Sang Pewaris Yang Terbuang

Ketiga Pria yang ada tengah lapangan itu menoleh dengan kasar, Dengan Air mata Dan perasaan yang marah Sakia berjalan kearah mereka...

Jio dan Arka begitu terlejut melihat Sakia yang berjalan cepat kearah mereka, Sakia langsung menarik Arga kearah nya dan menatap tajam kedua laki-laki yang ada didepan nya....

"Ngapain kalian Bawa Arga kesini?..."Tanya Sakia berusaha menahan amarah nya, Sebenar nya dia juga sangat terkejut saat melihat Arga bermain dengan Laki-laki yang sangat ia benci, tadi nya ia ingin sembunyi saat mengetahui jika Arga sedang bermain dengan Arga, tetapi perempuan itu takut jika Arka membawa Arga pergi dari nya...

"Kenapa kalian dian saja apa kalian tuli?...."Tanya Sakia dengan suara yang meninggi membuat orang-orang yang sedang lewat atau sekedar duduk menikmati pemandangan lapangan menoleh kearah nya, Jio dan Arka terperanjat kaget saat Mendengar teriakan Sakia...

Arka tidak menjawab, Ia menatap bola mata Sakia yang tersirat kebencian yang begitu mendalam di kedua bola mata itu, Pandangan nya mulai turun melihat Arga yang sedang mengintip dari arah belakang Sakia, Arka mulai berpikir keras atas kejadian ini...

"Apa dia Putraku?..."Bukan nya menjawab Arka malah memberikan pertanyaan yang membuat darah Sakia mendidih...

Sakia menyunggingkan senyuman Sinis nya, ia berbalik badan meminta Siska untuk membawa Arga kedalam Rumah makan yang, Siska pun mengangguk dan membawa Arga kembali ke Rumah makan...

"Dia bukan putramu, Dia adalah putraku...."Jawab Sakia tegas,...

"Apa Buktinya jika dia bukan Putraku?..."Tanya Arka yang sedikit menantang Sakia, Jio hanya diam saja tidak berani ikut campuran, ia memilih pergi dari sana...

"Hahah, atas dasar apa kamu meminta Bukti?... Kamu bukan siapa-siapa untuk ku dan juga putraku, Kamu tidak memiliki Hak meminta Bukti apapun..."Arka menghela nafas pelan, Sakia benar-benar berubah saat ini, sikap nya kembali pada saat mereka baru bertemu...

"Aku peringatan kan padamu jangan pernah temui Arga Lagi, Jika kamu menemui Arga lagi Aku tidak akan segan-segan melaporkan kamu pada polisi..."Ujar Sakia Penuh penekan, ia berbaik berniat meninggalkan Arka Tetapi Perkataan Arka membuat langkah nya seketika berhenti...

"Aku Yakin dia Anakku, darah dagingku...."Ujar Arka yang begitu yakin...

Sakia membalikkan badan nya menghampiri Arka dengan tangan terkepal, sorot mata tajam Sakia layangkan pada laki-laki didepan nya,...

Plakk....

Satu tamparan keras mendarat dipipi mulus Arka, Arka hanya tersenyum tipis mendapat tamparan dari Sakia, ia sama sekali tidak ada niat untuk membalas perempuan yang pernah ada dalam lubuk hati Arka, tak sedikitpun Orang-orang yang menyaksikan kejadian itu hanya acuh saja, tidak ingin mencampuri urusan orang lain...

"Dengar ini baik-baik, Kamu bukanlah Ayah dari putraku, dia tidak memiliki Ayah Brengsek sepertimu, Dia hanya anak ku bukan anakmu, dan aku harap jangan pernah kau temui dia barang sedikitpun...."Sakia melangkah menjauh meninggalkan Arka yang masih mematung ditempat nya...

Saat Sakia tak lagi terlihat dari pandangan nya, Tubuh Arka melorot ketanah, air mata nya menganak sungai, Arka memukul dada nya yang terasa sesat, dia tidak menyangka jika Bocah yang selalu ia rindukan adalah Anak kandung nya...

Jio datang dan membantu Arka berdiri saat Melihat Bos nya itu sudah tenang, membawa Arka masuk kedalam mobil...

"Apa kita langsung pulang saja?..."Tanya Jio pelan saat melihat Arka yang hanya diam dengan air mata nya....

"Biarkan kita disini dulu, aku ingin melihat Arga sebelum kembali kekota..."Titah nya dingin,Pandangan Arka seakan kosong, rasa sesak didalam hati nya menyeruak, sekali-kali tangan nya menepuk dada nya terasa sesak...

"Jio, betapa berdo'sanya aku telah membuang Anak ku sendiri, Aku bahkan tidak tau kehadiran nya, Aku telah membuang pewarisku sendiri...."Rasa menyesal benar-benar Arka rasakan, bayangan saat Sakia hasil menghantui pikirkan nya....

"Akhhh.... Aku memang pria brengsek yang meninggalkan Wanita yang kucintai bahkan dia mengandung dan merawat anak ku sendiri..."Arka berteriak tidak terima, ingin sekali ia berlari dan bersimpuh dihadapan Sakia meminta maaf pada wanita yang sudah melahirkan dan merawat putra nya dengan baik....

Tapi nyali nya seketika menciut saat melihat tatapan Sakia yang penuh kebencian terhadap nya,rasa nya ia tak mampu menopang badan nya sendiri saat berhadapan dengan Sakia...

"Tenanglah Arka, kita pikirka gimana cara nya Sakia memaafkanmu dan mau memberi kamu kesepakatan untuk bertemu dengan Arga...."Jio berusaha menenangkan Arka yang sedang tersulut emosi kepada diri nya sendiri, walau bagaimanapun Arka disini juga sebagai Korban atas keegoisan seseorang, Jio tau tentang semua yang menimpa bos nya, Bisa dibilang Jio adalah Memori tempat Arka menyimpan Rahasia, kenangan dan data..

"Dengan Cara apa Ji,? dari tatapan nya saja sudah terlihat jika Sakia sangat membenciku, aku sadar itu, tapi itu memang pantas untuk aku dapatkan bukan?? Aku pergi meninggalkan nya demi Tiara...."Arka mengerang marah pada dirinya sendiri, berkali-kali ia membenturkan kepala nya dengan keras kekaca mobil membuat kaca itu sedikit retak...

"Jangan seperti itu Arka, jangan menyakiti dirimu sendiri!!..."

"Bahakan jika Kepalaku pecah berkeping-keping itu tidak sebanding dengan rasa Sakit yang diderita Sakia Jio, Rasa sakit menahan omongan orang lain, rasa sakit saat mengandung, rasa sakit saat melahirkan dan rasa sakit saat dia membesarkan Arga sendirian, Bahakan aku membayar dengan nyawaku sekalipun itu belum sebanding dengan rasa sakit yang diderita Sakia...."Terik Arka penuh emosi, Nafas nya memburu, Karna berteriak dengan ruangan yang terbatas dan panas....

Plakk....

Arka memegang pipi nya yang memanas akibat tamparan keras dari Jio, ia menoleh dengan kasar kearah Jio yang menatap nya dengan pandangan yang begitu tajam...

"Apa jika Kepala mu pecah akan mengubah keadaan? apa dengan kamu bunuh diri rasa Sakit Sakia akan hilang begitu saja? Apakah rasa Sakit Sakia Akan tergantikan dengan sebuah kebahagiaan saat kamu meninggalkan? Tidak kan? jadi berhentilah berfikir bodoh seperti itu,yang harus kita lakukan sekarang adalah Mencari Cara agar Sakia mau memaafkan kita lebih tepatnya memaafkan kamu..." Arka terdiam, mulut nya terkatup kuat, pandang nya menunduk, seperti seekor ayam yang habis dipukul,Jio menghela nafas Pelan, ia menyalakan mesin mobil dan malajukan nya meninggal tempat bersejarah itu...

"Kita pulang terlebih dahulu, Biarpun kita disini, Sakia pasti tidak ingin bertemu dengan kita..." Pandangan Arka melemah saat warung makan bu Ningsi perlahan hilang dari pandangan nya, ia menarik nafas dalam-dalam dan membuang nya perlahan....