Sequel
" Semerbak wangi Azalea."
" Cinta Zara."
" Sah."
Satu kata, tapi kata itu bisa berakhir membuatmu bahagia atau sebaliknya.
Zayn Ashraf Damazal akhirnya mengucap janji suci di depan Allah. Tapi mampukah Zayn memenuhi janji itu ketika sebenarnya wanita yang sudah resmi menjadi istrinya bukanlah wanita yang dia cintai?
Cinta memang tidak datang secara instan, butuh waktu dan effort yang sangat besar. Tapi percayalah, takdir Allah akan membawamu mencintai PilihanNya. Pilihan hati yang akan membawa mu menuju surga Allah bersama sama
" Kamu harus tahu bahwa kamu tidak akan pernah mendapatkan apa yang tidak di takdirkan untukmu." _Ali bin Abi Thalib.
" Perempuan perempuan yang baik untuk laki laki yang baik, laki-laki yang baik untuk perempuan perempuan yang baik pula." _ QS.An - Nur 26
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 4 : Sah
Zayn duduk tertunduk lemas sembari memegang pelipisnya. Kepalanya berdenyut nyeri sama halnya seperti hatinya.
Umi Aza baru saja membawakan bom yang menghancurkan tubuh dan jiwanya.
Zayn tidak menerima keadaan. Rasa rasanya dia ingin mengamuk dan membatalkan acara sakral yang sebentar lagi akan di laksanakan.
Zayn mengangkat kepalanya, menatap wajahnya di cermin. Wajahnya memerah menahan amarah.
Tatapannya kemudian dia alihkan pada benda berlogo apel yang dia letakkan begitu saja di atas meja.
Zayn meraih benda tersebut dan menghubungi seseorang yang hampir membuatnya gila.
Panggilan pertama tidak angkat, begitupun ke dua dan seterusnya. Zayn akhirnya berhenti. Dia lelah. Dan kelelahan itu membuat kesabarannya ikut terkikis habis. Dia melempar benda segi empat miliknya dengan keras ke dinding hingga tidak berbentuk. Itu adalah usaha terakhirnya untuk melampiaskan kekecewaan pada Kanaya.
Jujur, dia meyakinkan diri seratus persen akan membatalkan pernikahannya. Mengenai biaya yang sudah di gelontorkan, Zayn tidak peduli, dia punya banyak uang untuk mengganti semua kerugian. Namun, tindakannya itu pasti punya konsekuensi besar untuknya dan kedua orang tuanya. Terlebih dengan umi Aza. Jika dengan abi Adam, di pukul hingga babak belur sekalipun dia akan menerimanya dengan ikhlas. Tapi bagaimana dengan uminya? Tidak, Zayn tidak punya nyali secuil pun untuk menyakiti hati ibu yang sangat di cintainya.
Ketukan pintu membuyarkan pikiran pikiran anehnya.
" Cepatlah, nanti kita terlambat." Ujar Zara yang sudah berdiri sambil bertolak pinggang dengan wajah di tekuk. Andai dia tau masalah yang sedang menghantam kakaknya, dia tidak akan memperlihatkan ekspresi yang membuat Zayn jengkel setengah mati.
Pletak....
Zayn memberikan sedikit ucapan kasih sayang pada Zara dengan menjitak kepala adiknya itu.
" Aduh..." Zara mengusap kepalanya.
" Ayo...." Ajak Zayn berjalan lebih dulu dan di susul Zara yang setengah berlari mensejajarkan langkahnya dengan Zayn.
" Kau akan dalam masalah besar andai mas Ezar melihatmu memukul kepalaku." Ancamnya.
Zayn pura pura bego dan tidak memperdulikan Zara yang sedang mengomel tidak jelas. Dia mempercepat langkahnya agar konsentrasinya tidak buyar karena di ganggu terus menerus oleh adiknya.
Beberapa saat perjalanan, mereka tiba di kediaman Mahawira. Akad nikah di langsungkan di rumah mewah tersebut. Setelahnya, barulah mereka berangkat ke hotel untuk resepsi pernikahan.
Zayn deg degan. Jantungnya memompa lebih cepat dari biasanya. Banyak hal yang membuatnya terlihat gusar.
Aretha, dia mengenal wanita itu. Bahkan beberapa bulan lalu, mereka sempat menghabiskan waktu di sebuah mall saat membawa si kembar bermain.
Cantik, ya... Zayn mengakui itu. Jika di bandingkan Kanaya, Aretha jauh lebih cantik. Hanya saja, ada aura yang sangat kuat yang dimiliki Kanaya yang mampu membuat Zayn bertekuk lutut dan menjatuhkan pilihan hatinya untuk Kanaya.
Abi Adam mengantar Zayn. Pria tampan itu duduk tepat di depan abi Dzaky.
Abi Dzaky yang akan menjadi wali nikah menatap sendu ke arah Zayn.
" Abi minta maaf padamu nak." Ujarnya pelan. Terlihat jelas rasa bersalah dari ekspresi dan intonasi suaranya.
Zayn mengulas senyum. Tidak ada satu katapun yang bisa dia ucapkan sebagai balasan permintaan maaf abi Dzaky. Bukan tidak menghargai, Zayn hanya bingung dengan susunan kata apa yang pas untuk sekedar berbasa basi mengenai apa sebenarnya yang dia rasakan.
" Abi akan menyerahkan putri abi padamu. Walau dia bukanlah pilihanmu, abi minta jagalah anak abi dengan baik. Jangan menyakitinya. Aretha, hati anak itu sangat lembut. Andai dalam perjalanan biduk rumah tanggamu, dan ternyata Aretha tidak patuh dan tidak mendengarkan mu, didiklah dia sesuai dengan yang di ajarkan dalam agama. Namun, jika dia tetap tidak berubah, kembalikan lah Aretha pada abi, biar abi yang mendidiknya." Ucap Abi Dzaky dengan suara bergetar.
Deg...
Kalimat calon mertuanya barusan membuat Zayn merasa semakin terbebani.
"Jadi baik dan buruknya wanita yang akan menemanimu mencapai surga Allah, terimalah dengan lapang dada. Wanita itu sudah di titipkan padamu. Anggaplah dia sebagai bagian dari hidupmu. Orangtuanya dengan sukarela memberikannya padamu jadi kamu berkewajiban melindunginya, memenuhi apapun permintaannya sama seperti saat dia masih tinggal bersama ayah dan ibunya. Kamu paham kan maksud umi?"
Sepenggal nasehat umi Aza kembali berseliweran memenuhi kepalanya.
Benar, sebelum menjadi istrinya, pasangannya itu juga seorang anak yang pasti sangat di cintai orang tuanya. Tapi kendalanya adalah, mampukah Zayn untuk bisa melakukan semua itu, sedangkan di hatinya tidak ada perasaan cinta sedikitpun untuk Aretha. Ini adalah pernikahan, sekali seumur hidup. Dan dia harus menghabiskan sisa hidupnya untuk wanita dengan gelar istri, tinggal bersama untuk waktu yang lama. Lalu apa yang akan terjadi dengan rumah tangga nya?
Zayn menatap Abi Dzaky.
" Insyaallah abi." Ucap Zayn. Dia memang harus menjaga Aretha. Itu murni tugas dan tanggung jawabnya.
" Baiklah, Abi ucapkan banyak terima kasih. Apa kamu sudah siap?"
Zayn menghela nafas berat lalu mengangguk kan kepala." Iya, saya sudah siap."
" Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau ananda Zayn Ashraf Damazal bin Adam Izhar Arkananta dengan anak saya Aretha Hanum Mahawira binti Dzaky Hermawan Mahawira dengan mas kawin berupa seperangkat alat sholat dan lima puluh persen saham perusahaan Medical Invesma tunai karena Allah."
" Saya terima nikah dan kawinnya Aretha Hanum Mahawira binti Dzaky Hermawan Mahawira dengan mas kawin tersebut di bayar tunai."
" Sah..."
" Sah..."
Satu kata, tapi kata itu bisa berakhir membuat Zayn bahagia atau sebaliknya.
Ya,, Zayn resmi menikahi adik dari calon istrinya sendiri. Mas kawin yang sebenarnya di tujukan untuk sang kakak, berakhir untuk Aretha. Pernikahan indah yang seharusnya di tujukan untuk Kanaya kini sudah menjadi milik Aretha.
Perasaan Zayn campur aduk, antara sedih, marah dan kecewa. Sangat sulit baginya untuk menerima pernikahan ini.
Ezar dan Zara yang duduk berdampingan saling tatap setelah menyaksikan akad nikah Zayn barusan. Mereka terkejut bukan main.
" Kenapa namanya bisa berubah?" Tanya Ezar menatap Zara yang masih terlihat syok.
Zara menggeleng pelan.
" Pasti ada sesuatu yang terjadi bi. Nanti kita cari tau." Ucap Zara menatap iba kakaknya.
Bersaman dengan itu, sebuah notifikasi masuk ke dalam ponsel nya.
Alangkah terkejutnya Zara saat melihat beberapa gambar yang di kirimkan pembantu yang bekerja di rumah orang tuanya.
" Abi, lihat ini." Zara memberikan ponselnya pada Ezar.
Di sana tampak gambar telpon genggam milik Zayn yang sudah berhamburan. Ezar sudah bisa menebak sekeras apa Zayn membanting ponselnya hanya dari sisa kepingan kepingan benda mahal itu.
" Dia tidak baik baik saja umi." Kata Ezar ikut menatap Zayn.
Cairan bening kini mengalir di kedua pipi Zara. Hatinya ikut sakit melihat ketidakbahagiaan kakaknya.
Zara dengan cepat menghapus air matanya, netranya kemudian mencari keberadaan umi Aza. Dan tidak jauh dari tempat duduk Zara, nampak olehnya sang umi yang berdiri di sudut ruangan, Zara tau jika uminya sedang menangis di ujung sana. Kembalilah netranya menganak sungai.
Umi Aza mencari tempat yang sepi. Dari sana dia menyaksikan Zayn yang mengucap janji di depan Allah. Umi tertunduk dengan sesekali menghapus air matanya.
" Maafkan umi Zayn. Umi harap kamu tidak membenci umi, ini semua umi lakukan untuk membuatmu bahagia. Mungkin tidak sekarang, nanti. Nanti setelah kau benar benar mengenal istrimu dengan baik. Kamu ingin memiliki pendamping hidup seperti umi kan? Umi sekarang mewujudkan keinginanmu. Aretha, dia adalah gambaran umi saat masih muda." Gumamnya dengan mata sembab.
...****************...
🤭😍🤩
mudah sekali aslinya zaynnn
tinggalkan gengsi mu
punya kesempatan tium2
nanti jama'ah lagi za mas
5 waktunya setiap hari
lumayan, vitamin 5 kali 😃
halal iniii
😃🤣🤣🤣🤣🤣😂😂😂😂
" hallo pindah kan barang² nyonya Aretha di kamar utama sekarang "
nahh jadi tiap malam bisa bubu bareng teruss 🤣🤣
kamu tu dah jatuh cinta sama areta