
Ia pun memakai handuknya lagi dan bangun dari tempat tidur itu. Setelah itu ia memakai pakaiannya dan mengikuti suaminya yang sedang berbicara dengan sang mama mertua di depan pintu.
"Ada polisi yang mencari kamu di luar Jun," ucap Dyah dengan wajah yang sangat khawatir.
"Polisi? Kenapa ma?" tanya Arjuna dan Mayang Sari bersamaan.
Dua orang itu menatap sang mama dengan tatapan yang sangat kaget.
"Kamu dilaporkan oleh seseorang yang bernama Han katanya. Kamu telah menganiayanya nak. Sekarang mama yang mau tanya padamu, kenapa kamu melakukan hal seperti itu?"
Arjuna tak menjawab tapi langsung keluar dari kamar itu menuju ke ruang tamu dimana ada dua petugas keamanan yang sepertinya datang untuk meminta keterangan padanya.
"Selamat sore pak Arjuna," salam dua orang petugas itu pada pria pemilik rumah itu.
"Selamat sore pak. Ada yang bisa saya bantu?" balas Arjuna tersenyum tipis.
"Kami langsung saja ya pak. Beberapa saat yang lalu seorang warga jalan.Cxx datang ke kantor untuk melaporkan anda yang telah menganiaya dirinya pak. Dari hasil visum lukanya itu cukup parah pak."
Arjuna tersenyum miring. Ia sangat suka mendengar pria itu terluka parah. Mati pun ia akan sangat senang mendengarnya.
"Saya akui kalau saya memang yang memberikannya pelajaran pak. Dan itu sangat pantas ia dapatkan," ucap Arjuna dengan rahang mengeras.
Dua polisi itu langsung menegakkan punggungnya. Mereka waspada.
"Pria itu yang melanggar hukum dan aturan yang ada pak. Dia memasuki wilayahku dan dengan sangat jelas mengatakan ingin merebut istriku. Apakah itu pantas pak?"
Dua polisi itu menggelengkan kepalanya.
"Nah, itu juga bapak tahu. Harga diriku sebagai seorang suami diinjak-injaknya dengan sangat kurang ajar seperti itu. Dan sekarang anh serahkan pria itu untuk diberkahi hukuman yang setimpal!"
"Apakah ada saksi yang bisa menguatkan pernyataan bapak?" tanya salah seorang polisi yang usianya tampak lebih senior daripada rekan yang sedang menemaninya.
"Istriku pak. Tunggu sebentar, aku akan memintanya ke sini."
"Ah ya baiklah. Silahkan pak."
Arjuna pun berdiri dari duduknya dan segera mencari Mayang Sari di dalam kamar tapi ternyata wanita itu sudah berada di dapur bersama dengan sang mama.
Ia pun mengajak sang istri untuk menemui dua orang polisi itu memberikan kesaksiannya.
Mayang Sari pun menceritakan apa yang ia saksikan. Ia tidak menceritakan semuanya karena harus menutupi satu hal. Ia tak ingin semua orang tahu tentang rahasia suaminya yang sangat dijaganya. Impoten adalah momok yang sangat berbahaya jika ia ucapkan.
"Bagaimana pak? Apakah bapak masih menganggap ulah pria itu benar?"
"Hukum dia pak sampai ia menyadari kesalahannya yang telah mengganggu keluarga Sastrawardoyo!"
"Ah ya, tentu saja pak Arjuna. Kalau begitu kami permisi pak. Dan maafkan kami karena telah mengganggu kegiatan anda. Selamat sore."
Dua polisi itu pun pergi dari rumah kediaman Sastrowardoyo. Mereka berniat untuk tidak menggangu waktu pria itu lagi. Yang perlu mereka lakukan adalah menangkap pria yang bernama Han itu untuk dijebloskan ke dalam penjara.
Arjuna membuang nafasnya pelan kemudian menatap wajah istrinya yang sedang duduk di sampingnya.
"Benarkah kamu tak akan mengingat pria itu lagi May?"
Mayang Sari tersenyum kemudian memeluk lengan kokoh sang suami.
"Aku tidak akan mengingatnya mas. Karena semua isi kepalaku sudah terisi akan dirimu," ucapnya dengan perasaan yang sangat bahagia.
"Kamu pintar menggombal May," ucap Arjuna dengan perasaan yang sangat bahagia.
"Kita lanjutkan yang tadi ya sayang," lanjut pria itu dengan tatapan bermakna khusus pada sang istri. Mayang Sari tersenyum. Ia juga ingin mengulang kegiatan yang belum sampai ke garis finish itu.
"Boleh mas. Tapi kamu harus minum jamu ginseng dari mama. Katanya sangat bagus untuk vitalitas dan stamina tubuhmu," ucap wanita itu.
"Apakah kamu memberitahu mama tentang aku May?"
Deg
Jujur gak ya???
🌺
*Bersambung.
Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?
Nikmati alurnya dan happy reading 😊