Sekuel off 'Pesona Mama Mertua Muda'
Wajib baca season satu duluan ya ≧∇
"Duniaku ikut mati tanpamu."
Kehidupan Javas hancur saat wanita yang paling dicintainya meninggal. Ia mencoba melarikan diri, menyingkir dari tempat yang menenggelamkan banyak jejak kenangan tentang wanita itu.
Namun, ia tak bertahan lama, Isvara selalu tinggal di kepalanya, sehingga pria itu memutuskan kembali.
Hanya saja, apa jadinya jika Isvara yang mereka pikir telah meninggal—justru masih hidup? Bisakah Javas menggapai dan melanjutkan hidupnya bersama wanita itu lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19 | Pesta Ulang Tahun
"Aku Kinan dan yang ada di sampingku itu Dion, Dion sengaja berpura-pura sebagai Papanya Sheva untuk menjagaku di pesta ini. Walau kita yakin nggak ada sesuatu yang buruk, tetapi mencegah lebih baik bukan," bisik Isvara di telinga Chilla. Chilla tersenyum lalu mengangguk paham, gadis itu langsung mengajak Sheva menghampiri yang punya acara agar Sheva bisa memberikan kadonya.
"Kita ke Kak Given dan Kak Givana, mereka yang sekarang ulang tahun. Sheva mau' kan Kakak kenalin sama mereka?"
"Mau, Kak Chilla. Ayo ke sana sekarang," ujar Sheva dengan bersemangat, karena sudah mendapatkan izin dari Isvara. Chilla langsung mengajak Sheva pergi dengannya, tentu saja Isvara dan Dion mengikutinya dari belakang.
Terlihat Given dan Givana sedang terdiam menatap banyak tamu yang datang ke pesta ulang tahunnya, saat Chilla menghampirinya bersama dengan Sheva.
"Kak Chilla itu siapa? Aku sama Givana nggak kenal? Sepertinya dia bukan teman kita?" tanya Given yang sekarang sudah tidak cadel lagi.
Chilla tersenyum sebelum berkata. "Given sayang, ini namanya Sheva yang akan jadi teman baru Given sama Givana. Sheva ini anaknya kenalan Kakak, jadi Kakak undang. Given sama Givana nggak keberatan'kan Kak Chilla undang Sheva?"
Kedua anak kembar itu kompak menggeleng, keduanya anak yang sangat baik jadi mereka malah senang sekali jika mendapatkan teman baru.
"Hai Sheva, aku Givana. Kalau ini saudara kembarku Given," sapa Givana pada Sheva sambil melambaikan tangan. Sheva juga membalas lambaian tangan itu. "Halo Kak Givana, Kak Given. Aku Sheva. Salam kenal ya, oh iya aku bawa kado buat Kak Given sama Kak Givana. Selamat ulang tahun ya, Kak Given, Kak Givana."
Sheva memberikan kadonya satu persatu untuk Given terlebih dahulu, lalu untuk Givana. "Terima kasih ya, Sheva kadonya. Nanti kami bakalan buka kadonya," ujar Given dan Givana kompak.
"Sama-sama."
Given dan Givana mengajak Sheva untuk bermain dengan badut, tentu saja Sheva sangat senang dan tidak menolaknya.
Chilla, Isvara dan Dion memilih mengawasi mereka dari jauh saja, karena tidak ingin mengangguk anak-anak yang sedang bermain.
Visha yang melihat putra dan putrinya bermain dengan anak yang tidak ia kenal, langsung berjalan menghampirinya.
"Given, Givana ini siapa ya?" tanya Visha pada putra dan putrinya. Sheva terlihat cantik dan menggemaskan, Visha yang suka dengan anak kecil langsung memujinya. "Kamu cantik sekali, sayang.
"Ini Sheva, Mi. Teman baru kami." Visha mengangguk paham, ia terus menatap Sheva. Given dan Givana jelas ganteng dan cantik, tetapi Visha sudah biasa melihatnya karena mereka adalah anak kandungnya. Jika Sheva 'kan berbeda.
"Sheva tadi datangnya sama siapa sayang?" tanya Visha, Givana sudah memperkenalkan Sheva pada sang Mami. Sheva langsung menunjuk Bundanya yang sedang mengobrol dengan Kakak Chilla–nya.
Visha bersama ketiga anak kecil itu menghampiri Chilla, Dion, dan Isvara.
"Tante Visha, maafin aku ya aku undang kenalanku tanpa bilang sama Tante," ujar Chilla dengan menyesal.
"Enggak papa kok, asal punya anak kecil kenalan kamu tentu boleh datang ke pesta ulang tahun ini bersama anaknya tentunya."
"Tante, kenalin ini Kak Kinan—Bundanya Sheva sedangkan yang ada disampingnya Kak Pras—Papanya Sheva," ujar Chilla memperkenalkan Isvara dan Dion sebagai orang lain pada Visha.
"Hallo saya Visha, Tante sekaligus Maminya Given dan Givana yang sedang berulang tahun hari ini," ujar Visha ramah.
Tanpa siapapun tahu, Isvara sangat berusaha sekali untuk menahan dirinya agar tidak memeluk Visha karena akan menimbulkan banyak pertanyaan. Selalu beberapa bulan tinggal bersama dengan Visha dua tahun yang lalu, kenangannya masih sangat membekas karena Visha juga begitu baik pada Isvara. Bahkan memberikan kasih sayang seorang Kakak kepada Isvara yang memang tidak pernah ia dapatkan karena Isvara terlahir sebagai anak pertama, walaupun Visha adalah adik ipar pura-puranya dahulu. Namun, karena Visha lebih tua tentu Visha yang merangkul Isvara. Jadi tentu saja Visha termasuk orang yang sangat ia rindukan.
"Saya Kinan, Tante," ujar Isvara malu-malu. Isvara sudah berusaha membedakan suaranya, tetapi ia tidak bisa. Mendengar suara yang ia kenali, Visha langsung terdiam ia mengingat Isvara yang dirinya ketahui sudah tiada.
Isvara yang biasa memanggil nama saja pada Visha, kini sedikit kagok jika harus menggunakan panggilan Tante seperti Chilla. Namun, memang lebih bagusnya ia memanggil Tante saja karena umurnya dan Visha lumayan beda jauh.
Air mata Visha juga menetes tanpa permisi yang bisa dilihat jelas oleh Isvara dan Chilla.
"Tante nangis kenapa?" tanya Isvara perhatian.
"Nggak papa Kinan, entah kenapa suara kamu mirip sekali sama Kakak ipar saya yang sudah meninggal. Saya sama Kakak ipar saya itu lumayan dekat, jadi tiba-tiba aja sedih saat dengar suara kamu. Tapi bukan salah kamu kok, mungkin kebetulan aja ada orang yang mempunyai suara mirip dengan orang lain," jelas Visha dengan tetap berusaha tersenyum pada tamunya, Isvara yang sekarang menjadi Kinan adalah tamu Visha juga.
Isvara juga ikut sedih saat mendengarnya, berarti bukan hanya ia saja yang menyayangi Visha. Visha pun juga merasakan sebaliknya, anehnya Isvara mendapatkan kasih sayang seperti ini bukan dari keluarga kandungnya. Hanya dari sahabat-sahabatnya, Chilla dan Visha.
Isvara jadi tidak menyesal pernah berpura-pura menikah dengan Javas, karena pura-pura menikah dan tinggal dengan keluarga Javas. Dirinya bisa kenal dengan orang-orang baik yang sayang dengan dirinya, seperti Chilla dan Visha. Sebenarnya Kalila juga, tetapi Isvara belum ketemu dengan Kalila sejak tadi.
"Kakak ipar Tante Visha pasti beruntung punya Adik ipar seperti Tante yang sepertinya sangat menyayanginya, padahal jaman sekarang lebih banyak Adik ipar yang menjadi musuh Kakak iparnya," balas Isvara dengan lembut.
"Saya yang merasa beruntung, Kinan. Andai masih hidup, tentu saya akan kenalkan saya kamu. Tapi saya punya keluarga yang lain, mau ya saya kenalkan sama keluarga saya," ujar Visha tiba-tiba.
Isvara langsung melebarkan matanya tidak percaya, dikenalkan dengan keluarga Visha tentu saja ia akan bertemu dengan Javas. Sedangkan Isvara merasa belum siap.
Chilla sendiri hanya senyum-senyum saja, ia tahu Isvara kini sedang panik sendiri karena sebentar lagi akan bertemu dengan Papanya.
"Saya merasa nggak pantas Tan, kalau Tante kenalin sama keluarga Tante. Padahal saya bukan siapa-siapa, saya cuma kenalan Chilla. Karena Sheva dekat dengan Chilla, jadi Chilla undang Sheva ke pesta anak Tante." Tanpa peduli ucapan Isvara, Visha langsung menarik tangan Isvara untuk ikut dengannya ke tempat keluarganya berkumpul.
Dion dan Chilla hanya mengikutinya dari belakang, para anak kecil aslinya tadi asik main sendiri. Namun, tiba-tiba mereka mau ikut juga.