“Menikahlah denganku, lahirkan keturunanku, dan aku akan membantumu.”
Penawaran dari Sagara dengan imbalan yang cukup fantastis membuat Lisa seakan mendapatkan angin segar di tengah tuntutan hutang yang menggunung. Namun, gadis itu tak memiliki cukup keberanian untuk mengambil tawaran itu karena Lisa tahu bahwa Sagara telah memiliki istri dan Lisa tidak ingin melukai perasaan istri Sagara.
Hingga akhirnya Lisa kembali dihadapkan pada kabar yang mengguncang pertahanannya.
Ia harus memilih antara menjadi istri kedua dan melahirkan keturunan Sagara dengan imbalan yang besar, atau mempertahankan harga diri dan masa depannya, tetapi ia harus kehilangan orang yang ia sayangi.
Lalu, bagaimana dengan keputusan Lisa? Dan apa sebenarnya yang buat Sagara akhirnya berpaling dari istrinya?
Yuk, ikuti terus kisah selengkapnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadya Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melepaskan
Benar dugaan Lisa, berita akan kedatangan Sagara yang mengatakan bahwa dirinya adalah calon istrinya sudah menyebar ke sekitar lingkungannya. Gadis itu masih tenang menghadapi amukan Yuni—ibu Zaki—yang terus menerus melontarkan kata-kata kasar dan umpatan padanya. Padahal rencananya hari ini dirinya akan menyudahi hubungannya dengan Zaki, tetapi setelah yang terjadi hari ini sepertinya Lisa tidak perlu terlalu repot memutuskan pria itu.
Bukannya Lisa tidak mencintai pria itu. Sungguh, di dalam lubuk hati yang terdalam gadis itu begitu mencintai Zaki karena pria itu adalah kekasih sekaligus cinta pertamanya. Namun, semakin dewasa dirinya mencoba untuk mengendalikan perasaannya agar tidak terlalu menggebu-gebu. Hal itu karena keluarga besar Zaki yang memang orang berada di kampungnya selalu memandang rendah ke arahnya. Lontarakan kalimat buruk selalu Lisa dengar dan tidak jarang mereka secara terang-terangan menolak dirinya menjadi menantu keluarga mereka.
Awalnya Lisa tidak peduli, yang terpenting Zaki tetap mencintai dirinya. Namun, lambat laun gadis itu tahu, secinta apapun pria itu padanya, jika tidak bisa tegas dan melindungi pasangannya, semua akan sia-sia dan hanya akan merugikan wanitanya. Dan kini, Lisa sudah ditahap untuk pasrah dan melepaskan. Hidupnya tidak akan berhenti hanya karena dirinya tidak bersama Zaki dan juga, ada hal yang lebih penting dari sekadar cinta dan perasaan.
“Apa maksud ibu?” tanya Zaki ketika sang ibu menatapnya.
Pria itu benar-benar tidak bisa mencerna dengan baik ucapan sang ibu. Bagaimana bisa gadis sebaik dan sepolos Lisa melakukan hal itu. Lisa masih kekasihnya, sehingga mustahil gadis itu memiliki pria lain bahkan akan segera menikah. Kalaupun Lisa menikah, tentu saja dengan Zaki karena pria itu adalah kekasih yang sangat dicintai oleh Lisa.
Pria itu merasa ibunya saat ini sudah sangat keterlaluan memperlakukan kekasih hatinya seperti itu.
“Kamu nggak dengar apa yang ibu katakan? Lisa yang kata kamu gadis baik-baik dan lugu, ternyata hanyalah wanita ja*lang yang suka sama pria kaya, Zaki! Dia bahkan akan menikah dengan pria yang jauh lebih tua darinya. Selama ini kamu sudah diselingkuhi gadis sial*an itu, Zaki, sadarlah, Nak… dia bukan gadis yang baik.”
Lisa menoleh ke arah Zaki, bertepatan dengan pria itu yang juga menoleh ke arahnya. Tatapan ke duanya saling mengunci, Lisa menunggu apa tanggapan Zaki mengenai dirinya.
“Apa itu benar, Lis? Kamu akan menikah dengan pria lain. Apa kamu berselingkuh di belakangku?” Tatapan pria itu menyendu, tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan.
Terjadi keheningan di antara mereka, bahkan Yuni pun tidak mengusik Lisa sama sekali. Sejenak Lisa membuang muka, tetapi kemudian kembali menatap Zaki dengan hati yang berdenyut nyeri.
“Aku memang akan menikah, Mas. Tapi aku sama sekali tidak berselingkuh dari kamu, ada hal lain yang—”
“Nah, kan! Kamu dengar sendiri, kan Zaki. Lisa memang akan menikah sama pria tua. Dan ibu yakin kalau dia menikah hanya karena mau porotin hartanya aja. Buktinya semalam, pria itu datang dan membayar semua hutang bapaknya Lisa. Kamu, sih nggak pernah percaya sama apa yang ibu katakan. Dia itu gadis nggak bener, Zaki. Mungkin saja sekarang dia sudah menyerahkan tubuhnya pada pria itu, makanya sekarang mau dinikahi,”
“CUKUP, BU!” bentak Zaki.
“Kamu bentak itu, Zaki? Kamu bentak ibu hanya karena gadis sial*an ini!” pekik Yuni marah.
“B-bukan begitu maksud Zaki, Bu. Lebih baik sekarang ibu pulang. Biarkan Zaki bicara empat mata dengan Lisa,” jawab Zaki gelagapan. Pria itu tidak sadar sudah membentak sang ibu hingga membuat ibunya marah padanya.
“Kamu mengusir ibu?!”
“Bu, ayolah … sebentar saja. Setelah semua jelas, Zaki akan pulang, ya?”
Sebenarnya Yuni ingin segera membawa putranya pulang, tetapi melihat wajah Zaki yang memelas meminta pengertian membuat wanita itu mendengkus kesal. Namun, akhirnya menerima keputusan putranya itu.
“Baiklah, tapi ibu harap kamu cepat putus dengan gadis sial*an ini. Ibu nggak mau punya menantu lacur seperti dia!” peringatnya dengan menunjuk ke arah Lisa sebelum akhirnya beranjak dari sana.
Selepas kepergian Yuni, Zaki kembali menatap Lisa dengan perasaan tak karuan begitu juga sebaliknya. Keduanya sama-sama terdiam dengan banyaknya pikiran di kepalanya.
“Aku tahu, ada banyak sekali yang ingin kamu tanyakan ke aku, Mas. Jadi mari kita selesaikan semuanya hari ini.”
Sebelum menyelesaikan semuanya, Lisa lebih dulu meminta adik-adiknya untuk segera berangkat ke sekolah. Kemudian beberapa menit setelahnya Liam dan Leo pun pamit.
Lisa berjalan menuju ke kursi yang ada di teras, sementara dua bodyguard milik Sagara masih memerhatikan ke duanya.
“Duduklah, Mas. Aku akan jelaskan semuanya.”
Zaki menurut, pria itu segera duduk di kursi berseberangan dengan Lisa. Tatapannya tidak teralih pada wajah cantik kekasihnya. Matanya tampak memerah dengan gelenyar nyeri di dalam hatinya.
“Sebelumnya aku minta maaf, Mas. Maaf karena tidak bisa memperjuangkan apa yang kita impikan dulu karena aku memilih menikah dengan pria lain. Aku tahu kalau sikapku tidak dibenarkan, tapi aku harap kamu bisa menerima alasan yang akan aku berikan ke kamu.” Lisa menunduk, enggan menatap Zaki yang masih terus menatap ke arahnya.
“Lis,” panggilnya sendu.
“Mungkin benar, tentang apa yang dikatakan oleh ibumu. Aku bukanlah gadis yang baik dan anggun, aku mencari dan menikahi pria kaya untuk mencukupi kebutuhanku. Ya, sepertinya itu benar.” Lisa menjeda ucapannya, mengatur napasnya kemudian melanjutkan.
“Banyak tekanan yang aku rasakan sehingga aku memilih jalan seperti ini. Jadi mari akhiri hubungan kita, Mas. Sedari awal, aku dan kamu memang tidak ditakdirkan bersama. Banyak sekali perbedaan di antara kita dan aku nggak bisa untuk melanjutkan semuanya bersamamu. Kamu baik, mas. Aku harap kamu menerima keputusanku dan menemukan wanita yang jauh lebih baik dariku dan sesuai dengan kemauan ibumu. Sekali lagi, aku minta maaf, mas.”
“Lis, kamu punya aku, Lis. Kamu bisa bergantung dan berkeluh kesah padaku. Tapi kenapa kamu memilih jalan ini? Jika memang kamu butuh uang, kamu bisa bilang sama aku dan aku pasti akan membantumu. Lisa, aku bahkan sudah berniat melamarmu setelah ibu keluar dari rumah sakit, tapi kenapa kamu memilih putus dariku?”
“Karena aku butuh pria yang bisa menjamin kehidupanku serta keluargaku, Mas! Aku butuh uang agar aku bisa keluar dari kehidupan miskin ini. Aku capek! Aku capek dihina dan direndahkan hanya karena aku orang miskin yang nggak punya apa-apa.” tegas Lisa sambil menahan tangisnya.
“Ada aku, Lis. Aku yang akan kasih kamu semua yang kamu butuh dan inginkan. Bahkan jika kamu hanya ingin memanfaatkanku pun aku terima. Asal kamu terus sama aku.” Zaki beranjak dari duduknya dan berlutut di hadapan Lisa dengan mata yang sudah memerah.
Lisa melengos, hatinya sakit melihat pria itu menangis hanya karena dirinya. Namun, Lisa juga tidak bisa mundur, ada harga yang harus ia bayar pada Sagara.
Tidak ada cara lain, mungkin dengan ini, mas Zaki akan menjauh dariku, batin Lisa.
Perlahan Lisa melepaskan ke dua tangan Zaki yang menggenggam tangannya erat. Gadis itu kemudian menatap lurus ke arah netra yang berkaca di hadapannya.
“Aku sudah muak dan capek terus menerus berhadapan dengan ibumu yang jahat itu, mas. Aku nggak mau punya mertua yang mulutnya tajam seperti setan! Lagipula tidak ada jaminan jika aku menikah denganmu, maka hidupku akan bahagia karena kamu masih berat sebelah bukan?” Lisa perlahan berdiri, menatap ke arah Zaki yang masih berjongkok di depan kursi.
“Aku butuh pria kaya raya, Mas dan kamu sama sekali tidak bisa menandingi dia. Aku butuh uangnya, aku butuh kekuasaannya untuk melindungiku dari orang-orang jahat. Kamu sama sekali tidak ada apa-apanya dibandingkan dia, mas. Jadi sekarang, lebih baik kita sudahi hubungan ini. Mulai hari ini kita putus!” tegas Lisa.
“Tidak bisa begitu, Lis—”
“Lebih baik kamu pulang, Mas. Aku tidak mau ibumu kembali menjelekkanku pada tetangga sekitar, permisi!”
Tanpa menunggu jawaban Zaki, Lisa segera berbalik dan masuk ke rumah dengan tergesa-gesa, gadis itu bahkan langsung menutup pintu dengan kencang hingga menimbulkan bunyi dentuman yang memekakkan telinga.
“Lis, Lisa! Buka pintunya, Lis!”
Bersambung
***
absen dong, guys☺
readers dari kota mana aja nih?
salam dari kota onde-onde🥰🥰