Menceritakan kisah cinta dari seorang Pemuda yang salah jatuh cinta, karna menyukai istri orang, dan di masa depan dia menikahi anak dari wanita itu.
"Mba, gue suka sama Mba." pernyataan tak terduga dari seorang tuan muda Fazakha Almafriz Widjaya.
" Astaghfirulloh Tuan muda!! kan Tuan muda tau saya udah punya anak sama suami," Jawab kaget Miana Tinada Trihaka.
"Bunda, maksudnya om ini suka sama bunda gitu? " Anzia Almana Trihaka
"Iya emang kenapa? dasar bocil." Jawab ngegas Faza.
"Idih...denger ya om! jan ganjen godain bunda ntar Zia kutuk gak ketemu jodoh ampe kepala 3" Asal ceplos Zia.
.
.
.
.
13 tahun kemudian.
"s
Seneng sekarang ya kamu! dulu aja kamu suka istri saya sekarang anak saya jadi istri kamu." Tutur Vandra Trihaka
"Gak papalah ya om... eh maksudnya ayah mertua," senyum tengil "Dari rival jadi menantu." Tambah Faza dengan senyum kikuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeaIsw31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ujung Tali
Dan tak lama guru kelas Faza datang bareng seseorang. "Anak-anak diam! Ibu Akan perkenalkan Kepala sekolah baru kita." Bu Guru Sita.
"Loh? kepala sekolah kok dikenalin kesini? biasanya juga kagak." Qion.
"Qion, diam! Kamu memang benar, jarang sekali kepala sekolah dikenalkan di kelas, tapi kali ini berbeda karna kepala sekokah kita yangg baru ini Akan menjadi guru kalian" Guru Sita.
Semua murid terkejut. "Yahh...bu, jangan bercanda deh." Salah satu murid, diikuti riuh murid yang lain.
"Saya tidak bercanda, karna Saya Akan lanjut s3 jadi dia Akan mengajar kalian." Guru Sita.
Anak anak lain riuh, ribut berbeda dengan Faza yang terdiam.
Setelah ribut-ribut tak jelas semua terdiam.Karna Bu Guru Sita menjelaskan detailnya kenapa 1 guru 2 tugas, bukannya tidak menerima guru baru tapi banyak yang mundur kalo ngajar di kelas satu ini, karna sifat anak-anak kelas yang rumit,berbeda dengan status mereka yang elit. karna mereka jadikan status mereka untuk bersikap kurang ajar, walau begitu Faza cs paling berbeda ya mereka baik dan asli pintar.
"Perkenalkan, Saya Vandra Trihaka, kalian bisa panggil Saya Pak Vandra, mulai besok Saya Akan mengajar kalian, sekian terima kasih" Vandra langsung pergi setelah itu.
Bukannya angkuh tapi karna dia harus ke ruangannya Ada hal penting, untuk perkenalan lanjut bisa di esok hari.
Kantin
"Tapi kalian tau gak si, tadi pak Vandra ganteng bangat." Sisil.
"Hot daddy bangat wkwk, oy Dis. lu kenapa bengong? " Dita.
"Gue kayak nya jatuh cinta pandangan pertama sama guru baru itu deh, kirain tuh kepala sekolah tua kaya biasanya, eh ini kok muda." Gladis.
"Ck, lalu Faza lu mau taro mana? " Dita.
"Tetap Faza lah di hati gue, tapi pak Vandra juga gak boleh di lewatkan." Gladis.
Dan tak jauh dari mereka Ada Faza serta sohib sohibnya. "Si Gladis Emang cewe gak bener, padahal cantik."Fingga, menggeleng lantaran mereka mendengar semua percakapan mereka.
" Noh...denger Za, lu mau di selingkuhin Gladis," Qion.
"Kampret! Semua cewe emang gitu ya, genit, obsesian! ngeri...dih amit-amit jabang kuntil bibit, gue dapat modelan kaya Gladis." Gibran.
"Amit amit gitu tapi lu pernah mau having sex sama dia," Faza.
"Njir,itu kan gegara salah minum, minuman lo. Yang udah di kasih perangsang sama dia buat lo," Gibran bergidik ngeri.
"Hahaha untung waktu itu mak lu nglabrak kalo gak dah jadi debay kali,"Qion.
"Heh, kalo dipikir waktu party di rumah gue, gue bersyukur bangat nyokap gue pulang dari luar negeri diam-diam" Gibran.
"Hahahaha, Gibran,Gibran." Fingga.
Sementara Faza hanya mamasang smirk.
Pulang sekolah
"Loh? kok kita pake ke Sd Nelati si? " Fingga.
"Gue mau jemput anak masa depan gue." Faza.
"Njirr, lu punya anak dibawah umur za? " Fingga.
"Bukan oneng, ini tuh anak crush gue yang gue ceritain tuh," Faza sambil menyetir.
"Za, lu kayak nya perlu di ruqiah." Gibran yang sudah tak mengerti tingkah Faza.
Tak selang lama banyak bocah-bocah keluar gerbang sekolah tapi tak Ada sosok bocah yang di cari Faza.
"Mana Za anak lo? Masih embrio apa khayalan?" Fingga sambil tertawa.
"Faza, kita udah temenin lo menghayal jadi udahan mainnya, kita cepet kerumah lo." Gibran, sambil tertawa bareng Fingga dan Qion.
Faza bukannya menjawab malah keluar, dia buru- buru masuk ke sekolah itu menghiraukan teman- temannya yangg ngecengin dia.
Sampai disana, Faza melihat Zia lagi di bulli sama 2 anak. "Ih anak udik, kenapa lo selalu dapet pujian dari guru? " Bocah dikepang 2.
"Ya belajarlah." Jawab Zia.
"Perhatian guru tuh cuman buat kita, kamu gak berhak curi-curi perhatian guru, " Gadis dengan rambut di urai.
Zia tak merespon, dia lanjut mengambil buku-buku yang di sebar oleh 2 anak itu. Kedua anak itu hendak memukuli Zia namun tak lama kedua anak itu yang berteriak.
"Aaa...ah, sa-sakit...hweee..hiks," Sambil memegang kuping mereka.
"Masih bayi udah pinter ngebuli ya kalian!" Faza.
"Ihh lepasin kak, adu-aduh sakit! " Kata rambut yang di urai.
"Udah lah Om, biarin mereka!" Zia dengan males.
"Kenapa dia? expresinya kecut gitu," Batin Faza, Sambil melepas jewerannya.
"Siapa nama kalian?" Faza.
"Saya Quen, " Bocah yang di kepang.
"Saya Caca, " Bocah yang di urai rambutnya.
"Masih kecil jangan nakal! awas ntar kakak aduin ke papah mamah kalian, " Faza. Kedua bocah itu ketakutan lalu lari sambil nangis.
"Kamu gapapa?" Faza.
"Gapapa om, eh tuan muda," Zia.
" Kamu ya, udah dibilangin jangan panggil om, panggil kakak! 2 bocah itu aja manggil gue kakak," Faza protes.
Namun Zia hanya menggeleng kepala dan membuntuti Faza yang mulai berjalan.
Mobil
Qion, Fingga, Gibran menatap Zia semua.
"Lu nyewa anak siapa Za? Buat main bapak dan anak? " Qion.
"Ck, kalian ini. Udah gue bilang tadi semua ke lo pada, masih aja kagak percaya." Faza.
"Ya, gimana ya Za, kan lu paling anti nih sama cewe termasuk anak kecil juga, bahkan emak lo aja gak lo kasih salim semenjak kejadian itu, " ucapnya.Lalu, "Tetiba bawa bocah cewe kan kek mimpi" Tambahnya.
"Masih kecil kok kamu cantik sii? " Fingga.
"Asw, Fingga lu jangan jadi pedofil deh," Gibran.
"Jaga omongan weh, Jan kasar! Ada bocah." Faza.
3 sohibnya hanya saling pandang keheranan.
Faza lalu melirik Zia, Zia yang sadar dilirik Faza langsung nyeletuk "kenapa Tuan muda," Zia.
"Panggil yang bener, " Faza yang masih saja mempermasalahkan panggilan dari Zia.
"Iya om," Zia.
"Pftt..." Gibran.
"Njirrr! " Qion.
"Hahaha aduh," Fingga, Tertawa sambil memegang perutnya.
Faza mendengus kesal, tapi dia harus sabar dan menjadi baik bak papa peri yang baik hati, siapa tau kan dia jadi anak angkatnya. Tapi, dia sangat kesal pas ingat kejadian di depan mobil! kan Faza bilang Ada temen temennya. Pas masuk Zia salim sama mereka bertiga terus manggil kakak, lah giliran dia om, ckckck Faza makin yakin Zia punya dendam pribadi ke dirinya.
Dan semenjak itu dimanapun mereka ngumpul dia selalu di ejek sama sohib-sohibnya Om, Om dan Om.
1 bulan kemudian
Sudah satu bulan Mia kerja di kediaman keluarga Widjaya, Dan orang tua Faza suka sama kinerja Mia. Mereka bahkan sampai menyayangi Zia melebihi Faza saat ini.
Anak pinter, cantik, pendiem, sopan itu pandangan pasangan Widjaya. Berbeda dengan Faza yang menilai Zia julid dan ngeselin.
"Heh bocah! kenapa ya? kok gue kesel kalo liat elo." Faza, Yang sudah 2 minggu ini menolak bersikap baik sama Zia lantaran Zia menghalangi dirinya berdekatan sama Mia.
"Tuan muda umur berapa si? " Zia dengan nada lembut di buat-buat.
"NineTeen, kenapa nanya-nanya?" Faza, dengan ketus.
"Tuan muda, kek anak 5 tahun." Zia mode Julid.
"Ngeselin bangat ya kamu," Faza yang kehilangan jati dirinya, dimana kek beruang kutub selatan jadi kek pantaran Zia.
"Tuan muda...Zia ingetin ya! Zia gak bakal baik sama tuan muda kalo niat tuan muda tuh godain Bunda Zia," Menatap Faza.
Faza balik menatap Zia dengan sengit, begitu pula Zia, mereka lagi perang mata.
"Awas lu nanti! jadi anak tiri gue tau rasa!" Faza.
"Tuan muda gak Ada tata krama ya? Sama bocah aja elu, elu! kalo kaya gitu tuh kata bunda gak sopan!" Zia.
Faza terdiam membeku dia hanya melihat Zia yang pergi menggendong ranselnya. Sampai kamar Faza pun terngiang-ngiang suara bocah julid.
Gak Ada tata krama
Gak Ada tata krama
Gak Ada tata krama
"Kalo dipikir-pikir emang bener si kalo sikap gue ke bocah julid itu kek sama-sama bocah, kayak gue gak punya harga diri, apa lagi kalo deket Bocah julid tuh gue gak merasa jijik, padahal dia perempuan." Gumam Faza.
"Bahkan nyokap gue aja,gue masih canggung, sama mba Mia crush gue yang buat jatuh cinta juga masih ragu kalo bersentuhan, takut kalo kesentuh gitu. dipikir-pikir udah 1 bulan gue gak ke piskolog hmm...jadi, bener kaya yang di katakan para sohibnya kalau dia tuh anti sama cewe pas 1 bulan yang lalu, cuman baru kepikiran! bodo amat lah." Lanjut gumam nya lalu tidur siang.
Dua bulan berlalu
Faza mendekati Mia yang lagi nunggu Vandra jemput buat pulang. Faza udah mikir 1 bulan ini. Emang ini salah! tapi dia harus ungkapin buat rasa penasarannya ilang.
"Mba" Panggil Faza. "Kenapa Tuan muda? Ada yang perlu dibantu," Mia.
Faza menarik nafas, dan disaat bersamaan nyokap Faza mau nyamperin Faza sama Mia yang di depan gerbang. Lalu disisi yang sama, sudah ada Vandra sama Zia.
Faza gak liat noh Ada nyokap sama Vandra yang menuju bebarengan ke arah dia.
"Mba sebenarnya..."
gak tau lah Thor. aku jadi seneng gini. gak bisa aku gak komen tiap bab.. tau sendiri padahal aku paling anti.. aku jatuh cinta nih
btw ini asik kak.. penasaran lanjutannya.