NovelToon NovelToon
Katanya Cemara?

Katanya Cemara?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu / Balas dendam pengganti / Chicklit
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Laililya

Plakk!!!

"Kamu itu emang beban ya" kata Papa
"Ma-Maaf Pa, aku cuma pengen Papa dateng besok ambil rapotku"
"Papa Sibuk, kamu suruh Bi ijah aja yang ambil sana"
"Tap..."
"Jangan banyak omong kamu"


Tak Di Pedulikan, Tak Di anggap dan tak Di Inginkan itulah hal yang selalu Laili rasakan, setiap ia pulang ke Rumah yang sudah lama Runtuh itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laililya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Mengambil Kunci!!

Dimas pergi ke Rumah Laili, namun sebelum pergi ke Rumah Laili, Dimas memastikan kalau Papa Laili belum pulang.

Ting.

Satu pesen berhasil masuk ke Hp Laili.

"Li, gue di luar Rumah lo, Bokap lo ada di Rumah ga?"

- Dimas -

"Aman kok, gue bukain pintu dulu"

- Laili -

Laili pun lansung turun ke lantai bawah membukakan pintu untuk Dimas.

"Masuk Dim." kata Laili

"Makasih."

Mereka berdua pun duduk di Ruang Tamu. Bi Ijah menyiapkan beberapa cemilan untuk mereka makan, tak lupa juga denga minumannya.

"Kok lo tiba-tiba kesini, ada yang mau lo omongin?" Tanya Laili

"Iya ada yang mau gue omongin sama lo, lo ingat ga pas lo pingsan waktu pulang dari Caffe?" Tanya Dimas

"Iya gue inget, kenapa?" Tanya Laili

"Tadi gue liat ada orang pakek topeng hitam, sama persis kayak kata lo waktu itu, pas lo tiba-tiba di pukul."

"Hah lo serius! dimana?" Tanya Laili

"Di taman deket Caffe yang waktu itu, dia juga nyerah anak-anak,"

"Bahaya banget, terus lo coba buat nangkep dia ga?"

"Iya gue coba buat nangkep dia tapi gagal." Kata Dimas

"Yaaahhh sayang banget,"

"Mangkannya itu, gue kesini mau tanya sama lo." Kata Dimas

"Tanya apa?" Tanya Laili

"Pria misterius itu waktu lo dipukul dia jalan terus tiba-tiba muncul atau dia pakek kendaraan?" Tanya Dimas

"Seingat gue sih dia pakek sepeda motor."

"Platnya lo tau ga?" Tanya Dimas

"Bentar gue ingat-ingat dulu ya,"

"Oke."

"Seingat gue sih Platnya T 412 G sih, emangnya kenapa?" Tanya Laili

"Kita bisa cari pria misterius itu pakek Plat nomernya, biar gampang"

"Oke berarti misi kita sekarang ada dua?"

"Iya"

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam.

"Kalau gitu gue pulang dulu ya, takut Bokap lo bentar lagi pulang" kata Dimas

"Iya hati-hati."

"Pasti."

Dimas pun menuju ke Caffe, Dimas menemui Sinta di Caffe Osaka.

"Gimana lo dapet infonya?" Tanya Sinta

"Dapet, kata Laili pria misterius itu pakek sepeda motor Plat nomornya T 412 G." kata Dimas

"Berarti kita harus cari Plat itu sampek ketemu, terus soal Laili nanti mau ambil kunci di Laci Papa jadi?" Tanya Sinta

"Jadi, bahkan Laili nyiapin rencana katanya"

"Oh ya."

"Iya."

***

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam namun Papa belum juga pulang Laili bolak-balik harus turun ke lantai bawah, mengecek apa Papanya sudah pulang atau belum.

"Bi, Papa udah pulang?" Tanya Laili

"Belum Neng"

"Papa bilang ga pulang jam berapa?" Tanya Laili

"Enggak Neng, emangnya kenapa Neng?" Tanya Bibi

"Ga papa Bi."

"Neng Laili mau main? Main aja Neng ga papa, nanti pulannya lewat gerbang belakang rumah"

"Enggak Bi, aku ga pengen Main."

"Terus Neng Laili kenapa kok bolak-balik di bawah?" Tanya Bibi

"Aku lagi nungguin Papa Bi." Kata Laili

"Nungguin Bapak? Tumben Neng ada apa?" Tanya Bibi

"Aku mau ngambil kunci buat buka laci yang ada di kamar Papa, aku lihat tadi pagi Papa buka laci itu buat ambil foto, aku yakin foto itu fotonya anak Papa dari perempuan lain"

"Neng dengerin Bibi, jangan ya Neng bahaya nanti kalau ketahuan Neng Laili bakal di hukum lagi"

"Aku perduli, aku pengen tau siapa anak Papa Bi." kata Laili

"Tapi Neng..."

"Ga papa Bi, aku tau kok resikonya" kata Laili sambil meninggalkan Bibi

Laili pun kembali ke kamarnya, ia menunggu Papanya di Kamar. Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam tapi Papa tak kunjung pulang, Laili sangat mengantuk sekali namun ia harus terus terjaga, menunggu Papa pulang.

Namun sampai jam satu malam Papa tak kunjung pulang, karena sangat mengantuk Laili pun tertidur.

***

Papa, Mama dan Sinta sedang berkumpul di halaman belakang Rumah. Mereka semua sedang membuat acara memasak bersama.

Sinta juga berniat untuk meminta Papa untuk menginap hari ini.

"Pa bisa nginep ga hari ini?" Tanya Sinta

"Bisa dong sayang, kalau itu yang kamu minta Papa bakal nginep malam ini" kata Papa

"Makasih Pa" kata Sinta sambil memeluk Papa

"Sama-sama"

"Maafin gue Li, gue gagalin rencana lo, gue ga siap lo tau kalau gue saudara tiri lo" kata Sinta dalam hati

Itu kenapa sejak jam sembilan malam sampai satu malam, Papa tak kunjung pulang.

"Ya udah kamu tidur ya, udah malem" kata Papa

"Iya Pa"

Sinta pun menuju ke kamarnya, sebelum tidur ia sudah mencuci kaki, tangan, dan gosok Gigi. Sinta pun lansung tertidur dengan pulas.

"Mas kamu sayang sama Sinta?" Tanya Mama

"Apa maksud kamu tanya seperti itu! Sudah jelas aku sayang sama Sinta"

"Lalu kenapa kamu pertahain rumah tangga kamu sama Jesi?" Tanya Mama

"Sayang, aku pertahain rumah tangga ku sama Jesi karena Jesi yang pegang semua perusahaan yang ia kasih ke aku, kalau aku tinggalin Jesi sekarang aku ga punya apa-apa" kata Papa

"Terus sampai kapan kamu sembunyi'in aku sama Sinta, lama-kelamaan semua orang juga bakal tau kalau kamu itu Suami aku juga"

"Kamu sabar ya, aku bakal cari cara biar kita bisa bareng-bareng, aku juga mau hidup sama kamu"

"Kalau gitu tinggalin Jesi, Mas!" Kata Mama

"Sayang ga bisa aku udah jelasin ke kamu"

"Udahlah Mas aku capek sama kamu"

"Sayang, jangan gini ya, kita abis seneng-seneng lo sama Sinta."

"Aku ma..."

Mama tak melanjutkan ucapannya karena secara tiba-tiba, Papa mengecup bibir Mama.

CUP!!

"MAS" teriak Mama

"Suttt, kedengeran Sinta nanti" kata Papa

Papa pun melanjutkan mengecup bibir Mama yang pink itu, sampai akhinya mereka berdua masuk kedalam kamar dan melakukan hubungan suami istri, setelah beberapa menit mereka sudah puas, sebelum tidur mereka mengobrol bersama.

"Kamu masih sama ya Mas, masih enak" kata Mama

"Kamu juga masih enak"

"Oh ya"

"Iya sayang, ga ada yang bisa ngalahin kamu"

"Kamu juga ga ada yang lebih jago daripada kamu"

"Ya udah kita tidur ya"

"Iya, makasih ya Mas malam ini kamu udah puasin aku" kata Mama

"Sama-sama sayangku" kata Papa

Papa dan Mama pun tertidur pulas, karena kelelahan setelah bertempur.

***

Ke Essokan Harinya, matahari sudah bersinar dari tadi namun Laili tak kunjung bangun ia masih sangat mengantuk.

"NENG BANGUN NENG, NENG LAILI GA SEKOLAH"

"NENG BANGUN NENG, UDAH MAU JAM TUJUH NENG"

Beberapa kali Bibi membangunkan Laili namun nihil Laili tak kunjung bangun juga. Sampai akhinya telpon Laili berbunyi. Laili pun lansung terbangun dari tidurnya, Laili lansung keluar dari kamarnya.

"Bi gimana Papa udah pulang sekarang jam berapa" kata Laili dengan mata yang masih mengantuk

"Neng Laili ga ke sekolah, sekarang mau jam tujuh, Bapak ga pulang Neng dari tadi malam." kata Bibi

"Hah, mau jam tujuh!" Kata Laili terkejut

"Iya Neng"

Laili pun lansung masuk kembali ke kamarnya dan lansung mandi, selesai mandi ia lansung ganti baju dan berangkat ke sekolah.

"BI AKU BERANGKAT DULU!" teriak Laili

"SARAPAN DULU NENG."

"GA KEBURU, AKU BERANGKAT DULU."

Laili pun mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan penuh.

Gerbang sekolah sudah tertutup rapat, Laili binggung bagaimana caranya ia masuk sekarang. Ia tak berani memanjat gerbang.

"LI, SINI" teriak Tegar

Laili pun lansung menghampiri Tegar.

"Lo mau kerahuan ya sama Pak Anton kalau telat" kata Tegar

"Emangnya kenapa kalau ketahuan sama Pak Anton?" Tanya Laili

"Li, di hukum bersihin toilet"

"Cuma itu, gampang itu mah"

"Ga cuma itu, lo juga bakal di suruh potong rumput pakek guting kertas mau lo"

"Hah? Serius lo?" Tanya Laili

"Iya gue serius."

"Serem banget,"

"Mangkannya itu,"

"Terus lo disini juga telat?" Tanya Laili

"Menurut lo!"

"Ya telat sih, sama kayak gue"

"Ya udah ikut gue aja yuk." Kata Tegar sambil mengandeng tangan Laili

"Eh mau kemana?"

"Ikut aja dulu." Kata Tegar

Tegar pun mengajak Laili ke tongkrongannya, yang berada tak jauh dari sekolah jadi mereka bisa berjalan kaki untuk sampai di sana.

"HAI GAES" teriak Tegar

"Wow, bawa cewek nih, pemandangan langka" kata Viko

"Jangan macem-macem lo" kata Tegar

"DENGERIN GUE SEMUANYA, INI LAILI TEMEN GUE JANGAN ADA YANG BERANI PEGANG DIA APA LAGI GANGGUIN DIA, PAHAM SEMUANYA." teriak Tegar

"PAHAM" teriak mereka semua

"Masuk yuk, kita beli makan" kata Tegar

"I-iya"

Seketika wajah Laili menjadi pucat, ia tak nyaman berada di sini. Meskipun tak ada yang menganggu Laili, tapi ia masih merasa was-was.

"Mau makan apa?" Tanya Tegar

"Terserah deh"

"Lo kayaknya ga nyaman ya?" Tanya Tegar

Laili hanya menganggukan kepalanya.

"Ya udah kita pindah tempat aja" kata Tegar

"Kemana?" Tanya Laili

"Ikut gue" kata Tegar

Tegar pun meminjam kunci motor untuk di gunakan pergi bersama Laili.

"Vik, gue pinjem motornya" kata Tegar

"Nih" kata Viko sambil melemparkan kunci

"Makasih, gue pakek dulu ya"

"Iya"

Tegar pun mengajak Laili ke Danau yang waktu itu Tegar dan Laili pernah kesana.

"Kok ada warung?" Tanya Laili

"Kalau pagi disini ada warung tapi kalau sore tutup, kita kan kesini sore waktu itu,"

"Oh iya, gue lupa,"

"Masih muda masa udah kayak Nenek-Nenek"

"Iihh enggak ya,"

"Hahahahahaa" tawa Tegar

Tegar pun mengandeng tangan Laili menuju ke warung tersebut.

"Mbok saya pesen pecel lele ya dua" kata Tegar

"Iya Mas tunggu sebentar ya, Mas Tegar"

"Siap Mbok." kata Tegar

"Kenapa kok kayak binggung gitu?" Tanya Tegar

"Kok kenal kamu penjualnya?" Tanya Laili

"Kenalah, soalnya aku sering kesini kalau bolos sama anak-anak, pesen makannya juga pecel lele,"

"Oh pantes kenal langganan ternyata."

"Iya gitu deh"

Tak lama kemudia pesanan mereka pun siap.

"Loh saya kira tadi sama anak-anak yang lain Mas ternyata ngajak pacarnya aja" kata Mbok Sri

HUK HUK HUKK!!!

Laili lansung tersedak karena omongan Mbok Sri.

"Eh minum dulu!" kata Tegar

"Makasih"

"Ga usah sungkan gitu atuh Neng"

"Maaf, saya bukan pacarnya Tegar" kata Laili

"Iya Mbok, dia bukan pacar saya, tapi doain aja ya Mbok." kata Tegar

"Pasti Mas."

"Makasih Mbok"

"Neng namanya siapa?"

"Saya Laili"

"Nama yang bagus sama kayak orangnya"

"Makasih"

"Kenalin saya Sri, tapi biasa di panggil Mbok Sri, yang jaga warung makan ini." kata Mbok Sri

"Iya Mbok, pecelnya enak Mbok,"

"Wah makasih, sudah banyak yang bilang seperti itu memang."

Selesai makan Tegar pun membayar pecel dan teh tersebut, setelah itu mereka berdua pun pergi ke tepi Danau melihat-lihat sekitar Danau.

1
IamEsthe
Penulisan kamu bagus, cuman agak berantakan di dialog tag nya dan menurut aku narasinya kurang. Karena dalam cerita terlalu banyak dialog tag itu juga enggak bagus, kebanyakan narasi cerita juga enggak bagus juga. Tapi ada beberapa karya yang menggunakan lebih banyak narasi tapi dengan sajian yang epic.
IamEsthe
Dialog tag ini bisa diakhir tanda seru (!)
IamEsthe: sama2. kita belajar bersama ya. mungkin banyak2 ilmu ttg dialog tag ya.
Laililya: makasih banyak udah di koreksi kak🥰 makasih ya atas komennya aku bakal perbaiki🥰
total 2 replies
IamEsthe
Maaf koreksi dikit. Papanya, bukan Papa nya.
IamEsthe
Maaf koreksi sedikit ya. Dialog tag itu diawali dengan tanda petik dua (") dengan huruf kapital diawal kalimat dan diakhiri tanda koma (,), titik (.), tanya (?), seru (!) sebelum dua tanda petik (") sbg penutup.

Misal.
"Aku selingkuh juga karena kamu yang terlalu sibuk dengan dunia kamu sendiri." teriak Herman tak kalah menggelegar.
Laililya
tinggalkan komentar dan like ya, biar aku rajin updatenya🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!