Apa jadinya jika calon kakak ipar mu tidak sengaja merengut harta yang paling kamu jaga sebagai seorang wanita? itulah yang dirasakan oleh gadis cantik bernama Agisha.
Akibat kejadian itu membuat sebuah daging yang menjelma menjadi janin tumbuh di dalam rahimnya, awalnya Agisha mencoba menutupinya karena berpikir jika dirinya adalah sumber masalah untuk kakaknya yang sedari dulu kurang menyukainya maka dengan berpikir matang-matang Agisha memilih kabur dari rumah, tetapi hal itu diketahui oleh ayah dari bayi dirinya kandung.
Agisha yang kekanak-kanakan dan dirinya yang mengandung membuatnya mau tidak mau harus menjadi lebih dewasa lagi. bisakah Agisha menghadapi semuanya di tengah-tengah dirinya yang merasa bersalah, dan juga bagaimana kisah lika-liku kehidupan Agisha, ikuti terus yaaa novelnya.
riri-can
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riri-can, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah Anggur
Keduanya berjalan menuju sebuah pepohonan yang cukup rapat hingga sampai di sebuah perkebunan anggur yang luas. Agisha menatap kagum buah anggur yang bergelantungan.
'Apa ini rumah anggurnya" tanya Agisha memastikan
'Tentu saja tidak, kemari" ajak Zeus menarik tangan Agisha
Tidak lama kemudian mereka berdua berhenti di sebuah rumah yang di tutupi oleh pohon anggur, pantas saja di sebut rumah anggur ternyata rumahnya di selimuti pohon anggur.
'Mau masuk?" tanya Zeus
'Apa boleh?" tanya Agisha balik
'Tentu saja boleh, bukalah" Zeus mempersilahkan Agisha membuka pintu rumah yang terbuat dari kayu
Setelah masuk Agisha di buat kagum oleh isi rumah anggur tersebut, dari luar nampak seperti rumah kayu pada umumnya tetapi saat masuk tidak ada satupun perabotan yang terbuat dari kayu. Kayu hanya sebagi penutup jika rumah itu nampak tidak ada istimewanya.
'Wow" ucap Agisha kagum
'Apa kamu suka?" tanya Zeus memeluk Agisha dari belakang
Sejak kapan Zeus seberani ini padanya? Biasanya Zeus tidak pernah seperti ini, Zeus lebih memilih sibuk dengan berkas-berkasnya dan mengabaikannya. Tetapi ada perasaan senang dalam hatinya saat Zeus mengelus perutnya.
'Aku bertanya padamu sayang, apa kamu suka rumahnya?" tanya Zeus selembut mungkin
'Umm... Itu... Iya aku suka, tetapi apa tidak bisa kamu lepaskan tanganmu?" tanya Agisha gugup
'Tidak, aku suka seperti ini" Zeus malah menyandarkan kepalanya pada kepala Agisha
'T..tapi aku tidak nyaman" keluh Agisha
'Tapi aku merasa nyaman sayang" balas Zeus tidak mau di bantah
'Terserah" Agisha mencebikkan bibirnya karena kesal
Zeus seenaknya saja padanya, kapan dirinya bisa membantah semua perkataan Zeus, bila ada waktunya nanti maka Agisha akan pastikan Zeus menangis dihadapannya, lihat saja nanti.
Agisha menatap satu persatu sudut rumah, rumahnya terasanya nyaman dan hangat. Apa karena di selimuti pohon anggur dan dilapisi kayu makanya hangatnya terjaga.
'Untuk beberapa hari kedepan kita akan tinggal disini" ujar Zeus melepaskan dekapannya pada Agisha kemudian berjalan ke sebuah pintu kayu berwarna putih
'Benarkah?" tanya Agisha memastikan
Agisha juga malas untuk kembali ke mansion Zeus, di dalam sana semua orang mencemoohnya, semuanya mengabaikannya.
'Tentu saja, kemari ini adalah kamar kita" Zeus membuka pintu memperlihatkan ruangan kamar berwarna coklat muda
'Waktunya kamu istirahat sayang, jangan membantah" ucap Zeus
'Tapi aku tidak mau tidur" bantah Agisha
'Tidur atau kita tambah baby-nya?!" ancam Zeus membuat Agisha bergidik
'B..baiklah ak..ku tidur" Agisha naik ke tempat tidur dan mulai menaikkan selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya
Zeus terus memperhatikan semua gerak-gerik istri kecilnya itu, sepertinya setelah lelah mengomel dan marah-marah dan berjalan cukup jauh membuat Agisha kelelahan, terbukti sekarang Agisha sudah tertidur pulas.
'Aku mencintaimu" guman Zeus dan berlalu pergi
Saat keluar dari rumah anggur ada 7 orang pengawal serta Carsen yang berdiri menunduk hormat padanya.
'Apa semuanya sudah kamu urus?" tanya Zeus dengan wajah garangnya
Zeus sungguh tidak menyukai orang yang merendahkan Agisha, merendahkan Agisha sama halnya dengan merendahkannya. Berani sekali rakyat jelata itu menatap rendah istrinya.
'Baiklah, sudah waktunya saya bekerja" ucapnya menampilkan senyuman ngeri
Carsen menatap nanar tuannya, sudah cukup lama Zeus tidak seperti ini. Seharusnya tuannya sudah berubah sejak menikah dengan Agisha. Nampaknya para pelayan sudah membuat jiwa asli tuannya naik ke permukaan.
'Apa tidak sebaiknya kita lepaskan mereka tuan?" tanya Carsen sedikit gugup
'Jangan menggurui saya Carsen, saya lebih berhak darimu!" Zeus melirik tajam Carsen yang kini menunduk
'Tapi tuan, nyonya akan marah dan takut pada tuan jika mengetahui semuanya" Carsen tengah bernegosiasi dengan tuannya supaya Zeus sadar
'Maka jangan sampai dia tau" Zeus berjalan meninggalkan Carsen dan yang lainnya
'Semuanya berjaga disini kecuali Carsen, jangan sampai Agisha keluar dari rumah ini. Jika selangkah saja Agisha keluar maka nyawa kalian akan melayang!" Zeus pun pergi dan diikuti Carsen
Setelah Zeus dan Carsen pergi ketujuh penjaga itu menatap satu sama lain sebelum melakukan tugas yang diperintahkan pada mereka.
'Sudah lama tuan tidak seperti ini" ucap salah satu penjaga
'Kamu benar, setelah nyonya datang tuan lebih mendingan" sahut yang lainnya
'Aku penasaran hukuman apa yang akan tuan berikan pada para pelayan itu?" tanya penjaga berwajah polos padahal aslinya dirinya adalah seorang sniper elite milik Zeus
Ketujuh pria itu adalah sniper elite Zeus, hanya bertugas di saat-saat tertentu saja. Mereka berbaur layaknya penjaga biasa tetapi di balik baju mereka terdapat beberapa senjata.
'Paling di tembaki, atau di jadikan makanan peliharaan tuan" jawab yang lain
'Pelankan suara kalian jangan sampai nyonya terbangun hanya karena suara jelek kalian itu!" seorang pria yang berbadan besar memperingati rekannya
Sedangkan Zeus kini baru saja mengganti bajunya dengan baju serba hitam, di tangannya terdapat sebuah pistol mitraliur yang biasanya dia gunakan untuk perang antar mafia.
'Apa tuan yakin memakai pistol ini?" tanya Carsen memastikan
Mereka tidak pergi untuk berperang mengapa tuannya berlebihan sekali, hanya perlu menggunakan pistol biasa saja untuk menghabisi nyawa para pelayan itu.
'Jangan menggurui saya Carsen, atau kepalamu melayang!" ancam Zeus membuat Carsen memilih diam
Zeus pun berjalan menuju ruangan full berwana merah darah, siapa pun yang melihatnya akan pusing dan sakit mata. Ruangan itu dinamakan ruangan berdarah karena ruangan itu tempat Zeus membantai habis orang-orang yang mengkhianati dirinya atau menghabisi nyawa musuhnya.
'Bawa para tahanan itu!" perintah Zeus pada bawahannya
Tidak lama kemudian 17 orang pelayan bersimpuh di hadapan Zeus sambil menutup mata.
DOR
DOR
DOR
Tiga tembakan menghantam kepala tiga pelayan yang kini sudah terkapar tidak bernyawa, hanya sekali tembakan mampu membuat kepalanya terbelah dua. Zeus tersenyum melihat hasilnya apalagi melihat pelayan yang kini ketakutan bahkan sampai terkencing di celananya.
'Ini belum seberapa dengan apa yang kalian perbuat pada istriku" kekeh Zeus
'Kalian potong-potong tubuh mereka hidup-hidup dan bagikan dagingnya pada Muffin" perintah Zeus dan semuanya mengangguk mengiyakan
'Membuang waktu saja cih.." Zeus bedecih sambil meninggalkan ruangan yang kini menguar bau darah
Carsen juga ikut melakukan pembantaian itu, baginya itu adalah sebuah kesenangan. Bermain-main dengan darah atau menembaki mangsanya. Sudah lama mereka tidak berperang. Tadinya Carsen mencoba mengabaikan rasa inginnya untuk membantai habis pelayan tetapi setelah melihat darah yang mengalir dari kepala pelayan membuat jiwa iblisnya keluar.
Zeus tersenyum mendengar suara tembakan dari dalam ruangan merah itu, sepertinya mereka sudah mulai. Beruntungnya lidah para pelayan sudah di potong sehingga mereka tidak akan bisa mengeluarkan suara teriakan. Zeus menyukainya suasana sunyi di mansion nya, tetapi untuk menutupi jika dirinya adalah mafia harus mempekerjakan orang-orang lemah. Sungguh mengesalkan sekali baginya.
🌾🌾🌾
riri-can