Bagaimana jadinya jika seseorang kembali ke masa lalu..
Michelina seorang istri yang mencintai Kaisar Jasper dengan sejuta warna. Selama di kehidupannya ia tampil glanmour, seakan dirinya akan membuat Kaisar Jasper terpesona. Namun apa yang ia dapatkan hanyalah sebuah penghinaan. Kaisar Jasper tidak pernah menginginkannya atau lebih tepatnya tidak mencintainya.
Suatu hari Kaisar Jasper membawa seorang gadis dari kalangan biasa,menjadikannya istrinya. Kaisar Jasper sangat mencintai gadis itu. Hingga membuatnya buta dalam kecemburuan. Dia pun mencelakai gadis itu, lalu membuat Kaisar Jasper marah dan menjatuhi hukuman mati padanya.
"Ayah, Ibu maafkan aku. Aku yang bodoh mencintainya. Seharusnya aku tidak mencintainya."
ig:@riiez.kha.37
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Acuh
"Hati-hati Permaisuri," ujar Marquess Azel sambil membantu Michelina duduk di sofa.
"Dimana Dokter istana?" tanya Marquess Azel menatap kedua pelayan. Kilatan amarah pun telah muncul di matanya.
"Permaisuri," sapa Lucilla, ia berlari di ikuti orang ber jas putih itu. "Cepat periksa Permaisuri."
Dokter itu pun memeriksa pergelangan kaki Michelina. "Tidak ada luka yang perlu di khawatirkan. Hanya Keseleo saja. Untuk beberapa hari ke depan, kakinya akan segera membaik."
Dokter itu pun meraih tas berwarna hitam dan berbentuk kotak. Ia mengambil sebuah botol lalu memberikannya pada Lucilla. "Olesi pergelangan kaki Permaisuri tiga kali sehari."
Dokter istana memberikan hormat, sedangkan Lucilla ia langsung mengolesi pergelangan yang membengkak itu.
"Au,"
"Permaisuri, lain kali berhati-hatilah," decak Marquess Azel. Entah karena apa? tiba-tiba hatinya merasa kesal melihat Michelina yang terjatuh.
Michelina menyipitkan matanya, ia menatap Marquess Azel dari atas ke bawah. Angin mana yang membuatnya kesal. Padahal dirinya hanya luka ringan, tidak akan membuat nyawanya melayang.
"Hem, siapa dirimu? apa pantas tuan Marquess memarahi seorang Permaisuri."
Marquess Azel sejenak terdiam, ia menyadari kesalahannya. Tidak biasanya dia mengomel tidak jelas seperti ini.
"Emm, maaf Permaisuri saya salah."
Michelina pun tersenyum sinis, ia mengambil buah anggur di depannya. Dengan gerakan anggun , buah itu pun sampai di mulutnya. "Lain kali, tidak usah berlebihan. Kita tidak se akrap itu. Dan lagi, kamu tidak memiliki urusan dengan ku tuan Marquess."
Seketika Marquess Azel mengingat urusannya. Dia ingin menemui Kaisar Jasper. Namun langkahnya malah menuju ke arah yang salah.
"Maaf Permaisuri, lain kali saya tidak akan mengulanginya. Saya hanya khawatir pada ibu negara di kekaisaran ini." Ujar Marquess Azel dengan membungkuk hormat.
"Tidak perlu, aku tidak membutuhkannya." Ujar Michelina.
Sepanjang perjalanan, ia tidak fokus pada jalannya. Tanpa sengaja, ia menabrak salah satu pelayan.
"Maaf tuan Marquess."
"Hah," Marquess Azel tak menanggapi, ia meneruskan perjalannya sampai di tempat Kaisar Jasper.
Setapak demi setapak ia menaiki tangga yang lumayan banyak. Bagaimana tidak, tangga itu terdiri dari 150 anak tangga. Dengan di bantu penerangan lilin di tembok putih itu.
"Baginda,"
Kaisar Jasper membalikkan badannya, matanya nyalang. Rasanya ia ingin mencabik-cabik laki-laki di depannya. Ia memalingkan wajahnya, ada rasa menusuk di hatinya melihat perhatiannya pada Michelina tanpa penolakan.
"Apa Baginda baik-baik saja?" tanya Marquess. Ia khawatir dengan keputusan Kaisar Jasper tentang rumor yang kini beredar.
"Aku tidak memikirkannya, aku tidak pernah memikirkan untuk menikah." Tegas Kaisar Jasper datar.
Marquess Azel menaikkan salah satu alisnya, tidak biasanya Kaisar Jasper bersikap acuh dan datar padanya. Biasanya dia akan merespon dengan sangat baik, tidak ada kemarahan.
"Apa Baginda baik-baik saja?"
Kaisar Jasper tak menjawab, ia melewati Marquess Azel begitu saja. Lalu di ikuti oleh Marquess Azel. Ia ingin bertanya sesuatu yang membuat Kaisar Jasper sekaligus sahabatnya yang bersikap acuh.
Kaisar Jasper berhenti di depan pintu kediaman Permaisuri. "Kamu tunggu di luar, aku ingin berbicara dengan Permaisuri." Ujar Kaisar Jasper yang langsung masuk ke dalam.
Langkahnya berhenti di depan wanita yang tengah fokus pada buku di tangannya. Sementara sang wanita, hanya diam. Berpura-pura tidak mengetahuinya. Padahal dia tau dengan mencium aroma tubuh Kaisar Jasper.
"Permaisuri."