Tidak mengandung unsur BL.
Patah hati membuat seorang pria tampan bernama Arsenio, merubah pandangan hidupnya menjadi menyimpang. Karena dia sudah tidak percaya lagi dengan adanya cinta tulus antara pria dan wanita.
Lamia, gadis cantik yang terpaksa menerima tawaran pernikahan dari seorang pria yang tidak dikenalnya sama sekali, hanya untuk terlepas dari hutang keluarganya.
"Aku akan membayar semua hutang dan menebus rumah peninggalan orangtuamu. Aku juga akan memberikan semua fasilitas mewah kepadamu. Asalkan kau manikah denganku sampai batas waktu yang tidak di tentukan. Tanpa adanya kontak fisik diantara kita. " Arsenio.
"Aku tidak peduli berapa lama aku harus hidup denganmu, dan menjadi istrimu yang hanya kau manfaatkan untuk menutupi status g*ymu. Asal aku selalu berada di sisimu. Itu sudah cukup. " Lamia
Akankah Mia bisa merubah kepribadian Arsen dan membuatnya jatuh cinta kepadanya?
Novel ini hanya imajinasi othor semata.
Semoga kalian suka, dan kasih dukungan ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perihal Kasep Dan Asep
Pagi-pagi sekali Mia dan Arsen berangkat ke Bandung . Karena Arsen ingin menghindari kemacetan parah. Dan perjalanan yang biasa ditempuh berjam-jam dapat ditempuh dengan wkatu singkat .
Saat memasuki kampung halaman Mia, yang Arsen tangkap adalah suasana yang asri, penduduk yang ramah dan kehidupan sosial yang jauh dari kata mewah . Benar-benar tempat yang nyaman untuk ditinggali , karena jauh dari hiruk pikuk kota yang sangat bising dan penuh polusi .
"Rumahmu di sebelah mana ?" Tanya Arsen yang sudah tidak sabaran ingin melihat rumah Mia .
"Ada di ujung jalan sana mas rumah paling pojok ." Kata Mia sambil menunjukkan jalan kepada Arsen .
Arsen hanya mengikuti ke mana arah Mia menunjuk . Dan akhirnya , mereka sampai di sebuah rumah sederhana dengan halaman yang luas namun tidak terurus .
Mia turun dari mobil , dan segera berlari menuju rumahnya . Dengan kunci rumah yang sudah dia pegang, Mia segera membuka pintu rumahnya . Dia Lalu mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan . Masih sama tidak ada yang kurang. Ternyata Baron tidak mengambil apapun dari rumah ini, dia sangat bersyukur akan hal itu.
Arsen mengikuti Mia dari belakang , dilihatnya gadis itu memandang Sendu ke setiap penjuru rumah dengan mata yang sudah berkaca-kaca . Dia tahu Mia pasti merindukan sosok kedua orang tuanya yang tidak akan pernah dia lihat lagi di dunia ini.
"Menangislah jika ingin menangis , jangan kau tahan rasa sedihmu itu ." Kata Arsen , yang mengerti akan kesedihan Mia .
Dan akhirnya tangis itu pecah , tanpa sadar Mia memeluk tubuh Arsen dan menumpahkan segala kesedihannya di sana . Mia tidak peduli saat ini entah itu misi atau apapun , yang pasti saat ini Mia memang benar-benar membutuhkan sebuah sandaran untuk menangis dan menumpahkan kesedihannya.
Kali ini Arsen membalas pelukan dari Mia dan menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut , karena dia tahu Mia benar-benar bersedih saat ini. Kini Arsen tahu , Mia adalah sosok wanita yang mudah meluapkan emosinya . Dua emosi Mia yang sudah dia ketahui adalah saat dia bahagia , dan saat dia sedih seperti ini . Saat dia bahagia dia membutuhkan seseorang untuk mencurahkan kebahagiaannya , dan saat dia bersedih dia membutuhkan seseorang untuk bersandar . Kini Arsen tahu itu . Yang belum Arsen tahu adalah , saat Mia merajuk atau pun marah . Dan Semoga dia tidak pernah tahu Seperti apa mode Mia saat marah.
Setelah merasa lebih tenang , Mia melepaskan pelukannya dari Arsen . Dan menghapus jejak air mata di pipinya dengan kedua tangannya .
"Terima kasih Mas , sudah memberiku sandaran saat aku bersedih . Aku akan membersihkan kamar , untuk Mas Arsen istirahat . Mas Arsen pasti lelah Karena perjalanan kita yang jauh . "
Arsen hanya terdiam , tidak menanggapi ucapan Mia. Dia hanya memperhatikan apa yang Mia lakukan.
Mia mengambil sebuah lap dan membersihkan kursi kayu yang ada di sudut ruangan ," Mas Arsen bisa duduk di sini kalau lelah , aku akan bersih-bersih kamar dulu agar layak untuk Mas Arsen istirahat nanti. "
Mia lalu masuk ke dalam kamarnya dan mulai membersihkan setiap sudut kamarnya yang penuh dengan Debu , serta mengganti sprei dengan yang baru . Kamarnya nanti akan dipakai Arsen untuk istirahat , sedangkan dia akan tidur di kamar kedua orang tuanya . Setelah membersihkan kamarnya , Mia lalu membersihkan kamar kedua orang tuanya . Sama seperti sebelumnya , Iya juga membersihkan setiap sudut kamar dan mengganti sprei dengan yang baru . Tempat untuk istirahat mereka berdua sudah rapi kini giliran Mia membersihkan ruangan lainnya. Tidak ada waktu istirahat bagi Mia hari itu , karena memang rumahnya terlihat sangat kacau dan tidak terawat .Mia sudah menyuruh Arsen untuk beristirahat di kamarnya, karena Mia akan membersihkan ruangan lain. Takut Arsen terganggu.
Saat Mia mulai fokus membersihkan rumah , tiba-tiba seorang tetangga datang menemui Mia .
"Mia kamu kah itu ?"
"Iya Teh saya Mia , Ada apa ya ?"
"Sudah lama kamu tidak pulang. Bagaimana kabarmu ?"
"Alhamdulillah baik teh , baru bisa pulang sekarang setelah membayar hutang ayah dan ibu ."
"Iya sungguh keterlaluan mereka menyita rumah ini, tepat di hari meninggalnya kedua orang tuamu .Mereka sangat keterlaluan. " Kata Desi tetangga Mia yang dulu sangat baik dengan keluarganya.
"Kamu datang dengan siapa Mia ?" Tanya Desi lagi setelah melihat ada sebuah mobil mewah yang terparkir di depan rumah Mia .
"Sama suami teh , kebetulan si Aa lagi istirahat capek mungkin. "
"Kamu sudah menikah Mia ? Alhamdulillah kalau begitu , sudah ada yang jagain kamu sekarang ."
"Iya Teh Alhamdulillah ...."
Sebelum melanjutkan ucapannya , terdengar suara berat seorang pria yang keluar dari kamarnya .
"Mia kamarnya panas banget , aku nggak bisa tidur kalau begini . Nggak ada AC atau kipas angin gitu? " gerutu Arsen sambil keluar dari kamarnya.
Desi yang melihat sosok Arsen yang sangat tampan dan rupawan , merasa tercengang seolah tak percaya . Ada bule campura indo - Pakistan yang masuk ke Kampung mereka .
" Siapa itu Mia? Suamimu? " tanya Desi tanpa sungkan.
"Iya dia Aa Arsen teh, suami Mia. Mas Arsen dia teh Desi tetangga depan rumah." Mia mempertkenalkan Arsen kepada Desi tetangga depan rumahnya.
"Biasanya panggil mas. " ketus Arsen.
"Itu kalau di Jakarta Mas , kalau di Bandung aku panggil Aa ya ,biar lebih imut gitu. " Kata Mia dengan wajah yang dibuat seimut mungkin .
"Terserah kamu lah , yang penting sekarang dimana kita bisa beli kipas angin atau AC , aku gerah Mia. "ucapo Arsen dengan kesal.
"Aa kasep kepanasan ya , Teteh pinjamin kipas angin Punya Teteh dulu ya . Nanti kalau kalian sudah beli kalian bisa mengembalikannya lagi . " Desi langsung pulang untuk mengambil kipas angin yang tidak terpakai dan akan dipinjamkannya kepada Mia .
"Namaku Arsen Kenapa bisa jadi Asep ?" gerutu Arsen yang tidak terima namanya diganti .
"Bukan Asep Mas ? Tapi Kasep . Kasep itu bahasa Sunda yang artinya cakep atau ganteng . Jadi dia bilang Aa ganteng , atau mas ganteng . Bukan mas Asep. " Kata Mia dengan terpingkal-pingkal , mendengar Arsen yang mengira namanya diganti dengan Asep.
Mendengar penjelasan dari Mia, Arsen jadi menggaruk rambutnya yang tidak gatal , dia salah tingkah karena tidak tahu apa-apa dengan bahasa daerah yang ada di kota tetangganya itu.
"Maklumlah Mia , aku kan cuma hidup di Jakarta nggak pernah ke mana-mana . Paling jauh ke Kalimantan untuk mengurusi bisnis papah ." ujar Arsen dengam sombong untuk menutupi kesalahannya.
"Iya tahu , orang kaya mah bebas. "
Tak lama terlihat , Desi kembali dengan membawa sebuah kipas angin duduk . Dan diberikannya kepada Mia .
"Ini pinjam dulu aja Mia. Nanti kalau kamu sudah mau pulang kamu bisa Balikin ke aku ."
"Makasih ya teh , udah bantuin Mia memenuhi keinginan Aa Asep ." Kata Mia sambil menggoda suaminya
"Udah nggak apa-apa ."
"Teh kalau boleh tahu di sini ada orang yang bisa untuk membersihkan halaman ini, sama membersihkan rumah di belakang . Cuciannya banyak banget , aku kasihan kalau dia kerja sendiri ." Kata Arsen yang mencari pekerja serabutan untuk membersihkan rumah Mia.
"Cie perhatian nih ," goda Teteh Desi kepada Mia .
"Ada kok A' , mau yang laki-laki apa perempuan ?
"Kalau bisa laki-laki dan perempuan , laki-laki membersihkan halaman . Yang perempuan membersihkan dalam rumah . Aku dan Mia mau keluar mencari sesuatu , kalau sudah ada pekerja di rumah ini ."
"Iya nanti saya kabari A' , ada kok di sini tetangga yang kerja serabutan kayak gitu ."
"Aku butuhnya besok langsung selesai ya Teh , soalnya mungkin besok lusa kami sudah kembali ke Jakarta ." kata Arsan menegaskan .
"Oh gitu , Ya sudah nanti teteh carikan . Teteh juga prihatin melihat rumah Mia yang tidak terawat ."
"Makasih banyak ya Teh, lebih dari satu pekerja nggak apa-apa asalkan sehari kerja semuanya sudah bersih ." Kata Arsen lagi .
Arsen lalu membawa , kipas angin yang dipinjamkan oleh Desi ke dalam kamar .
"Teh maafin suami aku ya , dia suka main perintah seenaknya . Padahal baru juga kenal ."
"Nggak apa-apa Mia , lagian juga untuk merawat rumah kamu . Teteh sebenarnya juga nggak tega lihat rumah ini , dulu waktu masih ada almarhum dan almarhumah rumah ini terlihat rapi dan bersih . Teteh jadi kangen sama mereka ."
"Iya Teh , Mia pulang juga ingin nengokin makam ayah dan ibu . Karena Mia belum pernah ke sana lagi setelah pemakaman . Jangankan untuk pulang ke Bandung , untuk makan aja Mia susah . Karena harus membayar kepada rentenir itu .
"Tapi alhamdulillah sekarang , kamu sudah baik-baik saja Mia . Teteh senang melihatnya. "
"Iya Teh Alhamdulillah ."
Dia Lalu melanjutkan pekerjaan yang membersihkan rumah setelah kepergian Teh Desi .
PLEASE TOR CERITA NYA BEN DAN SISIE