Terpaksa menggantikan sang kakak untuk menikahi pria yang tidak diinginkan kakaknya. Menjalani pernikahan lebih dari 3 tahun, pernikahan yang terasa hambar, tidak pernah disentuh dan selalu mendapatkan perlakuan yang sangat dingin.
Bagaimana mungkin pasangan suami istri yang hidup satu atap dan tidak pernah berkomunikasi satu sama lain. Berbicara hanya sekedar saja dan bahkan tidak saling menyapa
Pada akhirnya Vanisa menyerah dalam pernikahannya yang merasa diabaikan yang membuatnya mengajukan permohonan perceraian.
Tetapi justru menjelang perceraian, keduanya malah semakin dekat.
Apakah setelah bertahun-tahun menikah dan pada akhirnya pasangan itu memutuskan untuk berpisah atau justru saling memperbaiki satu sama lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29 Ternyata.
"Sudah-sudah hentikan semuanya!" tegas Ronald.
"Mbak Sarah kami meminta maaf untuk masalah ini. Kami akan menyelesaikan dan para wartawan dan masyarakat tidak akan berpikiran jika Vanisa hanya babysitter," ucap Ronald yang harus tegas.
Dia juga tidak ingin karir putranya berantakan.
"Jika kalian tidak bisa menyelesaikan masalah ini. Jangan salahkan saya jika saya bertindak. Persetan kalian menginginkan Vanisa sebagai istri Arvin atau tidak. Tetapi pada kenyataannya Vanisa adalah istri yang dinikahi secara sah!" tegas Sarah yang langsung pergi dengan penuh amarah.
Prang.
Tiba-tiba orang-orang yang ada di meja makan dikagetkan dengan Lara yang memukul meja yang terdengar suara dentingan dan hampir saja piring pecah.
"Berani sekali dia mengancam ku," umpat Lara dengan emosi.
"Aku sudah mengatakan sejak awal jangan ada klarifikasi. Lihat semua berantakan dan bagaimana jika Sarah benar-benar mengatakan semua itu kepada wartawan!" tegas Ronald.
"Jadi Papa sekarang menyalahkan ku. Aku tidak mengatakan apapun kepada wartawan dan wartawan sendiri yang memiliki pikiran seperti itu. Aku melakukan klarifikasi karena Arvin tidak kunjung bergerak dan semua yang aku lakukan untuk menyelamatkan dia!" tegas Lara mencari pembelaan.
"Tapi ada sebaiknya Vanisa memang harus di umumkan jika dia istri Arvin. Ini sudah 3 tahun," sahut Mohan memberanikan diri untuk mengeluarkan pendapat.
"Kamu mengatakan seperti itu kepada Mama seolah Mama yang tidak menginginkan hal itu. Sejak awal Arvin setuju dan saat kita berdiskusi pada akhirnya mengambil keputusan karena Angela tidak kembali setelah 1 tahun. Bukankah Arvin yang tetap ingin Vanisa tidak di publikasikan!" tegas Lara.
"Jadi kalian semua jangan menyalahkan saya dan ibunya saja yang serakah yang bertindak seperti ini yang sengaja mengeksploitasi anak," tegas Lara.
Mohan yang ingin bicara lagi dihentikan Mitha dengan memegang tangan suaminya dan menggelengkan kepala. Tidak ada gunanya berdebat dengan orang tua Mohan yang pasti di salahkan juga Mohan.
****
"Vanisa, Vanisa!" terima Sarah yang memasuki rumah Vanisa dengan berteriak-teriak seperti orang hutan.
Vanisa keluar dari kamar, dia melihat bagaimana Sarah yang penuh dengan amarah, wajah memerah dengan rahang kokoh yang mengeras seolah ingin menerkam Vanisa.
"Kamu sudah lihat dan dengar sendiri apa yang dilakukan mereka hah!" sentak Sarah.
"Ini semua karena kesalahan kamu yang tidak pernah kau mendengarkan Mama. Kamu hanya di anggap sebagai babysitter saja. Kamu lihat semua tindakan kamu. Kamu lihat bagaimana mereka yang menganggap kamu sangat sepele. Kamu hanya di anggap sebagai babysitter saja,"
"Mama sudah melarang kamu untuk tidak dekat dengan cucu wanita itu dan kamu masih saja dekat dengan dia. Kamu makanya punya anak sendiri, goda suami kamu agar kamu di anggap sedikit!" Sarah melampiaskan semua kemarahannya kepada Vanisa.
Vanisa sejak tadi hanya diam saja yang menunduk yang pasti dengan mata bergenang.
"Kalau di ajak bicara kamu dengar pake telinga!" Sarah dengan kasar yang menarik telinga Vanisa.
"Bicara Vanisa jangan menjadi bisu seperti ini!"
"Kekurangan kamu seperti ini yang membuat mereka semakin tidak menganggap kamu dan hanya menganggap kamu sebagai parasit!" tegas Sarah.
"Untuk apa Vanisa wajah secantik ini hah!" Sarah yang mencengkram kedua pipi Vanisa.
"Punya tubuh sebagus ini dengan kesempurnaan kamu secara fisik, kamu tidak bisa memanfaatkan untuk menggoda Arvin, kamu terus saja berdiam tanpa bisa melakukan apapun. Kamu harus sadar. Jika kamu jauh lebih cantik dari pada Angela. Jika sedikit saja kamu berani sudah di pastikan Angela akan kalah dari kamu!" tegas Sarah.
Dia sejak tadi melukai putrinya yang menarik tangannya mencengkram pipinya dan melakukan apa saja yang menyakiti Vanisa, bukan lagi dengan perkataan kasar tetapi juga dengan perlakuan fisik.
"Bagaimana kamu akan di perkenalkan. Jika kamu hanya bisa mematung seperti ini saja!" tegas Sarah dengan menarik tangan Vanisa kebawah yang akhirnya membuat Vanisa jatuh terduduk di lantai.
"Kenapa aku bisa melahirkan anak yang sangat bodoh. Kenapa sejak awal tidak bisa berguna. Hanya diam dan menonton semuanya. Kenapa Vanisa kamu tidak bisa jadi apa yang Mama inginkan...."
"Arghkkkkk!" teriak Vanisa tiba-tiba dengan suara yang sangat menggelegar.
Sarah cukup terkejut dengan putrinya yang mengalami masalah pada pita suaranya yang sekarang bisa berteriak sangat kencang.
"Aku capek dengan semua ini!" tegas Vanisa dengan air matanya yang jatuh dan wajahnya memerah menatap tajam Sarah.
"Kenapa Mama hanya memikirkan bagaimana perasaan Mama yang terus saja menyuruhku ini dan itu dan sementara aku tidak bisa menentukan apa yang aku inginkan," sentak nya.
"Kamu bisa bicara?" tanya Sarah dengan wajah kaget yang masih tidak menduga apa yang barusan dia dengar.
"Aku tidak pernah bisu, tidak pernah tuli," jawabnya dengan suara rendah.
"Kamu berpura-pura selama ini?" tanya Sarah.
"Iya. Aku melakukan semua itu agar Mama sedikit saja memiliki rasa kasihan kepadaku, berhenti menekan ku. Aku hanya mengalami itu sebentar, di saat aku sudah bisa berjalan aku juga sudah bisa mendengar dan akan berbicara,"
"Lihat betapa menyedihkan bukan diriku, untuk mendapatkan ketenangan sedikit saja aku harus berpuasa untuk berbicara. Aku harus melakukan semua itu. Agar Mama berhenti memerintahkan ku untuk melakukan apa yang tidak aku mau!" tegas Vanisa dengan air mata yang terus saja keluar.
"Tapi aku salah. Aku tidak tahu jika Mama semakin parah menekan ku, aku menekan ku dan bertindak semau Mama. Mama tidak pernah bertanya sedikitpun kenapa aku bisa mengalami Afasia. Aku mengalami stroke ringan di usia muda. Mama tidak pernah mempertanyakan hal itu! Mama hanya mengatakan agar aku sembuh cepat,"
"Mama pernah tidak sekali saja memikirkan bagaimana perasaanku. Mama terus saja mengaturku dari aku kecil sampai dewasa. Aku harus bersikap elegan, makanan yang diatur sejak kecil agar memiliki tubuh yang bagus, kulit yang mulus dan wajah yang cantik,"
"Sejak dulu Mama melakukan semua itu dan aku tidak paham apa maksudnya dan ketika aku dewasa baru mengerti. Jika Mama menciptakan aku seperti itu agar bisa menjual ku dengan harga yang mahal!" tegas Vanisa dengan menekan suaranya.
"Jaga bicara kamu. Saya itu seorang ibu yang waras dan masih punya otak yang tidak punya pikiran untuk penjual kamu!" tegas Sarah menekan suaranya yang tidak terima dengan perkataan Vanisa.
"Lalu apa yang Mama lakukan saat ini tidak benar hah! Ketika aku dewasa terus aja menjodohkan ku dengan pria kaya raya!" tegas Vanisa.
"Itu agar kamu mempunyai masa depan dan hidup tidak kekurangan!" tegas Sarah.
"Itu artinya Mama menginginkan aku mengikuti Mama yang harus meninggalkan suaminya dan menikah dengan suami kaya raya!" tegas Vanisa.
"Kamu diam, Ya. Jangan pernah mengungkit laki-laki itu di depanku!" tegas Sarah menunjuk Vanisa yang sepertinya amarahnya bertemu ketika Vanisa mengingat ayah kandungnya.
"Ketika kamu menjadi seorang ibu. Kamu akan mengerti, seorang ibu akan melakukan apapun demi kebahagiaan anaknya dan kamu saja yang tidak pernah memahami semuanya dan menganggap apa yang aku lakukan selama ini karena membencimu!" tegas Sarah.
"Tetapi seorang ibu tidak akan membiarkan anaknya tertekan dan sampai mengalami stroke hanya karena semua tekanan dari sekelilingnya!" jawab Vanisa yang juga menekan suaranya.
Ibu dan anak itu saling menatap tajam. Vanisa seumur hidupnya dari kecil tidak pernah melawan seperti itu kepada Sarah dan saat ini dia cukup banyak berbicara yang mengeluarkan semua akun untukmu yang sudah dipendam puluhan tahun.
Siapa sangka ternyata pembicaraan anak dan ibu itu didengarkan oleh Arvin. Karena ada yang ketinggalan membuat Arvin kembali ke apartemen dan belum sempat masuk dia sudah mendengar suara teriakan Vanisa.
Bersambung......
apa motifnya hingga vanisa yg di culik?
jd makin penasaran aku
ketegasan dari Vanisa 👍👍