Ikuti setiap bab nya dan jangan lupa tinggalkan dukungannya ♥️
****
Anindira dan Anindita adalah saudari kembar yang terpisah sejak lahir. Keduanya memiliki nasib yang berbeda, Anindira sudah menikah tetapi dirinya selalu di sakiti oleh sang suami dan tidak mendapatkan kebahagiaannya. Sementara Anindita, dirinya hanya bisa menghamburkan uang dan angkuh.
Suatu hari, tanpa sengaja Anindita menggantikan peran Anindira. Dirinya masuk ke dalam kehidupan suami Anindira, dan tidak menyangka betapa hebat saudari kembarnya itu bisa hidup di tengah-tengah manusia Toxic.
Bagaimana kehidupan mereka selanjutnya?
SO STAY STUNE!
NO BOOM LIKE, BACA TERATUR DAN SEMOGA SUKA 😍🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 28 TWINS A
Anindira dan Ayuna sudah berada di dalam kamar, mereka saling menggenggam tangan satu sama lain. Tidak perlu mencari bukti lagi, jika Anindira adalah kakak kandungnya. Bukan hanya wajah saja yang sangat mirip, tetapi ikatan batin keduanya begitu kuat hingga membuat Ayuna yakin, kalau Dira itu adalah saudari kembarnya.
"Aku tidak menyangka kalau ternyata aku ini memiliki seorang kakak. Ku pikir, aku anak yang dibuang, dan tidak diinginkan oleh orangtuaku." ujar Yuna menatap wajah Dira, bagaikan bercermin.
"Tidak, Dita! Kedua orangtua kita sangat menyayangimu, mereka juga begitu merindukanmu."
Ayuna menatap Yudha yang berada disana. "Benarkah itu, Pa? Apa orang tua kandungku tidak membuangku ke panti asuhan?"
Yudha mengelus kepala Ayuna. "Dua puluh delapan tahun yang lalu, ada seorang wanita, dia sahabat dekat Almarhumah Mamamu. Wanita itu memberi kami seorang bayi, tapi dia ingin menukarnya dengan uang. Pada waktu itu, Dania menginginkan anak perempuan. Selama tujuh tahun kami terus berusaha agar bisa mendapatkan seorang anak perempuan. Tapi, semua diluar ekspektasi. Dokter harus mengangkat rahim Danis. Mereka mengatakan kalau Mamamu mengalami kanker rahim. Kami sangat terpuruk, dan setelah satu bulan kemudian, wanita itu datang, memberikan kami seorang anak perempuan." jelas Yudha panjang lebar.
"Dan anak itu adalah aku?" tanya Yuna, membuat Yudha mengangguk. "Papa tidak bertanya terlebih dahulu, apakah aku ini anak yang dibuang atau sengaja diculik?"
"Kebahagiaan sudah menyelimuti hati kami, sampai kami tidak memikirkan hal itu, Nak. Tujuan kami hanyalah mengurus dan memberimu kasih sayang yang tulus." ucap Yudha menatap Ayuna.
"Siapa nama wanita itu, Paman?" tanya Dira merasa penasaran.
"Adiba. Dia sahabat dekat Mamanya Ayuna."
'Adiba? Aku harus bertanya pada Mama, apa mereka mengenal Adiba, atau tidak.' batin Anindira.
"Kau tidak dibuang, Ayuna. Ada seseorang yang menculik mu, Mama dan Papa sudah berusaha mencarimu, bahkan mereka mengajukan laporan ke kantor polisi. Setelah bertahun-tahun, tetap tidak ada hasilnya, kau tidak ditemukan. Hingga membuat mereka menyerah karena tidak punya uang untuk menyewa detektif atau semacamnya." ucap Anindira, mengatakan hal yang sangat Mama katakan.
Ayuna menunduk, jujur dia memang sangat ingin tahu siapa orangtua kandungnya dan merindukan mereka. "Pa, apa aku boleh pergi kerumah orangtua kandungku? Setelah dua puluh delapan tahun, akhirnya aku bisa bertemu dengan mereka." ucap Ayuna memohon, dia menggenggam tangan Yudha.
Pria tua itu menatap Ayuna dengan nanar, jujur dia tidak sanggup jika harus ditinggalkan oleh putri satu-satunya itu.
"Aku tidak akan meninggalkan Papa, aku pasti akan pulang."
Yudha tersenyum, dia merasa Yuna mengetahui kekhawatirannya. "Pergilah, Sayang. Kau berhak tahu siapa orangtua kandungmu, jangan risaukan Papa. Papa tidak ingin memisahkan seorang anak dari orangtuanya." ujar Yudha tidak ingin bersikap egois.
Ayuna menghambur ke dalam pelukan Yudha, dia menangis disana. "Jangan bicara seperti itu, aku ini anak Papa juga, aku tidak akan meninggalkan papaku sendirian. Aku sudah berjanji pada Mama, kalau akan selalu ada di samping Papa. Kalian sudah membesarkan ku dengan penuh cinta dan kasih sayang, bagaimana bisa aku melupakan kalian begitu saja?" ucap Yuna memeluk Yudha dengan erat.
Anindira tersenyum melihat kedekatan Ayuna dengan orangtua angkatnya.
"Lalu, kapan kami bisa pulang?" tanya Yuna tidak sabar untuk bertemu orangtua kandungnya.
"Kapan saja, Nak. Hari ini juga bisa, tapi kau tanyakan dulu bagaimana keadaan kakakmu." Yudha menatap Anindira dengan senyum tipis di wajahnya.
"Aku baik-baik saja, Paman."
"Papa akan minta sopir untuk mengantar kalian berdua." Yudha menggenggam tangan Anindira. "Nak, tolong jaga Ayuna, adikmu itu sangat keras kepala dan suka merajuk. Kau dan orangtuamu harus banyak sabar menghadapinya." gurau Yudha membuat Ayuna memukul pundak pria tua itu.
"Papa..." rajuknya memasang wajah cemberut.
Mereka pun akhirnya tertawa bersama.
"Dia adikku, Paman. Aku pasti akan selalu menjaga dan melindunginya." jawab Anindira serius.
BERSAMBUNG
SI KEMBAR...
SATU BERPIPI CHUBBY, SELALU MEMAKAI PAKAIAN TERTUTUP. DAN SATUNYA, BERPIPI SEDIKIT TIRUS, HOBY MEMAKAI PAKAIAN TERBUKA 😍 TAPI SAMA SAMA CANTIK...
YUHUUU SEE YOU...
JANGAN LUPA TAP TAP LOVE DAN LIKENYA ♥️
mudah2 an mereka saling menerima 1 sama lainnya