ARAKA
Hai readers, makasih lo udah mampir di cerita baru aku😇
Selamat membaca yah guys!
___________
"Lihat deh, Karrel ganteng banget sumpah. Aku pengen punya suami kayak dia." seru Laras dengan pekikan tertahan. Laras adalah salah satu sahabat Ara yang menurut Ara paling lebay. Apalagi kalau sudah berhadapan dengan Karrel, sosok tampan dan populer di sekolah itu.
Ara akui Karrel memang tampan, dia juga anak orang kaya yang bisa membuat banyak gadis bertekuk lutut padanya kalau ia mau. Tapi sayang, sikap dinginnya yang berlebihan itu membuat Ara tidak suka. Gadis itu lebih menyukai lelaki lembut yang mudah tersenyum, bukan seperti Karrel yang tidak tersentuh macam begitu.
Ara lebih memilih menikmati kehidupan sekolahnya daripada mencari tahu kehidupan para cowok populer sekolah itu seperti yang dilakukan dua sahabatnya sekarang ini.
Cewek itu memutar bola matanya malas merasa tingkah teman-temannya yang menurutnya terlalu berlebihan. Lagipula mereka bukanlah raja yang harus di puja-puja kan.
"Bintang nggak kalah tampan, liat deh liat." seru Manda antusias. Sekarang ini mereka lagi ada di kantin yang sama dengan Karrel, Bintang dan Devin, tiga cowok populer di sekolah elit itu yang kebetulan bersahabat.
Bintang adalah sosok pendiam namun ramah, sementara Devin, sifatnya bertolak belakang dengan dua sahabatnya itu, dia punya sifat yang cerewet dan sangat bersahabat, meski begitu pesonanya tidak kalah dari dua sahabatnya. Buktinya, masih banyak gadis yang ngantri buat jadi pacarnya.
"ARA, GANTI MAKANAN AKU!"
Teriakan Laras membuat seisi kantin melirik risih ke arah mereka termasuk kelompok Karrel.
Ara dan Manda menutup gendang telinga mereka. Suara Laras sangat kencang dan jarak mereka hanya bersebelahan dengan cewek itu. Ara mengusap-usap telinganya yang masih berdengung lalu menatap Laras kesal.
"Kamu bisa bikin aku tuli seumur hidup tahu." kesal Ara. Manda mengangguk setuju. Kali ini ia memihak Ara. Telinganya juga sakit akibat teriakan kencang Laras.
"Siapa suruh kamu ngabisin makanan aku." balas Laras nggak mau kalah. Mereka tidak sadar perdebatan mereka sudah menjadi bahan tontonan seisi kantin, tentu saja dengan pandangan terganggu.
"Bisa beli lagi gampangkan." ujar Ara santai, kontan Laras membulatkan matanya sementara Ara cepat-cepat menutup kupingnya lagi karena tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
"AKU NGGAK PUNYA UANG LAGI. KAMU PIKIR UANG SAKU AKU BANYA..PP"
Manda cepat-cepat menutup mulut Laras dengan tangannya. Hanya dia yang sadar kalau mereka sudah menjadi perhatian semua murid kantin.
"Laras stop. Liat tuh semua orang natap kita nggak suka." bisiknya di telinga Laras.
Laras jadi malu sendiri saat menatap kanan-kiri kantin, semua tatapan mata tertuju kearah dirinya. Ini semua karena sih Ara nih. Batinnya dongkol.
"Ya udah, balik ke kelas yuk." ajak Manda kemudian. Laras mengiyakan lalu menatap Ara lagi masih sebal.
"Kamu balik sendiri. Aku masih kesel sama kamu." ketusnya ke Ara tapi gadis itu malah tersenyum lebar dan melambai-lambai pada dua sahabatnya itu yang berjalan keluar kantin.
Pandangannya berpindah ke beberapa siswa yang masih memperhatikannya tapi ia seperti tidak punya rasa malu dan kembali memesan makanan karena dirinya masih lapar.
"Dasar pembuat onar." gumam Devin. Pandangannya masih tidak lepas dari Ara yang sekarang tengah memainkan gelas di atas meja.
"Kamu kenal?" tanya Bintang, Karrel ikut mendengar. Entah kenapa ia merasa tertarik melihat sosok gadis mungil yang sekarang duduk sendirian di tempat yang tidak begitu jauh dari mereka. Devin menggeleng.
"Nggak, pernah denger dong tentang dia." jawabnya menunjuk Ara dengan dagunya.
"Kalau nggak salah namanya Ara anak kelas X. Dia lumayan terkenal di kalangan kelas X tapi semua guru sudah menyerah sama dia karena kelakuannya."
Alis Bintang berkerut
"Aku dengar gadis itu suka sekali bikin onar, datang sekolah telat, rajin bolos dan suka tidur di kelas, tidak pernah bikin PR, dan nilai ujiannya selalu merah. Gosipnya begitu."
Ucapan Devin berhasil membuat Bintang tercengang, Karrel disampingnya terlihat biasa saja dengan ekspresi tidak terbaca.
"Satu lagi, meski dia di cap buruk oleh banyak guru dan siswa-siswa di kelas lain, tapi ia sangat dekat dengan teman-teman sekelasnya. Sekali pun kelas mereka sudah di cap sebagai kelas terburuk oleh semua guru karena dia. Aneh kan?" ucap Devin lagi bersemangat.
Karrel diam-diam menatap gadis yang sekarang tengah asyik makan itu. Gadis itu terlihat menikmati makanannya sampai sebuah lemparan botol aqua kosong mengenai kepala gadis itu.
Pandangan Karrel berpindah ke gadis di belakang Ara yang melempari botol aqua itu. Ia kenal gadis itu, tuh cewek sengaja melakukannya. Kali ini cowok itu kembali mengalihkan pandangannya pada Ara yang sudah berbalik menatap gadis yang melemparinya tadi dengan sebelah tangan mengusap-usap kepalanya.
"Kamu ngelemparin aku?" tanya Ara pada gadis itu. Raut wajahnya kesal. Siapa juga yang gak kesal di lemparin aqua di kepala pula.
"Nggak sengaja." sahut gadis bernama Wulan itu tanpa rasa bersalah. Sikapnya sangat angkuh, seolah ia perempuan nomor satu di sekolah ini.
Dari tempatnya Karrel tersenyum miring. Ia tidak suka orang yang munafik.
"Aku ingin membuangnya ke tempat sampah tapi malah kena kamu." jelas Wulan bohong. Ia memang sengaja, Karrel saksinya. Ada anak-anak lain juga di dekat situ.
"Tapi kan tempat sampahnya ada dibelakang kamu." tunjuk Ara ke tempat sampah yang letaknya tak jauh di belakang Wulan. Jelas-jelas gadis itu berbohong.
Devin dan Bintang menertawai kebodohan Wulan dari tempat mereka.
"Kan sudah kubilang aku nggak sengaja!" tukas Wulan kasar dengan mata menyala-nyala. Ara bergidik ngeri. Gadis didepannya ini ternyata menakutkan juga kalau marah.
"Ya udah kalo gitu, aku maafin kamu." ucapnya tidak mau berdebat terlalu lama dengan sih nenek sihir, tapi tidak tahu kenapa hal itu malah membuat Wulan geram. Ia ingin melabrak Ara yang seperti tidak menganggapnya, tapi gadis itu sudah berdiri hendak keluar kantin. membuatnya mundur.
"Pak Santo!" teriak Ara pada penjual kantin sebelum keluar.
"Iya non?" sahut pak Santo
"Makanan aku nanti dibayarin sama dia yah. Tadi dia yang bilang sendiri mau traktir aku." serunya menunjuk Wulan
"Siap non."
"K..kamu." Wulan tambah geram sedang Ara malah melemparkan senyum manisnya yang penuh kemenangan ke gadis itu sambil memeletkan lidah dan cepat-cepat keluar.
"pffftt." Devin menahan tawa melihat aksi jahil Ara sedang Karrel tanpa sadar merasa puas. Ia pikir gadis itu akan pergi begitu saja dan membiarkan dirinya ditindas oleh Wulan, tapi ternyata tidak. Bintang ikut tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Erni Fitriana
mlipir
2024-09-21
0
rin Wulandari
kak izin ya, aku mau dibuat drama sakura🙏
2024-08-31
1
Ajusani Dei Yanti
lanjut thorrrr kuh semangat berkarya
2024-08-20
0