Claudia wanita yang cantik, baik, dan selalu di ratukan di keluarga nya. setelah ibu kandung nya meninggal dan ayahnya menikah lagi dengan ibu tirinya dan mempunyai kakak tiri yang sama jahatnya dengan sang ibu tiri. Setelah itu hidup Claudia menjadi hancur dan menderita. tidak hanya itu saja gara-gara niatan jahat kakak tirinya yang ingin menjebak Claudia tidur dengan pria hidung belang malah berakhir tidur dengan seorang CEO yang kaya raya hingga hamil diluar nikah. setelah kejadian itu Claudia meninggalkan negaranya dan pergi keluar negeri untuk mengadu nasib dinegara orang lain dan setelah beberapa tahun kemudian Claudia kembali ke negaranya untuk membalaskan dendam dan mengambil semua miliknya yang dikuasai oleh ibu tirinya.
ikutin terus cerita nya sampai selesai, jangan lupa like dan komen dibawah ini ok. terima kasih.
( by Aty Farah ) salam cinta untuk kalian semua❤️❤️😊😊.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aty Farah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
( Pulang Dari Rumah Sakit )
Diruangan perawatan Ara sedang terjadi keributan kecil. Siapa lagi yang bikin rusuh kalau bukan si cantik Arrabella Anastasia, alias drama Queen.
"Ara ayo cepat makan. Kamu mau cepat sembuh tidak?" tanya Claudia yang di jawab anggukkan kepala olah Ara.
"Kalau Ara mau cepat sembuh ayo cepat makan sayang. Ara tidak mau tidur di rumah sakit kan?" tanyanya lagi.
"Tentu Ala ndak mau tidul di lumah sakit mommy. Siapa juga yang mau tidul cama setan." Ara menjawab dengan sewot.
"Emang siapa yang menyuruh Ara tidur sama syaitan?" tanya Claudia dengan heran. Anaknya ini ajaib sekali ada-ada saja jawabannya.
"Ihhhh, pucing pala Ala..."
"Mulai lagi drama Queennya, sekarang apa lagi," batin Alice yang udah capek hadapin ratu drama ini.
"Tadi mommy. Yang nuluh Ala tidul di lumah sakit. Kan di lumah sakit banyak setan. Telnyata benal kata Ala. Kalau Ala ini cuman anak punut. Ini buktina Ala malah di suluh tidul cama setan... Hiks... Hiks... Tenapa batin Ala selalu teltekan.
"Apa Ala ndak bisa hidup bahagia... Hiks... Hiks... sakit hati Ala... Hiks... Hiks..." Ara yang menangis terisak.
"Ya Tuhan... Kenapa anak ini selalu ada saja tingkahnya. Mau makan saja banyak dramanya," batin Maxim terkekeh geli.
"Berhenti Ara bilang anak pungut. Kalau Ara anak pungut sudah mommy balikan kamu ke panti asuhan, karena mommy lama-lama bisa stress gara-gara kelakuan kamu itu," ujar Claudia dengan kesal.
"Clau... mungkin saja waktu kamu melahirkan di London, anak kamu tertukar dengan bayi lain. Lihat saja tingkahnya beda banget dengan kamu yang lemah lembut," sahut Alice yang merasa heran dengan sikap Ara, ada saja tingkahnya.
"Emang benal Ala bukan anak mommy?" tanya Ara dengan lucunya.
"Bukannya Ara sendiri yang bilang kalau Ara bukan anak kandung mommy? Kenapa sekarang malah Ara tanya sama mommy?" tanya Claudia.
"Ihhhh, pucing pala Ala..."
"Dengal ya mommy antik tapi Ala yang lebih antik. Ala bilang anak punut itu cuman pula-pula doang. Kalena Ala lagi kesel cama mommy. Bukan benelan gimana sih," ujar Ara dengan kesal.
Hahahaha
"Ya Tuhan... Anak ini benar-benar. Kalau ada anak orang lain di dunia ini seperti Ara. Semua orang pasti dikira orang gila karena ketawa terus," batin Maxim seraya tertawa terbahak-bahak.
"Tenapa dali tadi om selalu ketawa? Apa om salah satu penghuni lumah sakit jiwa?" tanya Ara dengan heran karena melihat Maxim ketawa terus dari tadi.
Maxim yang dikatakan orang gila hanya bisa melongo seraya terdiam seperti patung. Dia tidak menyangka anak ini malah menyebut dia orang gila.
"Apa dia tidak sadar yang menyebabkan orang ketawa karena perbuatannya yang aneh itu," batin Maxim.
"Sudah cukup. Sekarang Ara harus makan biar kita bisa pulang dari rumah sakit ini," sahut Claudia.
"Tapi mommy Ala ndak mau makan sayul bayam. Ala sudah bilang kalau Ala ini bukan Poppay," ujar Ara yang tak suka makan sayur bayam.
"Tapi ini makanan yang di kasih di rumah sakit sayang. Ara makan ya," bujuk Claudia dengan lembut.
"Ihhh, pucing pala Ala..."
"Tenapa mommy ndak beli makanan di lestolan saja, katana mommy olang kaya masak beli makanan saja ndak mampu," ujar Ara dengan mulut pedasnya.
"Hey... Ara. Apa kamu mau mommy masukin kamu lagi ke perut mommy? Mommy sudah capek hadapin kelakuan kamu itu," ujar Claudia yang sudah geram dengan anaknya.
"Lihat kan Clau... kamu saja yang mommy kandung nya sendiri kesel. Apalagi aku yang selalu jadi korban anakmu itu," sahut Alice terkekeh geli.
Ara yang mendengar perkataan mommy nya menjadi diam seperti patung. Sungguh, dia sangat takut dengan ancaman ibunya itu.
"Lebih baik Ala diam saja, dali pada mommy masukin Ala ke dalam pelut mommy lagi. Kalena kalau Ala di masudkan lagi ke dalam pelut na. Yang ada Ala bakal batal menjadi model telkenal," batin Ara.
Tak Lama Kemudian
Tok... Tok... Tok...
"Masuk," sahut seseorang yang ada di dalam ruangan itu.
Cklek
Dan masuklah dokter laki-laki muda yang menangani Ara sewaktu kecelakaan tadi.
"Dok? Apa anak saya sudah boleh pulang?" tanya Claudia pada dokter laki-laki tersebut.
"Saya periksa dia dulu ya Bu," sahut dokter itu.
"Baiklah Dok." Silahkan," ujar Claudia dengan lembut.
Beberapa Menit Kemudian
"Syukurlah. Anak ibu tidak apa-apa. Dia hanya mengalami lecet sedikit saja ini tidak berbahaya.
"Hanya saja lain kali ibu harus lebih berhati-hati lagi saat menjaga anak ibu. Karena anak kecil biasanya selalu melakukan sesuatu yang bisa membahayakan dirinya sendiri.
"Itu sebabnya kita sebagai orang tua yang harus menjaga anak kita lebih baik lagi, agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi. Nyonya sudah bisa membawa pulang anaknya, karena dia sudah baikan sekarang," ujar dokter itu.
"Baik Dok." Terima kasih," ujar Claudia.
"Sama-sama nyonya. Baiklah kalau begitu saya permisi dulu," ujar dokter itu lagi seraya pergi dari sana.
"Ayo Ara sayang, kita pulang sekarang," ujar Claudia.
"Biar aku saja yang mengantarkan kalian kembali ke rumah," sahut Maxim dengan cepat.
"Apa tidak merepotkan tuan?" tanya Claudia karena dia tidak mau merepotkan orang lain.
"Sama sekali tidak merepotkan. Lagian kalian juga tidak ada mobil. Bukannya waktu pergi ke rumah sakit tadi, pakek mobil saya," ujar Maxim.
"Ya ampun. Aku baru ingat kalau mobil kita ada di moll tadi Clau. Karena buru-buru kita melupakan mobilnya," sahut Alice.
"Biarkan saja mobilnya kak Al... karena bagiku Ara jauh lebih penting dari pada apapun," ujar Claudia.
Maxim yang mendengar perkataan Claudia semakin kagum dengan nya.
"Aku tidak menyangka kalau kamu wanita, dan ibu yang sangat baik. Jika orang lain mungkin saja kesal karena kehilangan mobilnya itu," batin Maxim.
"Kalian tidak perlu khawatir, mobil kalian ada bersama anak buah saya sekarang. Maaf saya tidak bisa mengantarnya karena saya tidak tahu alamat kalian," ujar Maxim lagi.
"Jadi mobil kami ada sama tuan. Terima kasih banyak tuan karena sudah membantu kami lagi," sahut Alice.
"Ya sama-sama. Nanti biar anak buah saya yang mengantar mobil kalian ke tempat tinggal kalian," ujar Maxim lagi.
"Kalian tidak perlu memanggil aku dengan sebutan tuan. Mulai sekarang kalian bisa memanggil aku dengan panggilan Maxim atau max juga bisa," ujar Maxim.
"Kalau begitu, kamu juga bisa memanggil kami dengan nama saja. Kenalin nama aku Alice. Yang sedang duduk di dekat brangkar itu Claudia. Dan yang kecil ini namanya Arrabella. Kamu bisa panggil dia Ara saja," sahut Alice yang memperkenalkan mereka satu-persatu.
"Lebih baik kita pulang sekarang juga. Biar Ara bisa istirahat di rumah nanti," sahut Claudia yang di jawab anggukan kepala oleh mereka.
•
•
•
Beberapa Jam Kemudian
Ariana yang mendengar suara mobil langsung keluar dari rumah untuk melihat siapa yang datang ke rumahnya.
"Clau! Kalian dari mana saja? Kenapa kalian pulang telat tidak bilang sama mama? Kalian tahu mama dari tadi kepikiran kalian terus. Dan siapa laki-laki ini Clau?" tanya Ariana seraya menunjuk ke arah Maxim.
"Tentu saja daddynya Ala Oma," jawab Ara dengan mata berbinar.
"Apa?" teriak Ariana yang terkejut saat mendengar perkataan cucunya.
"Jadi kalian pulang telat karena kamu menikah dengan nya Clau? Kamu keterlaluan Clau. Kenapa kamu menikah tidak bilang sama mama?
"Apa karena mama bukan mama kandung kamu? Makanya kamu tidak memberitahukan sama mama soal pernikahan kamu itu," ujar Ariana dengan mata berkaca-kaca.
"Ma... ini tidak seperti yang mama pikirkan. Aku tidak menikah dengan kak Maxim. Ara cuman mengganggap kak Maxim Daddynya saja tidak lebih dari itu," jelas Claudia dengan cepat karena dia tidak mau mamanya salah paham.
"Benar begitu Ara?" tanya Ariana yang dijawab anggukkan kepala olah Ara.
"Terus kalian dari mana tadi?" tanyanya lagi.
"Kami baru pulang dari rumah sakit ma.
Tadi Ara kecelakaan mobil," ujar Claudia.
"Apa?" teriak Ariana yang terkejut saat mendengar perkataan Claudia.
"Kamu tidak apa-apa sayang? Mana yang sakit. Coba oma lihat?" tanya Ariana dengan cemas.
"Ihhhh, pucing pala Ala..."
"Oma... tadi Ala di tablak cama olang gila. Dan lihat ini oma... Hiks... Hiks... Lengan Ala jadi lecet, Ala ndak antik lagi cekalang... Hiks... Hiks..." Ara menangis terisak.
"Oh... sayang jangan nangis lagi ok. Ara masih cantik kok. Ini cuman luka kecil nanti juga sembuh," ujar Ariana penuh perhatian.
"Benelan oma?" tanya Ara lagi.
"Tentu saja sayang. Cucu oma akan selalu cantik," ujar Ariana lagi.
"Kenapa kamu tidak bilang sama mama kalau Ara mengalami kecelakaan? Kalian tahu mama sangat sayang sama cucu mama ini. Apa kalian menganggap mama tidak ada?" tanya Ariana yang kecewa dengan mereka.
"Maaf ma... bukan maksud kami tidak memberitahu sama mama. Kami tadi panik saat melihat Ara kecelakaan. Waktu di bawa ke rumah sakit ternyata Ara hanya luka kecil saja .
"Kami cuman tidak mau membuat mama panik dan malah jatuh sakit. Rencananya kami mau bilang di rumah saja nanti, biar mama tidak terlalu khawatir karena sudah melihat keadaan Ara yang baik-baik saja," sahut Claudia.
"Terus siapa laki-laki ini?" tanya Ariana lagi yang masih penasaran dengan Maxim.
"Perkenalkan Tante. Nama saya Maxim Almero. Tante bisa panggil saya Maxim atau Max juga bisa," sahut Maxim seraya mengulurkan tangannya untuk salaman.
"Saya Ariana mamanya mereka," ujar Ariana seraya menerima uluran tangan Maxim.
"Maxim ini yang sudah menolong Ara waktu kecelakaan tadi ma," jelas Alice.
"Terima kasih karena sudah menolong cucu kesayangan saya ini nak Max," ujar Ariana.
"Sama-sama tante." Maxim menjawab dengan lembut.
"Lebih baik kita masuk saja ke dalam biar Ara bisa istirahat," ujar Ariana lagi yang di jawab anggukkan kepala oleh mereka.
•
•
•
Bersambung......
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁