Kisah cinta 3 karakter dari dua insan sejoli berbeda latar belakang sosial antara Kemal dengan Safitri.
Kemal adalah pribadi yang sinis, kejam, acuh dan tak punya hati, tapi sejak kejadian sang Mama, Kemal memiliki trauma akut yang membuat dia selalu dihantui mimpi buruk dan keesokan harinya Kemal berubah menjadi Rico yang memiliki kepribadian hangat, sabar, suka menolong serta romantis 180 derajat berbeda dengan sifat Kemal dalam dirinya.
Safitri yang terjebak pernikahan bohong dengan Kemal demi melunasi hutang mendiang ayahnya di buat bingung dengan kepribadian ganda yang di miliki Kemal.
Mampukah Safitri terus bertahan di samping pribadi Kemal yang kejam juga dingin dan Rico yang hangat penuh cinta untuknya
.
Yuk baca cerita komedi romantis receh kedua ku reader kesayangan. Jan lupa jadiin favorit ya Kaka"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pilihan Yang Sulit
Keheningan suasana kamar di mana Safitri masih terlelap tidur seketika pecah saat kumandang adzan mengalun merdu sayup-sayup memenuhi indra pendengaran Safitri hingga membuatnya menggeliat manja.
"Aaaakkk!" keluh Safitri meringis menahan sakit di lehernya bekas cekikan dua telapak tangan Kemal tadi pagi.
Safitri menelan ludahnya, rasa ngilu seketika dirasakan di tenggorokan nya hingga rasa nyeri itu sampai terasa ke pundaknya.
Saat matanya terbuka sempurna Safitri memandang langit-langit kamar dimana saat ini dia berbaring
"Abdi kudu keluar dari Imah ini, Fitri tidak ingin nyawa Fitri sia-sia hilang di sini sementara emak, Ayu dan Indah masih sangat membutuhkan Fitri." gumam Safitri mulai menyadari kalau rumah tangganya yang baru saja di sahkan di kelilingi kejahatan dan hampir merenggut nyawanya.
Safitri memunguti pakaian bekas yang semalam dipakainya lalu dia masukkan begitu saja ke dalam tas kumal yang dia bawa. Sambil berkaca Safitri merapikan rambutnya dengan jari-jari tangannya.
Dengan langkah tegak dan pandangan lurus ke depan Safitri berjalan keluar dari kamarnya kaki ringannya melangkah pasti menyusuri tiap ruangan rumah mewah Bastian.
"Mau kemana kamu?" tanya suara barito Bastian yang sudah mulai Safitri hafal.
Safitri berbalik badan menatap lurus ke arah wajah Bastian dengan sedikit mendongakkan kepala.
"Saya ingin keluar dari rumah ini Abah." Satu kalimat meluncur dengan pasti dan penuh keyakinan keluar dari bibir Safitri dengan mata tetap menatap datar ke arah Bastian.
Bastian menatap Safitri tanpa mengedip, ketenangan tanpa sekali jelas terlihat di wajahnya.
"Apa orang tuamu mengajarkan kamu meninggalkan suamimu tanpa izin begitu saja?" pertanyaan Bastian membuat Safitri sedikit mengerutkan dahi seperti berasa ditampar.
"Tidak pernah Abah," jawab Safitri tenang.
Kalau begitu, kembalilah ke kamarmu dan rapikan barang-barangmu kembali." perintah Bastian dingin sebelum berbalik badan meninggalkan Safitri kembali ke kamarnya.
"Astaghfirullah! Kenapa jadi begini?" geram Safitri merasa tersudut dengan keadaannya saat ini.
Safitri meremas kuat tali tas kumalnya sambil menatap tajam punggung Bastian.
"Fitri harus ngomong sama Abah kalau Fitri nggak bisa di sini dengan nyawa yang sewaktu-waktu bisa terenggut oleh suami teu waras itu." gumam nya meneguhkan tekad sambil melangkah mengejar Bastian.
"Tunggu Abah Fitri mau bicara!" panggil Safitri menghentikan langkah Bastian.
Safitri melangkah mendahului Bastian dan berhenti tepat di depan Bastian menghadang jalannya lalu dia mendongakkan wajahnya, menatap lelaki yang masih terlihat gagah di usia senjanya dengan postur tubuh yang tinggi sedikit bongkok.
"Siapa yang akan menjamin nyawa Fitri di sini tidak terancam setelah kejadian tadi pagi? Dan satu lagi Safitri adalah tulang punggung keluarga, Fitri tidak mau waktu Fitri sia-sia di sini tanpa menghasilkan uang sepeser pun untuk keluarga Fitri. Pernikahan ini bukan Safitri yang menginginkan Bah, Tapi ini murni kecelakaan dan satu lagi Safitri cuma mau diberikan kesempatan dan waktu untuk menghasilkan uang untuk keluarga Fitri di kampung Bah." panjang lebar Safitri menjelaskan maksud hati dan juga keinginan sekaligus ketakutannya akan nyawa yang sewaktu-waktu bisa saja melayang di tangan Kemal.
"Gadis pemberani yang polos." batin Bastian terbesit pujian melihat sikap Safitri apa adanya.
"Aku yang akan menjamin keselamatan nyawamu di sini, jadi kamu tidak perlu takut atau khawatir dan Kalau boleh tahu Apa pekerjaan yang kamu inginkan?"tanya Bastian begitu tenang penuh wibawa.
Safitri menarik nafasnya dia mulai mengendalikan emosi dan juga kekhawatirannya begitu melihat sikap Bastian yang bisa membuatnya yakin bahwa dia akan baik-baik saja.
"Saya tidak punya keahlian apa-apa Abah, dan saya juga cuman lulusan MAN. Pekerjaan apapun akan saya terima. Buat saya yang penting saya bisa menghasilkan uang dari jerih payah saya sendiri untuk keluarga saya di kampung." jawab Safitri apa adanya membuat Bastian mengangkat kedua alisnya karena memuji kepolosan Safitri.
"Apa kamu bisa menjalankan komputer laptop atau sejenisnya?" tanya Bastian sedikit mengerutkan dahi.
"Aduh lamun itu mah teu tiyasa Abah." jawab Safitri dalam bahasa Sunda membuat Bastian sedikit bingung.
"Pakai bahasa Indonesia, jangan pakai bahasa daerah. Mengerti kamu!" tegas Bastian sambil menggoyangkan telunjuk kanannya.
"Maksud Fitri, Fitri mah nggak bisa pakai yang Abah sebut itu tadi. Jangankan yang itu, HP aja Fitri jarang pegang, pegang juga punya adik itu juga paling tahunya Kalau cari inpo di Abah google." tutur kata Safitri membuat Bastian mengulum senyum.
"Wis wis, Kalau begitu kamu nanti akan ku cariin kerja yang cocok dengan kemampuan kamu, sekarang saya mau tanya. Kamu punya keahlian apa atau kemampuan apa?" tanya Bastian memastikan di mana Safitri nanti akan bisa ditempatkan di salah satu cabang perusahaannya.
Sejenak Safitri diam sambil menengklengkan kepala mengingat sesuatu hal apa yang dikuasainya saat ini.
"Saya teh, bisa masak terus bisa nyetrika terus bisa bebenah rumah terus saya juga paling bersih kalau mencuci Abah." cowok Safitri dengan percaya diri sambil menganggukkan kepala.
"Walah, itu mah pekerjaan pembantu masa iya kamu cucu menantuku jadi pembantu." sela Bastian sambil mengangkat salah satu ujung bibirnya ke atas.
"Ya udah atuh Abah, saya dijadiin pembantu di sini juga tidak apa-apa yang penting sama dapat gaji. Saya akan melakukan tugas saya sebaik mungkin seperti pembantu yang lain." dengan semangat Safitri menjawab.
"Dah, kamu lebih baik urusin itu suami kamu saya akan menggaji kamu 10 kali lipat gaji seorang pembantu di sini." ucap Bastian tegas tak mau ambil pusing dan bertele-tele dengan sifat Safitri yang polos selayaknya gadis kampung.
"Oh ya. Satu lagi, kalau kamu bisa mendapatkan anak dari cucu saya, saya akan kasih kamu uang satu miliar." iming-iming Bastian kepada Safitri.
"Abah tidak bercanda?" tanya Safitri sambil membelalakkan mata.
"Oh Iya, tentu saja tidak. Kalau perlu, kita bikin perjanjian di atas kertas apa yang saya bilang tadi dan ditandatangani di atas materai." Tantang Bastian membuat Safitri melongo.
"Jangan bengong! Kamu sanggup apa tidak? Dan ingat satu hal, begitu anak kamu nanti lahir kamu boleh meninggalkan rumah ini tanpa membawanya dan kalian bisa bercerai secepatnya." tawar Bastian menatap tajam pada Safitri.
Safitri diam tak menjawab, tawaran yang diberikan oleh Bastian secara keuangan sangat menggodanya. Bayangkan saja, dia akan mendapatkan gaji selama di sini dan akan mendapatkan uang satu miliar jika dia bisa mempunyai anak dari Kemal.
"Atuh kenapa saya tidak boleh mengurus anak itu Abah?" kalimat tanya yang meluncur dari bibir Safitri tapi nggak heran.
"Hhhfffff, sekarang aku tanya padamu apa yang kamu butuhkan saat ini?" bukan jawaban yang Safitri dapatkan tapi pertanyaan yang dikembalikan padanya.
"Uang." jawab Safitri singkat.
"Ya sudah, kenapa mesti kamu pikirkan tentang anak. Apakah kamu akan mampu merawat anak itu? Kalau kamu butuh uang, ambil uangnya dan tinggalkan anak itu. Tapi kalau kamu tidak mau, lebih baik dari sekarang kamu keluar dari rumah ini. Dan lupakan tentang keluarga ini juga pernikahan antara kamu dengan cucu saya." kembali pasti akan memberikan pilihan yang sulit untuk Safitri.
Kira-kira Safitri mau menerima nggak ya yuk ikutin episode selanjutnya Kaka 🙏
secara kn Bastian semalam abis makan masakannya Fitri..
hmm.. smoga baik² aja