NovelToon NovelToon
SANG PEBINOR

SANG PEBINOR

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:683.6k
Nilai: 4.7
Nama Author: sendi andriyani

Tak semua perjodohan membawa kebahagiaan, hal ini terjadi pada Melisa Prameswari dan Dion Mahessa.


Keduanya menikah atas kesepakatan antara keluarga. Namun, setelah bertahun-tahun membina rumah tangga, tak ada kebahagiaan sama sekali.


Hingga satu hari, Dion dan Melisa pindah ke rumah baru dan saat itulah Melisa seolah menjadi sosok berbeda setelah bertemu dengan seorang pemuda bernama Arvino Sanjaya.


Puncaknya, saat Dion dengan mata kepalanya sendiri menyaksikan perselingkuhan istri dan tetangga nya itu.


Bagaimanakah nasib pernikahan Dion dan Melisa? Apakah akan berakhir atau sebaliknya, ataukah Melisa malah memilih Arvin?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 - SANG PEBINOR

"Sayang.." panggil Arvin, seperti biasa pemuda itu datang dari pintu belakang dan langsung memeluk Melisa yang masih memasak untuk sarapan nya. Karena, tadi pagi-pagi dia hanya memasakan sarapan untuk suami nya saja. 

Sembari menunggu suami nya makan, Melisa pun akan membeli sayur terlebih dulu, lalu pulang setelah suami nya selesai makan. Dia tahu sendiri, kalau Dion paling tak mau makan sambil melihat wajah istrinya sendiri.

Setelah selesai membeli sayur, barulah Melisa akan memasak lauk untuk dirinya sendiri. Tapi, disaat itu terjadi pada Melisa dan wanita itu hanya pasrah, ada orang yang merasa tak tega dan kebakaran jenggot saat melihat Melisa, wanita pujaan nya di perlakukan tak adil.

"Hmmm, apa Arvin?" 

"Kangen aku lho, sama kamu." 

"Kangen ya?" Tanya Melisa dengan senyum menggoda nya.

"Banget, kangen banget sama ayang." 

"Hmmm, terus mau apa?"

"Cium." Jawab Arvin singkat, pemuda itu mendusel manja di ceruk leher Melisa. Sambil mengendus aroma yang menguar lembut dari tubuh Melisa.

"Aku lagi masak, bau dapur lho."

"Gapapa, kamu wangi. Aku suka aroma tubuh kamu, yang." Jawab Arvin sambil terus mengendus aroma sang wanita, sesekali dia akan mengecup di beberapa tempat, termasuk tengkuk belakang Melisa. Pemuda itu mengangkat rambut hitam panjang Melisa ke atas, agar dia bisa leluasa menciumi tengkuk wanita cantik itu.

"Suka? Serius kamu?" Tanya Melisa, dia heran sendiri saat Arvin mengatakan kalau dia menyukai aroma tubuh nya. Padahal selama ini, suami nya sendiri selalu mengeluhkan aroma badan nya yang terkadang bau dapur, bau bawang putihlah, bau minyak gosok lah, tapi kok Arvin berbeda. Apa hidung pemuda itu bermasalah.

"Iya, suka banget."

"Tapi, suami aku sering mengeluh saat dia pulang aku selalu bau dapur, bau bawang putih, atau pas malam nya bau minyak angin." Jelas Melisa, membuat Arvin tergelak.

"Hidung suami kamu bermasalah berarti, orang tubuh kamu wangi gini kok." 

"Kamu gak bohong, cuma buat nyenengin aku kan?" Tanya Melisa, membuat Arvin lagi-lagi terkekeh pelan.

"Enggak, sayangku." 

"Jadi? Apa beneran aku wangi, kamu bohong kali."

"Astaga sayang, hidung aku masih normal lho." 

"Yakali aja hidung kamu bermasalah gitu, yang." Ucap Arvin, sambil menyandarkan dagu nya di pundak Melisa, perutnya melingkar erat di perut ramping wanita cantik itu. 

"Sayang, kebayang deh lucu nya kalau perut kamu buncit nanti."

"Buncit kenapa, timbunan lemak atau hamil?" Tanya Melisa, sambil mengaduk tumis sayur di wajan.

"Hamil dong, tapi hamil anak aku." 

"Hmmm, kamu ini." Arvin hanya tersenyum kecil saat mendengar ucapan Melisa yang seperti rengekan manja.

"Sayang, kamu sudah makan?" Tanya Melisa.

"Belum, sengaja mau makan sama kamu. Makanya aku bawa bekal dari rumah." Jawab Arvin sambil menunjuk wadah bekal yang dia simpan di atas meja makan. 

"Isi nya apa, yang?"

"Udang tepung saus mentega." Jawab Arvin.

"Wihh, kayaknya enak tuh. Boleh aku minta sedikit? Udah lama gak makan udang." 

"Boleh dong, sayang. Makanya, aku bawa kesini biar kita makan bareng." Jawab Arvin.

"Yaudah, kebetulan ini masakan aku juga udah mateng." 

"Yuk makan." Ajak Arvin.

"Kamu duduk duluan, aku mau mindahin makanan nya ke mangkuk, terus makan." Jawab nya pelan, Arvin pun melepaskan pelukan nya di tubuh ramping Melisa. Setelah itu, dia duduk di salah satu kursi sambil menunggu Melisa duduk dan menyajikan makanan untuk nya.

"Aku gak bawa nasi, yang."

"Ini nasi nya banyak, sayang." Melisa mengambilkan nasi ke piring.

"Segini cukup?"

"Hehe, enggak yang. Maafin, aku makan nya banyak." Melisa mengangguk, lalu menambah porsi nasi untuk sang pemuda. Setelah itu, kedua nya pun makan dengan lahap. Sesekali Arvin menatap Melisa dengan tatapan hangat penuh cinta, meskipun mungkin Melisa tidak menyadari nya.

"Sayang, kapan kamu selesai datang bulan?" Tanya Arvin pelan di sela makan nya.

"Mungkin besok atau lusa, kenapa?"

"Aku pengen jatah." Jawab Arvin sambil tersenyum.

"Jatah apa?"

"Jangan pura-pura polos, sayang."

"Hehe, iya aku ngerti kok. Nanti kalau aku udah selesai, aku kasih ya."

"Wahh, seriusan sayang?" Tanya Arvin dengan wajah yang berbinar cerah.

"Hmm, ya aku serius kok."

"Gak sabar deh pengen cepet-cepet."

"Idih, kamu tuh ya mesuum nya gak ketulungan." Ucap Melisa sambil tersenyum kecil.

"Gapapa dong, sayang. Aku kan mesuum nya cuma sama kamu doang. Lagian, kamu juga suka kan? Hayo ngaku?" Goda Arvin membuat wajah Melisa memerah karena menahan malu.

"Iya deh, terserah kamu aja deh."

"Ohh iya, gimana masker sama skincare nya, cocok?" Tanya Arvin.

"Masker nya enak, pas di pake tuh dingin ke wajah, bikin kulit yang kering beruntusan tuh jadi lembut banget. Tapi kalau krim malam nya, aku kurang suka bau nya, hehe."

"Mau ganti paket yang baru aja? Aku cariin lagi skincare yang bagus ya." Putus Arvin.

"Eehh enggak-enggak, yang ini aja gapapa kok. Sayang banget masih banyak kalo harus di ganti." 

"Yaudah, tungguin aja sampai satu paket itu habis. Kalau masih gak cocok, nanti aku beliin yang lain ya." Arvin tersenyum sambil menatap Melisa yang juga tengah menatap ke arah nya.

"Kamu natap aku kek gitu, yang." 

"Eehh, enggak kok."

"Berawal dari tatap-tatapan itu berakhir ke atas ranjang lho, sayang aja kamu nya lagi datang bulan. Jadi gak bisa bikin kasur kamu berantakan." Ucap Arvin sambil menatap nakal ke arah Melisa.

"Dihhh, astaga Arvin mesuum sekali." 

"Yang, besok pake daster nya yang sedikit lahak dong." 

"H-aahh? Maksud nya gimana?" Tanya Melisa keheranan, dia tak paham dengan ucapan Arvin.

"Itu lho, biar kelihatan belahan dada nya. Biar keliatan seksii gitu." 

"Hah, ngapain kamu minta aku pake pakaian semacam itu? Terus, gimana aku keluar rumah nya kalo gitu. Enggak ahh malu." 

"Kok malu sih, tunjukkin nya sama aku doang di kamar, sayang."

"Ohh, jadi cerita nya kamu nyuruh aku pake baju dinas, begitu?" Tanya Melisa sambil tertawa.

"Nah, baju dinas lebih menantang sih apalagi kalo warna nya merah."

"Aku ada yang warna hitam, gak tau sih kamu bakalan suka atau enggak." Ucap Melisa.

"Pasti suka dong, apapun yang kamu pakai aku pasti suka, apalagi kalo baju haram."

"Hmm, ya kalau begitu nanti aku pakai ya." 

"Okey sayang, aku gak kuat pengen main. Besok atau lusa tuh lama juga ya?"

"Ya seenggak nya masih 24 jam lebih, sayang." Melisa terkekeh saat melihat wajah Arvin yang tertekuk, seperti bungkus nasi padang. 

"Hmmm, lama."

"Ya sabar dong."

"Iya sih, kalo mau enak ya harus sabar ya?"

"Haha, terserah Arvin aja deh. Mesuum banget deh heran." 

"Hehe, kan aku udah bilang kalau aku mesuum cuma sama kamu doang, ayang ku." 

Melisa hanya menggeleng-gelengkan kepala nya mendengar ucapan Arvin, bicara dengan pemuda itu bisa membuat mood nya membaik.

"Sayang, aku sudah selesai. Aku pulang dulu ya, mau nyuci piring terus nyuci baju dulu." Ucap Arvin setelah selesai makan.

"Iya, sayang. Semangat nyuci nya ya, aku juga mau nyuci piring." 

"Hati-hati ya ngerjain nya."

"Oke, kamu juga. Gak sun dulu, yang?" Tanya Melisa, tumben pemuda itu tidak meminta berciuman dulu, atau nyosor seperti biasa nya.

Arvin pun mendekat, lalu menarik kepala Melisa dan melabuhkan kecupan-kecupan hangat di seluruh wajah Melisa. 

"Udah, aku pulang dulu ya?"

"Bibir nya enggak?"

"Enggak, sayang. Aku kebelet, udah gak tahan pengen poop. Nanti yang itu aku susulin lagi setelah makan siang." Jawab Arvin membuat Melisa tertawa terbahak-bahak. Apalagi saat melihat Arvin langsung berlari pulang ke rumah nya sambil memegangi bokoong nya. 

"Kelakuan Arvin ada-ada aja deh, kadang nyebelin, mesuum nya juga gak kira-kira, tapi bikin mood naik." Gumam Melisa, dia menggelengkan kepala nya. 

Dia sadar benar kalau apa yang dia lakukan dan apa yang dia rasakan saat ini adalah satu kesalahan besar karena sudah berani menghianati suami nya sendiri. Tapi, harusnya lihat dulu seperti apa suami nya. Kalau suaminya modelan kayak si Dion, author juga auto balik kanan sih🤭

🌷🌷🌷🌷

1
Eka Awa
bu Ratmi dan emak2 anggota arisan kok gak di undang
Eka Awa
wah jgn2 gaun yg di pengen in si gia yg td arvin beliin untuk melisa
Imas Suryani
Luar biasa
Eka Awa
arvin nie selain meresahkan jg mencurigakan deh kek nya bkn pengangguran biasa
Anggikphonee
Lumayan
Eka Awa
lengkap amat thor, muka pas2an senjata mungil muncratan songong pula😂
Dewie Soeroyo
Luar biasa
Wagiyem Ibune Wilda
kenapa aq yg deg-degan
Wagiyem Ibune Wilda
modus😆😆
Wagiyem Ibune Wilda
bagus vin
Wagiyem Ibune Wilda
gasss vin
Wagiyem Ibune Wilda
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Wagiyem Ibune Wilda
kucng pembawah berkah
Wagiyem Ibune Wilda
awas Arvin bintitan nanti mataya🤣🤣🤣
Wagiyem Ibune Wilda
mampir aq
Doni Erwin
judul nya nyasar ini..
Nur Aidi Athi
Kecewa
Nur Aidi Athi
Buruk
Norleha Arsad
malas baca perempuan curang sama lelaki lain
Nining Chili
👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!