Spin of Need A Bride
🍂🍂
Haruskah ia tetap mempertahankan cintanya? Sedangkan di sisi lain Zacky juga tidak mau mengabaikan calon anaknya yang berada di dalam kandungan gadis tidak dia kenal. Seorang gadis yang dia nodai pada malam tak diinginkan.Di mana dirinya terjebak oleh keadaan yang tidak bisa dia hindari.
Semua itu terjadi begitu saja hingga membuat Zacky Rayyansyah, putra kedua dari pebisnis Attakendra Rayyansyah tersebut berada dalam pilihan yang sangat sulit. Sementara pernikahannya dengan Natusha—tunangan Zacky semakin dekat.
Langkah apa yang akan Zacky ambil? Menerima atau mengabaikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 18. Tersedak
Bab. 18
"Jangan dibayangin lagi kejadian malam itu. Dia manis, Bro. Apa lagi kalau sedang marah kayak tadi. Beuh ... pingin gue karungin terus bawa pulang ke Surabaya," ujar Arya yang dengan sengaja mengompori Zacky.
Sesuai prediksi Arsya dan pria itu tampak tersenyum puas di kala melihat ekspresi Zacky seperti orang yang tidak rela miliknya di usik.
"Kalau dia speknya kayak gini, gue mau dah. Nggak apa meskipun bekas lo. Orang cuma kepake satu kali, kan? Masih rapet dan menjepit lah mungkin. Nggak masalah buat gue," ujar Arsya yang tidak bisa mengerem ucapannya. Dan memang pria itu memang sudah niat sekali ingin membuat masalah dengan atasannya.
Tatapan Zacky semakin tajam dan rahangnya mengeras.
"Jangan berani lo sentuh dia. Kalau nggak pingin tangan lo gue lempar ke anj*ng." tekan Zacky penuh ancaman.
Bukanya takut dengan ancaman Zacky, Arsya malah semakin gencar menggoda pria yang sedang dilanda dilema tersebut.
"Ya elah, Bro. Jadi orang nggak boleh serakah. Ingat, lo udah punya Tusha. Biar dia jadi tanggung jawab gue aja. Apa lagi kalau sampai hamil, gue dong yang untung. Udah dapat jodoh daun muda, mana bawa anak, lagi. Kan nggak perlu di jeda. Langsung gempur terus tanpa khawatir jadi apa enggaknya. Ya, nggak?" ujar Arsya sembari memainkan alisnya. Membuat Zacky semakin geram saja.
"Jangan harap lo bisa melakukan itu, kalau sampai dia beneran hamil anak gue," ingat Zacky untuk terakhir kalinya. Karena Zacky melangkah pergi dan menghampiri gadis yang tengah mendorong motornya dengan mulut yang terus mengomel.
'Kalau kayak gitu, Mami banget. Apa-apa selalu dikomentarin.' batin Zacky ketika melihat Sila tak hentinya mengomel.
Langkah kami Zacky terhenti tepat di depan Sila yang tiba-tiba saja menunduk. Karena tali sepatunya terlepas sebelah.
"Astagaaaa ... ini juga! Kenapa lo ikutan ngerjain gue, sih!" omel Sila menyalahkan sepatunya. Hingga tanpa sadar Sila melepas tangannya dari setir motor dan langsung berjongkok.
Beruntung keberadaan Zacky berada sangat dekat sekali, sehingga dengan sigap pria itu langsung mengambil alih motor Sila agar tidak menimpa Sila.
"Sshhh!" desis Zacky bercampur menahan geram. "Ceroboh banget," gumamnya dengan suara lirih.
Sedangkan Sila dengan begitu santai dan belum sadar, gadis itu menali sepatunya lagi baru kemudian mengangkat kepalanya.
"Perasaan gue tadi bawa motor deh. Kok nggak jatuhi gue, ya?"
Perlahan Sila menoleh seraya berdiri dari tempatnya.
"Astagah!" pekiknya kemudian. Sangking kagetnya melihat ada seseorang berada di dekatnya dan tengah memegangi motornya, sampai-sampai Sila mundur ke belakang dengan mata melebar.
"Ikut saya sebentar," ucap pria itu dengan wajah datar lalu mendorong motor Sila ke tepi tanpa menunggu tanggapan darinya.
Sila sendiri masih membeku, menatap pria itu yang berjalan berlawanan dari arah yang ingin Sila tuju.
"Eh, eh ... motor saya mau di bawa kemana!" teriak Sila ketika jarak pria itu sedikit jauh.
Mau tidak mau Sila berlari kecil dan mengikuti langkah kaki pria itu hingga dia berhenti di dekan rombong bakso. Kebetulan di sana ada tempat duduknya.
"Duduk!" suruh pria itu setelah memarkir motor Sila di dekat rombong penjual bakso.
"Hah? Saya?" tanya Sila sembari menunjuk ke arahnya sendiri.
Zacky mengangguk dengan raut wajahnya yang masih sama. Lalu Sila menggelengkan kepalanya.
"Saya nggak sedang lapar, Om. Yang haus motor saya," ucap Sila dengan wajah polosnya. Membuat Zacky mengusap kasar wajahnya. Bisa-bisanya ada gadis seperti dia.
Sementara itu, Arsya yang lapar dan baru saja menyuapkan satu bakso utuh berukuran kecil ke dalam mulutnya, langsung tersedak di kala mendengar ucapan polos gadis yang ia tahu bernama Sila. Sampai-sampai ada seorang siswa yang duduk di sebelahnya menyodorkan minuman.
"Di minumin dulu, Kak. Pelan-pelan aja makannya, saya udah punya sendiri kok. Jadi nggak minta punya Kakak," ujar siswa itu yang tidak dimengerti oleh Arsya. Namun Arsya tetap menerima minuman yang diberikan kepadanya.
"Makasih," ucap Arsya.
banci bangett..
sila z yg cewe tegas bisa ngambil sikap.. lah inii...katanya ceo pendidikan tinggi. tapi gak bisa ngambil sikap dan menentukan prioritas