Cinta pertama, sesuatu yang menurut orang tak bisa dilupakan dengan mudah, mungkin itu juga yang terjadi pada Alya.
-Kamu cinta pertamaku, ku harap aku dan kamu akan selalu menjadi KITA-
Alya khumaira.
Namun bagaimana jika Alya tau bahwa dirinya hanya menjadi bahan taruhan saja? Mampukah Alya melupakan segalanya?
Dan bagaimana jika suatu hari di masa depan ia bertemu kembali dengan cinta pertamanya?
Mampukah dia menghadapi Cinta sekaligus Kesakitannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Batal Liburan
Ibu mengangkat alisnya saat melihat ketiga anak itu saling berbisik, meski bisikannya tak terdengar tetap saja ketiganya mencurigakan.
"Lo gila sih Al, pagi pagi Gue di teror sama Kak Faris suruh ajak Lo biar bisa ikut ke Singapura"
"Dia aja yang gila, dia kira gampang ke Singapura bisa langsung.. wush.. begitu?" Alya mengangkat tangannya melayang memperagakan pesawat terbang.
"Ya, tetep aja dia gak mau tahu, dan malah ngancem gue kalo gak nurut, Gue bahkan mesti bilang Eyang Gua sakit biar nyokap Lo percaya, yah meskipun Eyang Gue udah gak ada" Sakira tersenyum canggung melihat kearah Ibu Alya yang masih menatap mereka intens.
"Dah lah Al nurut aja, tibang duduk di pesawat pulang- pergi sama hotel gratis"
"Aku bilang, ini gak semudah itu,Lagian ngapain ikut-ikutan si Fanbase ini" Alya menyenggol Sakira, yang mendengus.
"Ya, lumayan Al kan geratis"
"Ish, ayo dong Al, lagian Ibu Lo udah ngizinin kok" Alya ingin tertawa, ya jelas Ibu ngizinin, karena meski Ibu mengizinkan pun dia tetap tidak bisa.
Alya membisikan sesuatu yang menjadi alasan utamanya tak bisa ikut, dan membuat mereka memekik bersamaan "Apa!!"
Sakira dan Sani melangkah gontai kearah Ibu yang tersenyum hangat "Udah..?"
"Udah tante.. maaf sudah menganggu" Sakira dan Sani menunduk.
"Iya gak papa, mau pulang sekarang?"
Sakira melihat Sani "Iya tante.."
"Ya sudah hati- hati ya"
"Iya tante makasih" Sakira dan Sani mencium tangan Ibu Alya lalu pergi dengan wajah merah karena malu karena sudah berbohong.
Ibu melihat Alya yang menahan tawanya, Ibu mencebik "Kamu kok punya temen kayak gitu Al, trus ngapain ikutan drama di depan ibu 'Maaf Ra, aku lupa ngabarin kamu, kayaknya aku gak jadi ikut'" Ibu menirukan Alya bicara, bahkan dialognya sama, Sudah dibilang Ibu akan tahu jika Alya berbohong.
"Mereka baik kok Bu, cuma mereka lagi cari cara aja buat Aku ikut mereka, dan lagi liburannya memang dibayari temen Aku" Faris.. lanjutnya dalam hati "Jadi sayang mungkin kalo gak ikut.
"Mereka kaya Al? sampai bayarin liburan jauh begitu?"
Alya mengangguk "Terus kenapa kamu gak ikut?"
"Kayaknya Ibu tau alesannya deh"
Ibu tertawa "Mentang- mentang kaya, ngajak ke Singapura kayak ke Jogja yang bisa naik kereta dan cuma beli tiket"
"Nah itu" Alya melanjutkan langkahnya ke kamar mandi, dengan bernyanyi riang.
Sudah Alya bilang sama Faris Alya gak bisa ikut, Faris ngeyel.. "Eh tunggu kak Faris ngancem Sakira apa ya, jangan sampai dia dikeluarin lagi dari sekolah." Alya bergumam sambil menggosok tubuhnya.
Faris sudah menunggu Sakira dan Sani dan dia yakin Ibu dan Ayah Alya akan mengizinkan jika yang mengajak Alya perempuan, Faris sudah pernah melihat Ibu Alya meski dari kejauhan dia terlihat baik dan lembut, tapi dia tak tau seperti apa Ayah Alya karena saat Faris mengantar Alya, dia tak pernah melihat Ayah Alya ada di rumah.
Jika Alya sudah setuju, dia akan memesan tiket segera. dan langsung berangkat besok.
Faris melihat sebuah taksi yang mengarah pada nya dan berhenti tepat di depannya, Sani dan Sakira turun dengan wajah kecut.
"Gimana?"
Sani dan Sakira menggeleng "Lah, kok gitu"
"Tetep gak bisa kak"
Faris menganggkat alisnya
"Aku udah bujuk bahkan Ibunya udah setuju, tapi tetep gak bisa"
"Soalnya Alya gak punya paspor" Sani sudah tak tahan lagi, mereka batal ke Bali hari ini gara-gara Faris dan mereka malah mendapat tatapan tajam dari Faris, ya, meskipun Faris berjanji akan mengganti semuanya, tapi kan tetep saja sayang.
Faris melongo tak percaya, "Alya hidup di jama mana masa gak punya paspor apa Alya gak pernah keluar negeri..?"
"Hey, kakak lupa ya, gak semua orang itu kaya dan gak semua orang bisa keluar Negeri, dan Alya itu salah satunya, dia gak perlu paspor" Sani mengeret Sakira untuk kembali ke taksi "Inget ya Kak gantiin uang kita, kita gak jadi ke Bali gara-gara Kakak" mood mereka terlalu rusak untuk pergi ke Bali sekalipun mereka masih bisa kesana, dengan membeli tiket lagi, hotel dan akomodasi masih berlaku karena mereka menyewa untuk lima hari kedepan.
Biar saja Faris ganti rugi.
Faris terpaku di tempatnya, dia baru menyadari banyak perbedaan diantara dirinya dan Alya, apa dia harus mengalah dengan ini?
🌹🌹🌹🌹