Dea sudah menjadi sekretaris dan simpanan Arden Harwell selama 2 tahun. Disaat Arden akan menikah dengan wanita pilihan keluarga nya Dea memutuskan untuk menyudahi hubungan mereka.
Membuatnya dan Arden menjadi mantan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim.nana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32 - Kehamilan Simpatik
Setiap malam minggu di cafe Moon Light akan ada sebuah pertunjukan musik, diisi oleh artis-artis ternama dan kali ini bintang tamunya adalah penyanyi wanita solo yang tengah naik daun, Mahila Dimitri.
Dea yang mendengar nama itu pun ikut tersenyum pula, dia pun menjadi salah satu penggemarnya.
Breafing berjalan selama 30 menit, pembagian tim untuk menyambut acara malam minggu 2 hari lagi. Dea, Fanny dan 2 rekan mereka yang lain ditugaskan untuk melayani tamu di bagian depan, meja VIP.
Nanti mereka akan stay ditempat khusus dan bergerak ketika ada pesanan dari meja-meja VIP itu. Tiap malam minggu cafe tidak dibuka secara umum, namun tamu-tamu yang sudah melakukan reservasi sebelumnya. Kebanyakan tamu yang datang adalah dari kalangan atas.
Dan ini adalah kali pertama Dea mengikutinya.
"Dandan yang cantik, bahkan pengunjung wanita akan memberi kita tips kalau mereka menyukai kita," ucap Fanny dengan tersenyum antusias. Tiap malam minggu adalah hari yang dia tunggu, karena dia pun bisa menikmati pesta itu pula.
"Benarkah?"
"Tentu saja, mereka semua sopan. Orang-orang kaya yang sedang ingin menikmati hidup."
Dea pun tersenyum, semangatnya semakin terpancing ketika berbicara dengan Fanny. Tanpa sadar dia menyentuh perutnya, sangat bersemangat demi sang anak.
"Kenapa perut mu? sakit? kamu belum sarapan? makanlah dulu."
Dea tersenyum kikuk.
"Aku sudah sarapan kok, ayo kita bersihkan meja."
Kini giliran Fanny yang mengangguk dan mereka segera mulai bekerja.
Jam 9 pagi pintu cafe mulai dibuka, para pengunjung mulai berdatangan satu per satu. Setiap orang yang datang kesana pasti mengabadikan momen mereka dan membaginya di media sosial.
"Kak! Bisa minta tolong," ucap salah satu pengunjung wanita pada Dea, dia pun mendekat dan mengangguk kecil.
"Tolong ambilkan foto kami bertiga."
"Baik Nona."
Dea mengambil ponsel milik nona muda itu, membuatnya ingat jika kini dia tidak memiliki ponsel. Terbesit dalam benaknya nanti dia membeli ponsel kecil saja, cukup untuk kirim pesan dan panggilan telepon.
"Ini Nona," ucap Dea seraya mengembalikan ponsel itu pada sang pemilik.
"Terima kasih Kak ... Sandra," jawab wanita itu setelah membaca tanda pengenal Dea di bagian dada kirinya.
Dea pun tersenyum seraya menundukkan kepalanya memberi hormat.
Tersenyum, adalah peraturan wajib yang harus dilakukan oleh semua karyawan di cafe ini.
Saat jam istirahat tiba, semua karyawan cafe Moon Light makan secara bergilir, ada yang makan dan ada juga yang jaga. Jadi pesanan para tamu masih bisa dilayani, apa lagi di jam seperti ini cafe sedang padat-padatnya.
Jam istirahat di cafe ini ada 2, jam 12 siang dan 6 sore. Buka dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam. Sementara di akhir pekan, buka dari jam 10 pagi sampai jam 10 malam.
"Tenang San, waktu kita 30 menit, tidak perlu terburu-buru." Fanny mengingatkan saat melihat Dea makan dengan tergesa, padahal bukan karena dia terburu-buru, tapi memang perutnya sudah lapar.
"Baiklah, aku akan pelan-pelan," jawab Dea, makanan ini enak sekali.
Sepertinya kamu menyukainya sayang, batin Dea. Diam-diam Dea mengelus perutnya.
Disaat Dea tengah menikmati makan siangnya, di ujung sana Arden merasa mual melihat semua makanan yang disajikan oleh Leon.
"Buang semua makanan ini!" titah Arden tak berperasaan.