Kisah seorang pria yang terikat hutang dengan sistem karena di tolong oleh sistem ketika dia di khianati, di fitnah dan di bohongi sampai di bunuh di penjara untuk membalas dendam, sekarang dia berjuang untuk melunasi nya dengan membuat aplikasi yang melayani jasa balas dendam bagi pengguna nya, baik yang masih hidup atau sudah meninggal, bisakah dia melunasi hutang nya ? atau hutang nya semakin membengkak karena banyaknya "partner" di samping nya ?
*Mengandung kekerasan dan konten yang mengganggu, harap bijak dalam membaca dan maaf bocah tolong minggir.*
Genre : Fantasi, fiksi, drama, misteri, tragedy, supranatural, komedi, harem, horor.
Kalau berkenan mohon di baca dan tolong tinggalkan jejak ya, like dan comment, terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 35
Setelah itu, mereka semua memperkenalkan diri masing masing dan menjelaskan semuanya kepada Sara.
“Jadi kak Rei, kak Irene, kak Febi dan kak Bianca semuanya kakak ku ?” tanya Sara.
“Iya betul, kamu adik kita semua,” jawab Rei.
“Hehe salam kenal ya, kita akan bersama selamanya,” ujar Febi sambil memeluk Sara yang lucu.
“Hehe iya, Sara seneng, selama ini Sara selalu sendirian...hik...hik,” ujar Sara menangis.
Irene dan Bianca juga langsung memeluk Sara, Rei juga memeluk semuanya sekaligus dan mereka terlihat bahagia. Setelah itu,
“Tadi ada kata kata di kepala Sara, itu apa ya ?” tanya Sara.
“Coba kamu bilang status,” jawab Rei.
“Status,” ujar Sara di kepalanya.
***************************************************
Name : Saraswati (10).
Race : Half Marionette.
Level : 1 (0/50)
Power : 200.
Active skill : Soul drain.
Passive skill : hyper regeneration, martial arts mastery.
Weapon : Master Headphone.
Debt : 20.000.000.000.
Soul partner : Reihan Santosa.
Skill partnership : Telepath, teleport.
Total Debt : 41.150.000.000,-
***************************************************
“Hmm...half marionette ?” tanya Bianca.
[Ya karena kamu mengubahnya menjadi marionette sebelumnya, lalu ketika jiwanya masuk aku mengubahnya menjadi manusia, jadi separuh marionette.]
“Um....begitu ya, Sara bukan manusia ?” tanya Sara sambil menatap Rei, Bianca, Irene dan Febi dengan wajah sedih.
“Kamu jelas manusia Sara, hanya saja separuh yang lain, kita semua sama, lihat,” ujar Febi yang membuka statusnya.
Rei, Irene dan Bianca juga membuka status mereka dan memperlihatkannya kepada Sara. Senyuman muncul lagi di wajah Sara dan dia langsung terlihat ceria kembali. Setelah itu, Rei mengajari cara Sara memakai senjatanya. Ketika Sara mengeluarkan senjatanya, rambutnya menjadi berwarna merah seperti api dan dia bisa bergerak seperti seorang ahli bela diri yang sudah puluhan tahun berlatih dan mencapai master.
“Wow...keren,” ujar Sara.
“Hehe syukur deh kalo kamu seneng,” ujar Irene.
Setelah itu, Sara mencoba teleport ke Bianca, kemudian ke Febi, Irene dan terakhir Rei sambil tertawa tawa. Tapi tiba tiba, “bwuung,” mereka semua menghilang, “klik,” lampu di nyalakan, Laila mengintip ke bawah dan karena tidak ada orang, “klik” dia mematikan lagi lampunya dan masuk kembali ke dalam kamar.
Sementara itu, di dalam kamar Rei, tiba tiba saja Rei, Irene, Febi, Bianca dan Sara muncul kembali.
[Hampir saja, tolong berhati hati, jangan memancing sesuatu yang tidak perlu.]
“Oh sori SS dan thanks,” ujar Rei.
Setelah itu, mereka meneruskan mengajari Sara di kamar Rei namun berpesan pada Sara agar tidak berisik. Akhirnya mereka semua tertidur di ranjang Rei kecuali Rei sendiri yang tertindih oleh ke empatnya.
“Uuuh...begini lagi,” ujar Rei.
[Bersyukurlah hohohoho.]
“Dasar lo, oh ya ngomong ngomong, Sara bisa bertumbuh seperti anak anak normal kan ?” tanya Rei.
[Tentu saja, pada dasarnya dia manusia dan maksimal pertumbuhannya di usia 20.]
“Hah maksudnya dia hanya hidup sampai usia 20 tahun ?” tanya Rei.
[Bukan, kalian semua akan bertumbuh sampai usia 20 tahun dan akan selamanya menjadi 20 tahun tanpa menjadi tua lagi, paham.]
“Oh gitu....tunggu sebentar, kita semua ? termasuk aku, Irene, Febi dan Bianca ?” tanya Rei.
[Benar sekali, aku pernah bilang kan kalian akan hidup lama hohoho.]
“Grrrrrr....lo tuh ye, lain kali tolong di jelasin di awal napa,” ujar Rei.
[Tidak seru kalau spoiler, lagipula tidak ada marketing yang buka semua rahasia produk yang mereka jual, apalagi yang jelek jelek, benar ?]
“Haduuuh....trus gimana dengan mama dan Angel, masa suatu hari nanti Angel akan jadi lebih tua dari gue sih ?” tanya Rei.
[Oh itu tidak mungkin.]
“Kenapa tidak mungkin ? suatu hari nanti dia akan lebih dari usia 20 tahun kan ?” tanya Rei.
[Nanti kamu akan tahu.]
“Kenapa sih lo ga mau bilang di awal ?” tanya Rei.
[Karena belum waktunya kamu tahu, aku tidak mau mendahului bos ku.]
“Haaaah ya sudahlah, trus seandainya nih, gue dapet partner yang usianya udah lebih dari 20, gimana ?” tanya Rei.
[Dia akan kembali menjadi 20 tahun.]
“Hmm begitu ya, tetep aja ga ngerti gue,” ujar Rei.
[Hohoho kamu tidak perlu mengerti, jalani saja dan bekerja.]
“Ya ya...dah gue mau tidur,” ujar Rei.
[Selamat tidur dan selamat bersenang senang.]
“Huh ?” tanya Rei.
“Uhmmm,” Bianca tiba tiba memeluk kepala Rei dan “blep,” dia menempelkan wajah Rei di dadanya yang besar, Febi yang tidur menindih Rei memeluk dan mendekap tubuh Rei sampai Rei tidak bisa bergerak, Irene memeluk lengan Rei menempelkannya di antara dada nya dan mengempitnya dengan kaki, sementara Sara tidur dengan tenang di sebelah Rei.
“Ampuuun....godaannya banyak banget,” ujar Rei dalam hati.
Keesokan paginya, Rei memperkenalkan Sara kepada Laila dan Angel, dia memperkenalkan Sara sebagai adik dari Bianca dan Febi yang semalam datang menyusul ke vila naik taksi online. Laila dan Angel menyambut Sara dengan baik dan gembira, setelah itu mereka melanjutkan liburan mereka di vila.
******
Sementara di dalam sebuah unit apartemen, Nisa terlihat termenung sambil duduk di sofa dan mendekap bantal, Dio yang sudah berpakaian rapi datang dan duduk di sebelahnya,
“Kamu yakin mau pindah sekarang ? ga mau nunggu lulus dulu ?” tanya Nisa.
“Sama saja kak, mama bilang aku di rekomendasikan untuk langsung masuk ke jenjang sma tahun depan karena nilai ku bagus, jadi aku ikut ujian untuk ijazah smp nya di sana sebagai syarat saja,” jawab Dio.
“Oh gitu, trus mama bilang apa lagi ? kamu nanti tinggal ama mereka ?” tanya Nisa.
“Um...mama sih ngajak nya gitu, suami nya udah terima karena mereka juga kan ga punya anak, tapi aku ga mau, aku mau tinggal sendiri aja walau tempatnya deket sama rumah mama,” jawab Dio.
“Hmm gitu ya, nanti kalau kakak ada duit, kakak main deh ke sono,” ujar Nisa.
“Aku pergi minggu depan ya kak, sehabis tahun baru, aku tahun baruan dulu sama kakak di sini,” ujar Dio.
“Hehe iya, mama ga nanyain kakak ya ?” tanya Nisa.
“Ng...gimana ya, aku sih udah nyinggung soal kakak sama mama, tapi dia kayaknya ga perduli gitu, makanya aku bingung juga,” jawab Dio.
“Udah ga usah di pikirin, mama ama aku memang ga akur, kamu tenang tenang aja, ga usah mikirin aku,” balas Nisa.
“Tapi kakak beneran ga apa apa kan sendirian di sini ? ga apa apa kan kalau ga ada aku ?” tanya Dio.
“Iya ga apa apa, kamu kejar saja cita cita kamu, toh kakak juga udah dapat kerjaan sesuai dengan cita cita kakak, bener ga,” ujar Nisa menepuk pundak Dio.
“Iya kak, tapi kalau ada apa apa telepon ya kak, paling ga kirim pesan deh,” ujar Dio.
“Iya tenang aja, kamu juga kalau ada apa apa telepon,” balas Nisa.
“Pasti kak, eh aku mau kumpul ama temen temen dulu ya, mau perpisahan hehe,” ujar Dio berdiri.
“Ya udah sana, hati hati ya, jangan malam malam pulangnya,” ujar Nisa.
“Iya kak, aku pergi ya,” balas Dio pamit.
Setelah Dio pergi, Nisa kembali memeluk bantal nya dan menaikkan kedua kakinya melipat di atas sofa, dia membenamkan wajahnya ke bantal yang di peluknya,
“Gue baik baik saja kok....iya kan.....bodoh, mana mungkin gue baik baik saja,” ujar Nisa dalam hatinya dengan wajah yang nampak sedih.
Saat ini Nisa sama sekali tidak tahu kalau hari ini adalah hari terakhir dia melihat adik nya, Dio tidak pernah kembali lagi ke rumahnya dan meninggalkan dirinya sendirian,.
mampir juga ya kak di cerita akuu