Sejak malam pertama pernikahan, hidup Azkia sudah seperti berada di dalam neraka. Sang suami, Ardan, tak pernah membiarkan dirinya hidup tenang tanpa adanya penyiksaan.
Bukan hanya menyakiti secara fisik, Ardan juga sering melontarkan kata - kata kasar, menghina, dan merendahkan hingga membuat mental Azkia pun mulai terguncang.
Ardan menikahi Azkia hanya karena ingin membalaskan dendam saudara kembarnya, Ardi, yang meninggal dunia satu tahun yang lalu.
Kebencian Ardan semakin dalam ketika di malam pertama, dia mengetahui jika Azkia sudah tak perawan lagi.
Azkia hanya bisa pasrah menerima nasibnya hingga kematian sang papa menyebabkan dirinya berubah. Perceraian kala itu menjadi pilihan satu-satunya.
Sanggupkah Ardan hidup jika suatu saat nanti seluruh kebenaran telah terungkap dan takdir mengubah segalanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Meysa yang pada akhirnya berhasil mendapatkan taxi online setelah sekian lama berdiri didepan kediaman Ardan kembali menatap rumah tersebut dengan penuh dendam.
“ Tunggu saja….”
“ Sebentar lagi aku yang akan menjadi nyonya dalam rumah ini….”
“ Dan kupastikan aku akan menendang siapa saja yang berani mengusikku, termasuk nenek lampir itu…..”, ucap Meysa penuh amarah.
Windy yang melihat putrinya datang membawa koper terlihat menautkan kedua alisnya dengan tajam penasaran akan hal yang terjadi.
“ Ada apa sayang ?.....”
“ Kenapa kamu pulang membawa kopermu ?....”
“ Apa Ardan mengusirmu ?.....”, tanya Windy cemas.
" Jika benar Ardan mengusir Meysa dari rumahnya maka keingginan kita untuk bisa menguasai harta keluarga Bimantara akan semakin sulit.....", batin Windy bermonolog.
Bukan hanya Windy saja yang terkejut, Hilman yang baru saja turun dari mobilnya sewaktu pulang hendak mengambil berkas yang tertinggal didalam rumahnya juga terkejut dengan apa yang dia saksikkan saat ini.
Meysa yang menyadari jika kedua orang tuanya merasa cemas akan keadaannya pun mulai bersandiwara untuk menyudutkan Azkia, agar mereka membencinya.
“ Apa benar kata mamimu jika Ardan mengusirmu dari rumahnya….”
“ Tapi kenapa ?.....”, tanya Hilman cemas.
Hiks…hiks…hiksss…..
Bukannya menjawab, Meysa malah menanggis sesenggukan hingga membuat kedua orang tuanya semakin khawatir terhadapnya.
“ Duduklah…..”
“ Tenangkan dirimu dulu…..”, ucap Hilman penuh perhatian.
Setelah agak tenang Meysa pun menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya tentu dalam versi berbeda dari kenyataan dan sarat kebohongan.
“ Jadi, kamu diusir dari rumah Ardan oleh Faisal dan Melati gara – gara wanita sialan itu !!!....”, teriak Hilman penuh amarah.
Meysa yang melihat papinya sudah emosi bertepuk tangan dalam hati karena provokasinya berhasil dengan sangat baik.
“ Iya pi….”
" Bukan hanya mengusirku, bunda juga mengatakan kata - kata kasar kepadaku.....", ucap Meysa berlinangan air mata.
“ Lalu, bagaimana sikap Ardan ?....”
“ Kenapa dia tak membelamu ?....”, tanya Hilman naik pitam mendengar jika Ardan tak mampu melakukan apapun untuk putrinya.
“ Papi tahu sendiri jika Ardan tak bisa melawan kedua orang tuanya…”
“ Apalagi bunda Melati begitu membenciku karena aku telah meninggalkan putranya tiga tahun yang lalu tanpa kabar….”
“ Seberapa seringnya aku memberi penjelasan kepada bunda Melati, wanita itu sama sekali tak bisa memaafkanku….”
“ Dan aku yakin jika bunda Melati tak bisa memaafkanku itu semua karena hasutan Azkia….”
“ Dia terus menjelek – jelekkan aku dihadapan bunda Melati….”, ucap Meysa menambah bensin didalam kobaran api amarah Hilman.
“ Kurang ajar !!!…..”
“ Kamu tenang saja, papi akan membuat perhitungan dengan wanita sialan itu !!!…..”, ucap Hilman penuh amarah.
“ Makasih ya pi…..”
“ Jika tidak mengingat jika umurku hanya tinggal sebentar lagi mungkin aku tak akan memaksa untuk kembali bersama Ardan dan membiarkannya bahagia bersama istrinya….”, ucap Meysa berderai air mata.
“ Sudahlah sayang…..”
“ Kamu sama sekali tidak salah…..”
“ Papi akan mengusahakan kebahagiaanmu disisa umurmu…..”
“ Nanti, akan coba papi bicarakan lagi semuanya dengan Ardan….”, ucap Hilman sambil memberikan putrinya pelukan hangat untuk menenangkan.
Tiga hari sudah Azkia berada dirumah sakit dalam keadaan kritis, Jacob yang ingin masuk dan memastikan kondisi Azkia secara langsung harus menyamar menjadi perawat agar para bodyguard yang berjaga bisa terkecoh.
“ Betapa malangnya nasibmu Azkia…..”, batin Jacob iba.
Dapat Jacob lihat dengan jelas dua pergelangan tangan Azkia terdapat luka memar yang cukup dalam hingga kulitnya mengelupas seakan menunjukkan jika gadis itu sering diikat kedua tangannya oleh Ardan.
“ Dasar biadab….”, umpat Jacob dalam hati.
Hati Jacob merasa sangat sedih melihat tubuh Azkia terbujur kaku dengan banyak alat yang menempel diseluruh tubuhnya untuk memperpanjang nyawanya.
Jacob yang hendak keluar tiba – tiba menghentikan langkahnya waktu dia melihat jemari Azkia perlahan bergerak.
Menyadari Azkia telah sadar, diapun buru – buru memencet tombol didinding dan tak lama kemudian seorang dokter dan beberapa perawat datang keruangan untuk melakkan pemeriksaan.
Kabar Azkia yang sudah sadarkan diri tentu saja membuat Ardan, Melati dan Faisal langsung bergegas menuju kerumah sakit.
Kali ini Ardan tak bisa lagi menahan kedua orang tuanya untuk melihat kondisi Azkia dari dekat karena Faisal mengawalnya seperti seorang buronan.
Bahkan ayahnya itu tak membiarkan Ardan menyetir mobilnya sendirian dan mengajaknya bersama dengan mereka dalam satu mobil.
Saat ini Ardan sangat berharap Azkia akan mengingat jelas ancaman yang diberikannya hingga gadis itu tak membocorkan semuanya kepada kedua orang tuanya.
“ Kuharap gadis bodoh itu tak menceritakan semuanya kepada ayah dan bunda…..”, batin Ardan resah.
Sementara itu, Ronan yang mendengar kabar mengenai putrinya yang terbaring dalam keadaan kritis dirumah sakit dari nomor yang tak dikenal mendadak langsung lemas.
Untung saja, Amel sekretarisnya langsung tanggap dan memberikan Ronan obat sehingga kondisinya tak sampai memburuk.
“ Antar aku kerumah sakit X untuk bertemu Azkia sekarang juga….”, ucap Ronan lemah.
“ Tapi pak….”, belum juga Amel menyelesaikan ucapannya, Ronan sudah berdiri hingga mau tidak mau Amelpun mengikuti kemauan bosnya yang terkenal keras kepala itu.
Untung saja semua schedule pertemuan dengan klien sudah diajukan pagi tadi sehingga siang hingga sore Ronan free.
Rencananya hari ini Ronan akan pulang cepat untuk beristirahat dirumah. Tapi setelah menerima kabar jika Azkia dirawat dirumah sakit, lelaki itupun membatalkan niatnya pulang.
Ronan yang datang lebih dulu dibandingkan menantu dan besannya terlihat bernafas lega waktu mendengar dari perawat yang bertugas jika Azkia telah sadar dan kondisinya sudah mulai stabil.
Namun langkah Ronan terhenti karena bodyguard milik Ardan melarangnya untuk masuk menjenguk sang putri membuatnya harus beradu mulut dan otot hingga menyebabkan penyakit jantungnya kembali kambuh hingga membuatnya jatuh pingsan yang bertepatan dengan kedatangan Faisal disana.
“ Apa yang kalian lakukan ?....”, tanya Faisal dengan nada tinggi.
Amel yang melihat bosnya pingsan segera memanggil dokter mengingat beberapa hari terakhir kondisi jantung bosnya tersebut sedikit lemah.
PLAKKK !!!....
Faisal yang sedari tadi berusaha menahan diri pada akhirnya menampar Ardan dengan keras setelah para bodyguardnya mengakibatkan mertuanya jatuh pingsan.
“ Bawa pergi mereka semua….”
“ Dan ingat, hanya pengawalku yang bisa berjaga disini….”, perintah Faisal tegas.
Faisal yang sudah kehilangan kesabaran membawa serta para bodyguardnya yang terlatih dan jauh diatas para bodyguard milik Ardan sehingga mereka berhasil dilumpuhkan dengan mudah.
“ Ayah….”
“ Cepat masuk…..”, teriak Melati histeris.
Mendengar istrinya berteriak histeris, Faisal pun melangkah masuk sambil memberikan ancaman dengan kedua matanya kepada Ardan sebelum seluruh tubuhnya menghilang dibalik tembok ruang rawat Azkia.
“ Apa ini ?.....”, tanya Melati panik.
Dapat Faisal lihat ada luka bekas ikatan yang tampaknya akan susah dihilangkan jika sembuh nanti dikedua pergelangan tangan Azkia.
Dan juga lebam dileher seperti bekas cekikan dan adanya perban yang menutup hampir seluruh kepala menantunya tersebut membuat Melati hanya bisa menangis sedih.
“ Siapa yang melakukan ini semua terhadap menantuku….”, ucap Melati sesenggukan.
Faisal yang melihat Ardan masuk kedalam ruangan dengan wajah cemas mulai bisa menangkap jika anaknya itu ada sangkut pautnya dengan kondisi Azkia sekarang.
“ Sekarang katakan dengan jujur….”
“ Apa kamu yang melakukan semua ini….”, ucap Faisal tajam.
Glekkk….
Ardan hanya bisa bungkam sambil kesulitan untuk berbicara karena lidahnya tiba – tiba saja menjadi keluh.
“ Apakah gara – gara wanita j****g itu kamu berbuat kasar terhadap istrimu…..”, ucap Melati memojokkan.
Ingin sekali Ardan menyanggah semua ucapan bundanya tersebut namun lagi – lagi mulutnya terkunci rapat dan hanya bisa menunduk untuk menghalau rasa bersalah yang perlahan mulai masuk kedalam hatinya.
seharusnya apa yang dialaminya harus diceritakan sama orang terdekatnya. kalau masalah Ayah nya
seandainya pun terjadi yang paling buruk sekalipun itu adalah takdir dari Tuhan.. akhirnya dia menderita sendiri semoga aja tidak gila.
hanya ini lah anak satu satu nya harapan orang tua
sedingin apa balok es itu pasti akan meleleh...
Bikin ardan se bucin2nya thor..