Ganteng ✔️
Kaya Raya ✔️
Pintar ✔️
Jago Olahraga ✔️
Jago Bela Diri ✔️
Orangtua Cakep ✔️
Kesayangan Semua Orang ✔️
Fajarendra Galaxio Nayanka, putra sulung dari pengusaha kaya raya, Aksara Langit Nalendra, dan mantan model terkenal, Wulandari Camelia Yovanka. Lahir & tumbuh dikeluarga konglomerat dengan segala kelimpahan harta & kasih sayang dari semua orang, membuat lelaki yg akrab disapa Galaxio itu merasa kehidupannya sudah sangat sempurna.
Namun siapa yg mengira bahwa semua sketsa-sketsa indah yg sudah ia rancang untuk masa depannya, harus hancur dalam sekejap. Dan yg lebih parahnya lagi, yang menjadi penyebab dari kehancuran itu adalah satu-satunya wanita yg berhasil menarik perhatiannya, bahkan menumbuhkan cinta dalam hatinya. Wanita yg ia kira akan menemaninya membangun kisah cinta romantis, justru memberinya luka yg amat tragis. Akankah kisah Galaxio berakhir bahagia seperti kisah orangtuanya dulu? Atau justru berujung pilu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itachi Wife, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Keesokan paginya, Gala beserta orangtuanya tampak menikmati sarapan mereka bersama dengan diselingi beberapa candaan kecil. Hingga tiba-tiba ponsel Langit berdering, "Aku angkat telfon bentar ya sayang" ujar Langit bangkit dan menjauh dari meja makan. "Gak biasanya Papi nelfon sampe menjauh" gumam Gala dalam hati. "Mi, susunya masih ada gak?" tanya Gala. "Ada kok di kulkas, mau Mami ambilin?" tanya Wulan yang digelengi oleh Gala. "Biar Gala ambil sendiri aja Mi" ujar Gala bangkit dan bergerak menuju dapur. "Saya gak bisa" Gala memicingkan matanya saat telinganya menangkap suara sang ayah yang tengah menelfon di teras belakang. Suara Langit terdengar melalui jendela dapur yang tak terlalu jauh dari teras tersebut.
"Itu gak ada di perjanjian kita ya" ... "Gak, kalo kamu minta itu, saya gak bisa" ... "Kamu gila ya, apa kata istri saya kalo sampe saya lakuin yang kamu mau itu" ... "Kamu mau bikin istri saya curiga atau emang berniat ngancurin keluarga saya ha" ... Deg... Prang... Ucapan Langit membuat Gala sangat terkejut, bahkan gelas yang ia pegang sampai jatuh dan pecah. "Astaga Gala. Sini Nak" ujar Wulan membawa Gala menjauh dari serpihan-serpihan kaca itu. "Ada apa sayang?" tanya Langit turut bergegas datang. "Gala kamu gapapa Nak? Ada yang luka gak? Hei,,, Gala,,, sayang,,," ujar Wulan membuat Gala tersentak. "Hmm,,, gak,,, Gala gapapa kok Mi. Ma,,, maaf ya Mi. Ga,,, gara-gara Gala ceroboh, gelasnya jadi pecah" ujar Gala. Wulan langsung menarik Gala ke dalam pelukannya dan mengusap kepala laki-laki itu.
"Mami gak peduli sama gelas itu sayang. Yang penting kamu baik-baik aja, itu udah lebih dari cukup" ujar Wulan, namun Gala masih setia menatap Langit tak bergeming. "Bi,,, Bibi,,," ujar Wulan melerai pelukannya. "Iya Nyonya" sahut salah seorang maid yang datang. "Tolong bersihin serpihan kacanya ya Bi. Hati-hati" ujar Wulan membawa Gala kembali ke meja makan, diikuti Langit. "Kamu lanjut sarapan ya, biar Mami ambilin susu yang baru" ujar Wulan kembali menuju ke dapur. "Gala, kamu kenapa tadi?" tanya Langit. Gala menoleh dan menatap lamat ayahnya itu. "Apa maksud Papi di telfon tadi? Siapa yang nelfon Papi tadi? Kenapa Papi takut banget kalo sampe Mami curiga? Apa Papi selingkuh?",,, sayangnya Gala hanya mampu mengungkapkan semua itu dalam hatinya.
Bibirnya memilih bungkam dan menggeleng pelan lalu menunduk seraya melanjutkan sarapannya. "Nih susunya sayang" ujar Wulan meletakkan susu itu di depan Gala. Saat Wulan hendak duduk, Gala menahan pergelangan tangan Wulan. "Ada apa Nak?" tanya Wulan lembut. "Gala sayang Mami" ujar Gala pelan, membuat Wulan menarik senyum hangat. "Mami juga sayang Gala. Buruan abisin sarapannya, abis itu berangkat sekolah. Hari pertama gak boleh sampe telat" ujar Wulan mencolek hidung Gala. Lalu setelahnya mereka pun kembali melanjutkan sarapan, dengan ditemani keheningan yang entah mengapa serasa mencekam. "Gala udah selesai Mi" ujar Gala bangkit dari duduknya. "Biar Papi antar ya" ujar Langit.
"Gak usah, Gala sama Om Zakir aja" ujar Gala mendekati Wulan dan mencium tangan serta pipi sang ibu. "Gala berangkat ya Mi. Dahhh Mi. Love you" ujar Gala. Lalu ia mendekat pada Langit dan hanya mencium tangan lelaki itu singkat, lantas beranjak meninggalkan ruang makan. "Kamu bikin salah sama Gala Mas?" tanya Wulan. "Perasaan gak ada deh sayang" ujar Langit. "Mungkin dia lagi badmood kali ya" gumam Wulan. Setelah beberapa saat, mobil yang mengantar Gala pun tiba di sekolah, ia langsung menuju kelasnya, yaitu X IIS 1. Sesampainya di kelas, ia melihat Skylar dan Arnav yang sudah duduk bersebelahan. "Gal, sini deh. Kami udah siapin bangku buat lo nih" ujar Skylar menunjukkan bangku di depannya.
Gala pun segera bergerak menuju ke bangku yang berada di barisan kedua itu, sedang Skylar dan Arnav di barisan ketiga. Tak lama kemudian, "Ekhm,,, permisi, boleh gua duduk di sini?" tanya seorang cowok yang berdiri di dekat meja Gala. "Silahkan, bangkunya kosong kok" ujar Gala. Lelaki itu duduk di sebelah Gala dan mengulurkan tangannya. "Kenalin, nama gua Angkasa Excellio Bamantara, panggil aja Asa atau Angkasa" ujar lelaki itu tersenyum kecil. "Fajarendra Galaxio Nayanka, panggil aja Gala" ujar Gala membalas uluran tangan cowok bernama Angkasa itu. "Oh iya, kenalin juga, mereka sahabat gua. Yang ini Skylar Mevriano Danuaksa biasa dipanggil Skylar atau Sky, dan yang di sebelahnya itu Ravelino Arnav Rodrigo, biasa dipanggil Arnav" ujar Gala memperkenalkan sahabatnya.
Saat mereka sedang asyik bercengkerama dengan teman baru mereka, tiba-tiba terdengar keributan. Ternyata keributan itu berasal dari murid-murid yang tak memberikan tempat duduk untuk Aruna. "Gua sekelas sama dia juga ternyata" gumam Gala dalam hati. Melihat Aruna yang tampak kebingungan itu, membuat Gala bangkit dan menarik gadis itu menuju kursi kosong di depannya. "Dia boleh duduk di sini?" tanya Gala pada gadis yang duduk di sebelah kursi kosong itu. "Boleh kok, silahkan" ujar gadis berkacamata itu. "Udah kan? Lo bisa duduk di situ. Lain kali, kalo dibully tuh lawan, jangan cuman diam aja. Lo juga murid di sini, berarti lo juga punya hak yang sama di sekolah ini" ujar Gala kembali ke kursinya.
"Wihhh ada apa nih, jarang-jarang loh seorang Galaxio mau nolongin cewek" ujar Skylar. "Emangnya salah nolongin teman sekelas sendiri" ujar Gala. Saat ia baru saja hendak mengeluarkan ponselnya, seorang guru tampak berjalan memasuki kelas, membuat semuanya segera menuju ke kursi masing-masing. "Selamat pagi anak-anak" ujar guru perempuan itu tersenyum hangat. "Pagi Buk" sahut semua murid. "Perkenalkan, nama ibu Silvia Citrasari, kalian bisa panggil ibuk, Buk Silvi. Untuk ke depannya, Ibuk yang akan menjadi wali kelas kalian, sekaligus guru mapel ekonomi" ujar Buk Silvi. "Baik, kalau begitu kita perkenalan dulu ya, berdasarkan tempat duduk aja. Dimulai dari kamu" ujar Buk Silvi menunjuk seorang siswa yang duduk di bangku paling depan pojok.
Acara perkenalan pun berlangsung hingga beberapa saat. Setelah sesi perkenalan selesai, dilanjutkan dengan pembentukan struktur pengurus kelas. Dari hasil voting, Gala terpilih menjadi Ketua Kelas, dan Angkasa sebagai Wakil Ketua Kelas. "Untuk hari pertama ini, kalian belum mulai belajar. Jadi khusus hari ini, kalian bebas ngapain aja, selain pulang ya" ujar Buk Silvi. "Berarti kalo ke kantin boleh Buk?" tanya Riki. "Boleh, kalo kalian mau keliling-keliling juga boleh. Besok baru kita mulai PBM" ujar Buk Silvi. "Oh iya Gala, Ibuk minta tolong untuk bikin grup kelas ya, nanti invite Ibuk" ujar Buk Silvi sebelum keluar kelas. "Baik Buk" sahut Gala. "Nav, tolong bikinin ya" ujar Gala. "Lah,,, kan lo yang disuruh" ujar Arnav. "Ayolah,,, lo kan tau gua kurang suka save nomor orang" ujar Gala berbisik.
"Biar gua aja yang bikin Gal" ujar Angkasa. "Wah, ternyata gua gak salah pilih wakil" ujar Gala terkekeh. "Yaudah, bikinnya nanti aja. Gimana kalo kita ke kantin dulu" ujar Gala yang disetujui oleh ketiga temannya itu. "Hmm Gala" ujar Aruna membuat langkah Gala terhenti. "Iya?" tanya Gala. "Ini,,, aku mau balikin payung kamu kemarin" ujar Aruna. "Astaga gua baru inget, thanks ya" ujar Gala mengambil payung itu dan menyimpannya di dalam tasnya. "Btw, lo mau ke kantin juga gak? Kalo iya bareng kita-kita aja, ajak temen lo sekalian" ujar Gala. Akhirnya mereka berenam pun bergerak menuju ke kantin. "Eh, kalian belum kenalan kan. Kenalan dululah" ujar Gala membuat ketiga temannya berkenalan dengan dua gadis itu. Teman sebangku Aruna bernama Aura Syafani.
Saat di persimpangan koridor, karena bergelut dengan Skylar, Gala tanpa sengaja menyenggol bahu seorang cewek bahkan membuat cewek itu jatuh terduduk. "Astaga maaf, gua gak sengaja, maaf ya" ujar Gala dengan sigap membantu gadis itu berdiri. "Iya gapapa kok" ujar gadis itu lembut seraya menunduk dan membersihkan roknya. Gala menegang saat mendengar suara gadis itu. "Rissa" ujar Gala membuat gadis itu mengangkat wajahnya dan mengernyit. "Rissa? Siapa Rissa?" tanya gadis itu. Melihat iris mata gadis itu yang berwarna coklat, entah kenapa membuat hatinya sedikit kecewa. "Maaf, gua salah orang" ujar Gala tersenyum kecil. "Hm, sorry, tapi bisa lepas tangan aku gak?" tanya cewek itu membuat Gala tersentak saat menyadari tangannya yang masih memegang pergelangan tangan gadis itu. "Eh, sorry sorry" ujar Gala melepas genggamannya.
Namun saat baru saja hendak menarik tangannya, ia terhenti saat gelang rantainya justru terlilit dengan gelang gadis itu. "Astaga, ada aja perasaan" ujar Gala dalam hati. Gadis itu tampak kesulitan melepas lilitan tersebut. "Jangan ditarik, kalo ditarik gitu gelang lo ntar yang putus. Biar gua yang lepasin sini" ujar Gala menarik pergelangan tangan gadis itu untuk lebih dekat. "Ah anjing, napa kelilitnya ribet gini sih ah" gumam Gala dalam hati. "Guys, kalian duluan aja ke kantin. Ntar gua nyusul" ujar Gala. "Duduk di situ dulu yuk, ini kelilitnya agak ribet soalnya" ujar Gala membawa gadis itu menuju salah satu bangku yang terdapat di koridor. "Yaudah ay..." "Kalo kita tungguin aja gimana?" tanya Aruna. "Hm, gapapa juga sih, daripada pisah pisah gini kan, lagian gak akan sampe berjam-jam juga kan buka gelangnya" ujar Angkasa.
"Putusin gelang aku aja deh kayaknya, daripada susah banget gini kan" ujar gadis itu. "Hm, gimana kalo gelangnya sama-sama kita lepas, ntar gua bawa ke toko aksesoris buat dipisahin" ujar Gala. "Astaga putusin aja deh, gapapa kok" ujar gadis itu. "Gak gak gak, daripada diputusin, mending lo lepas gelangnya aja, biar gua yang bawa. Ntar kalo udah bener, gua balikin lagi ke lo" ujar Gala. "Padahal kalo gak dibalikin juga gapapa kok" ujar cewek itu membuka gelangnya dengan kesusahan. "Sini deh, biar gua aja yang bukain" ujar Gala membantu melepaskan gelang itu. "Gelang lo gua bawa dulu ya, ntar kalo udah beres gua balikin lagi. Btw, nama lo siapa? Dan kelas berapa?" tanya Gala. "Aku Luna Aurellia, panggil aja Luna. Kenal X MIPA 1" ujar cewek itu tersenyum.
"Gua Fajarendra Galaxio, panggil aja Gala" ujar Gala tersenyum. "Gal, udah belum?" sahut Arnav membuat Gala menoleh. "Kan gua suruh duluan tadi" ujar Gala mendumel. "Gih sana, kasihan teman-teman kamu udah nungguin dari tadi" ujar Luna. "Sorry ya udah nabrak lo tadi sampe jatuh, terus bikin gelang lo rusak juga" ujar Gala menggaruk tengkuknya. "Haha, santai aja. Kalo gitu aku duluan ya. Dahhh Gala" ujar Luna tersenyum dan berbalik menjauh. "Dahhh Gala" ucapan Luna terngiang-ngiang di telinga Gala. "Suaranya kok bisa mirip sama Rissa ya, tapi gak mungkin, iris mata mereka aja beda" ujar Gala dalam hati. "Woi Gala! Malah bengong" ujar Skylar membuat Gala tersentak. "Iya ah iya, bawel lo pada. Lagian kan tadi udah gua suruh duluan" ujar Gala mendumel. "Harusnya lo berterima kasih tuh sama Aruna, gara-gara dia kami mau nungguin lo dari tadi tau" ujar Skylar.
pihak sekolah nya gmna ada tauran di sekolah kok gk panggil polisi sampai ada kasus penusukan bgtu kok anteng aja 🤦