NovelToon NovelToon
Benih Random Tuan Arogan

Benih Random Tuan Arogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak / Tukar Pasangan
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: ingflora

Diambang putus asa karena ditinggal sang kekasih saat hamil, Evalina Malika malah dipertemukan dengan seorang pria misterius. Adam Ardian Adinata mengira gadis itu ingin loncat dari pinggir jembatan hingga berusaha mencegahnya. Alih-alih meninggalkan Eva, setelah tahu masalah gadis itu, sang pria malah menawarinya sejumlah uang agar gadis itu melahirkan bayi itu untuknya. Sebuah trauma menyebabkan pria ini takut sentuhan wanita. Eva tak langsung setuju, membuat pria itu penasaran dan terus mengejarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ingflora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23. Belum Selesai

"Oya, panggil saja." Adam bicara menunduk sambil menggaruk-garuk belakang kepalanya karena bingung menentukan sikap. Di satu sisi ia khawatir dengan keadaan lift, di sisi lain, ia yang menyebabkan lift sampai terguncang.

"Bapak dan Eva sebaiknya keluar saja, takut nanti malah makin bermasalah. Sebaiknya lift jangan dipakai dulu karena bahaya."

"Ya, ok."

"Oh, iya. Aku lupa. Dari tadi aku mencari Eva karena di bawah ada laptop yang kena virus. Katanya Eva bisa betulin komputer rusak ya." Precille melirik Eva yang keluar bersama Adam.

"Apa?" Eva terkejut. Ia langsung menggoyang-goyangkan kedua tangan. "Eh, aku gak bisa betulin komputer. Kebetulan aja gampang, jadi bisa. Tadi katanya ada laptop yang kena virus? 'Kan bisa pakai aplikasi?"

"Tapi yang ini gak bisa. Kira-kira kamu bisa gak betulin?"

"Coba, lihat dulu." Eva hampir saja masuk ke lift yang sama kalau saja Precille tak menahannya.

"Jangan lift yang ini. Yang sebelah saja!" Precille membuka pintu lift sebelah dan keduanya masuk. Kemudian pintu tertutup.

Tinggal Adam di sana sendiri. Ia melihat punggung tangan kanannya yang mulai membiru.

Ternyata komputer di ruang accounting yang bermasalah. Laptop siapa lagi kalau bukan laptop yang dipakai Shanti. Wanita itu duduk dengan santai sambil menggulung ujung rambutnya dengan jari. Ia menunggu ada yang bisa membetulkan laptop itu. Kalau tidak maka pekerjaannya tak bisa ia kerjakan untuk waktu yang tidak pasti. Ia terkejut ketika yang datang lagi-lagi Eva dan sekretaris Adam, Precille. "Kamu kenapa ke sini?" Shanti mengerut dahi.

"Katanya laptopnya kena virus?" sahut Eva tanpa malu-malu. Ia tak peduli semua orang kini memandangnya karena yang ia pikiran adalah tugas yang harus ia selesaikan.

"Iya, tapi gak ada yang bisa betulin tuh. Dari tadi udah beberapa orang gantian bantu betulin tapi semuanya nyerah. Apalagi kamu ...." Shanti menunjuk ke arah wajah Eva.

"Eva ini di pabrik, satu-satunya perempuan yang bekerja sebagai operator mesin karena bisa betulin. Jadi barangkali bisa menghapus virus itu dari laptopmu." Terang Precille.

Shanti terkejut mendengarnya. Juga orang-orang di sekitar. Shanti segera menegakkan punggungnya. "Jadi bisa ngehapus virus juga?"

"Gak tau. Dicoba dulu." Eva membungkuk di depan laptop Shanti dan mulai memeriksa layar.

Shanti tersenyum miring. "Perusahaan ini boddoh apa ya ... mempekerjakan pekerja lulusan SMA hanya karena beruntung bisa betulin mesin. Sekali boddoh, ya tetap boddoh! Tak mungkin dia bisa menghilangkan virus ini karena virus ini termasuk virus baru. Belum ada banyak yang tahu tentang virus ini kecuali aku." Ia memperhatikan Eva yang menggerakkan jemarinya di atas keyboard.

"Selesai!" Eva menekan salah satu tombol pada keyboard dan menegakkan punggungnya. Walaupun ia tidak diberi tempat duduk tapi pekerjaannya selesai dengan cepat sehingga ia tak perlu memusingkan tempat duduk lagi.

Eva membalikkan tubuhnya ke arah Shanti yang sedang terperangah. "Nanti tinggal tunggu aja. Sebentar lagi file-file yang ada di dalam akan pulih, jadi Mbak bisa pake lagi untuk bekerja."

"Begitu ya, Va." Precille melihat ke layar laptop Shanti untuk memastikan pekerjaan Eva.

"Iya, sudah selesai," jawab Eva lagi. "Apa ada lagi, karena aku harus kembali ke Pak Adam. Pembicaraan kami belum selesai."

Precille menoleh pada Shanti yang nampaknya sedang menahan kesal. "Ada lagi?"

Shanti terpaksa tersenyum walau ia sangat kecewa. "Eh, tidak."

"Ok, aku duluan ya." Eva pun bergegas keluar ruangan.

Adam sedang termangu duduk dalam ruang kerjanya, ketika tiba-tiba Eva masuk dengan napas terengah-engah. "Pak, eh, maaf belum ketuk pintu."

Adam tentu saja terkejut. "Eva ...."

Eva mengetuk pintu dari luar, kemudian dirinya yang sedang di samping pintu, masuk dan menghadap Adam. "Pak, aku cuma mau kasih tau, aku beneran cuma ketemu hari ini sama Rendy. Ngak janjian. Saksinya banyak karena memang awalnya aku gak mau naik mobilnya, tapi karena ada Agung aku berani." Ia menunduk dan mengusap perutnya. "Aku sebentar lagi jadi ibu, untuk apa aku mikirin pria lain." Gadis itu menatap Adam. "Sedang hatiku tertambat padamu."

Adam terperangah, gadis itu bersusah payah datang kembali menemuinya hanya untuk mengatakan ini. Lalu kenapa dirinya masih ragu? Apalagi kejadian tadi di lift bisa saja menyebabkan Eva stres dan mengakibatkan kehamilannya bermasalah lagi seperti tempo hari. "Apa sih yang ada dipikiranku?" "Eva, maaf aku sampai tidak percaya padamu. Maaf." Wajah Adam tampak sedih. Ia menyesali perbuatannya. "Aku hanya takut ... sesuatu terjadi padamu. Itu saja Eva." "Ya ... aku harus berbohong. Aku tidak mau ia tahu ... aku menyukainya." Ia menghela napas dalam. Sesuatu yang akhirnya ia akui.

"Pak, Bapak lihat sendiri 'kan aku gak apa-apa. Aku tahu diri kok. Aku wanita hamil jadi aku gak akan macam-macam."

"Iya, aku ngerti. Tapi aku takut saja." "Aku takut kau meninggalkanku ...." Wajah Adam tampak sendu.

Baru kali ini Eva melihat wajah pria itu ketika bersedih. Diraihnya tangan Adam membuat jantung pria itu tiba-tiba berdegup kencang.

"Kenapa aku tak merasa jijik?" Adam merasa heran.

"Pak, tanganmu kenapa?" Eva menyadari buku-buku tangan Adam mulai membiru. "Mukkul di lift tadi ya. Ya Allah ...." Eva bergegas ke pintu. "Sebentar aku ambilkan obat."

***

Eva mengernyit dahi. Ia bingung melihat dari dalam kaca mobil ke arah luar. "Ini 'kan bukan jalan menuju rumah, Pak." Ia menoleh pada Adam yang berada di sampingnya.

Adam mengangkat alis dengan senyum lebar. "Memang bukan. Kita mampir dulu ke mal makan malam setelah itu kita belanja buku, gimana? Rasanya buku-buku yang ada di rumah tidak cocok untukmu."

"Eh, yang bener, Pak?" Eva terkejut sekaligus senang.

"Iya."

"Makasih, Pak!" Eva memeluk lengan pria itu dari samping.

Adam menikmatinya. Malah dirinya semakin bingung dengan perubahan ini. Apakah ia sudah sembuh dari trauma ini? Betulkah? Apa Eva tanpa sadar telah menyembuhkan dirinya?

Di tempat lain di sebuah perparkiran, Lindon masuk ke dalam mobil dan mengeluarkan sebuah plastik kecil berisi beberapa tablet yang ia perlihatkan pada Shanti. "Ini. Pastikan Eva meminumnya."

"Apa itu, Dad?"

"Obat penggugur kandungan."

"Apa?" Kedua mata wanita cantik itu melebar. "Dad ...."

"Lakukan agar Adam tidak menaruh harapan lagi pada gadis sok suci itu!" Lindon nampaknya masih geram dengan keberadaan Eva.

"Tapi, Dad."

"Lakukan atau kamu akan kalah oleh wanita miskin itu. Shanti, apa itu yang kau inginkan!?"

Ucapan keras sang ayah membuat Shanti mau tak mau mengambil plastik kecil itu dari tangan ayahnya. Ia memang menyukai Adam tapi apa ia bisa mencelakai Eva untuk mendapatkan pria itu? Padahal ia sudah melupakan segala hal tentang Adam sampai sang ayah mengungkitnya lagi, sedang saat itu ia tengah berpacaran dengan Garan.

"Dan jangan sampai gagal. Setelah dia meminumnya, usahakan buang barang buktinya, mengerti?"

Shanti mengangguk.

***

Pagi itu, Eva membantu Precille menyiapkan bahan untuk meeting ketika tiba-tiba Shanti datang.

"Halo." Shanti walau hanya memakai kemeja tangan panjang dan rok selutut, ia tetap terlihat cantik. Rambut panjangnya yang bergelombang, tersusun rapi menutupi bahu. Siapa yang tak tergoda dengan kecantikannya. Eva bahkan mengaguminya. Hanya sayang, Shanti bukan perempuan yang ramah. Karena itu ia susah punya teman.

Eva menoleh melihat wanita itu datang ke arahnya. "Kamu bicara denganku?"

"Iya. Maaf ya, merepotkan kamu kemarin," ucap Shanti sedikit manja.

Bersambung ....

1
Nar Sih
sabarr ya adam ,semagatt semoga bersama eva kmu bisa sembuh dri truma mu dan kmbli menjadi laki,,normal seorang suami yg sesungguh nya ,lanjutt kakk👍🥰
Nar Sih
kasihan eva hrus kehilangan calon byi nya grgr org si santi ,dan seperti nya adam udah mulai cinta nih sama eva,semagat dam kejar cinta mu biar ngk pergi dri mu
Rohmi Yatun
ceritanya yang bagus
Mrs.Riozelino Fernandez
baru juga berobat...jangan gtu donk Eva...disini hanya Adam yang niat berjuang, sedangkan Eva psimis terus...
Fariz Alfatih
yakin minta like aja?
tapi aku nggak mau kalo cuma sekedar like👉🏻👈🏻
semoga semakin semangat updatenya akak othor!!🙏🏼💪🏼💪🏼
Baby_Miracles: makasih ya, sama hadiah2nya. /Gift/
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
istri hanya demi anak pak Adam...
lagian siapa juga yang tahu klo Eva istrimu...
makanya dari awal lebih baik jujur,ini pake bilang sodara lagi
Aisyah Ranni
Cemburu bilang boss,jangan Pendem dalam hati lama2 tambah cinta lho sm Eva.
Baby_Miracles: he he he
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
ntar Adam ngeliat bisa ngamuk ngamuk nih 😆
Mrs.Riozelino Fernandez
tanpa kamu sadari Adam udah bucin ma kamu Eva,cuma ketutup gengsi nya aja yang Segede gaban 😆😆😆😆
bhunshin
kutunggu kelanjutannya sampe pegang 2 hp 😅
bhunshin
evaaaa boleh gak aku cubit pipi kamu,?habis bikin gemas bgt😅
bhunshin
heboh bener🤣🤣🤣
bhunshin
dari judulnya aja benih random tuan arogan jangan² itu beneran anaknya si Adam😎
Mrs.Riozelino Fernandez
Berhasil 👍👍👍👍👍👍
Fariz Alfatih
yaaah, habis.
padal aku dari kemarin uda ngumpulin bab, biar bisa d baca maraton, taunya pas baca langsung hbis😭😭
Baby_Miracles: wkwkwk
total 1 replies
Fariz Alfatih
padal tadi mau komen gini
"berharap ada adegan kissing nya"
pas scroll eeh malah ketemu iklan habib jaffar, langsung baca istigfar karena tau yg ku pikirkan itu dosaaaaa😭🤣🤣
Baby_Miracles: wkwkwk
total 1 replies
Fariz Alfatih
maak, kenapa ada 1 kata tapi pake hurufnya dobel, misal bodoh jadi boddoh, darah jadi darrah, dan dada jadi dadda.
ini masalahnya di keyboardmu apa emang kebijakan dari mt/nt?

sekedar nanya aja nggak ada maksud lain mak🙏🏼🙏🏼
Fariz Alfatih: ooh, pantaslah kudu di dobel.😅
aku padamu mak, semangat terus!!💪🏼💪🏼
Baby_Miracles: takut kena pentung trus tulisannya ngilang, wkwkwk
total 2 replies
Fariz Alfatih
naah, pusing sendiri kan lu dam, jagain bocil dengan status istri.🤣🤣
Baby_Miracles: wkwkwk
total 1 replies
Fariz Alfatih
aku pas masih bocil sering di kerjain temen, di suruh manjat pohon, tpi ujungnya aku di tinggal, solnya bingung turunya gimana, dan parahnya temen koplak itu jadi suamiku😭😭
Baby_Miracles: makasih ya
bhunshin: Thor bikinin ceritanya kayanya seru kisahnya bikin ngakak abis😭🤣🤣
total 3 replies
Fariz Alfatih
bapak mandul?

nggak!

bapak gay?

anjroot, mau ku tabok kamu ev?!😭😭
adaaa aja gebrakannya ke' nasti sama iwabe
Baby_Miracles: ehehehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!