NovelToon NovelToon
Airin - Selalu Kamu Bayang Rinduku

Airin - Selalu Kamu Bayang Rinduku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Cinta Terlarang / Pengganti / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Kantor
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Chiknuggies

Original Story by : Chiknuggies (Hak cipta dilindungi undang-undang)

Aku pernah menemukan cinta sejati, hanya saja . . . Arta, (pria yang aku kenal saat itu) memutuskan untuk menjalin kasih dengan wanita lain.

Beberapa hari yang lalu dia kembali kepadaku, datang bersama kenangan yang aku tahu bahwa, itu adalah kenangan pahit.

Sungguh lucu memang, mengetahui Arta dengan sadarnya, mempermainkan hatiku naik dan turun. Dia datang ketika aku berjuang keras untuk melupakannya.
Bak layangan yang asyik dikendalikan, membuat aku saat ini tenggelam dalam dilema.

Hati ini. . . sulit menterjemahkan Arta sebagai, kerinduan atau tanda bahaya.

°°°°°°

Airin, wanita dengan senyuman yang menyembunyikan luka. Setiap cinta yang ia beri, berakhir dengan pengkhianatan.

Dalam kesendirian, ia mencari kekuatan untuk bangkit, berharap suatu hari menemukan cinta yang setia. Namun, di setiap malam yang sunyi, kenangan pahit kembali menghantui. Hatinya yang rapuh terus berjuang melawan bayang masalalu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chiknuggies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

...Mengenai, cinta dan patah hati. Bagiku hanya kematianlah yang dapat membuat suatu hubungan berakhir bahagia. Karena hanya dengan perpisahan lah, semua ego terkikis oleh rasa kehilangan....

^^^-.My mom 1 Oktober 2024.-^^^

Selalu, sama seperti yang sudah-sudah, kisah cintaku dan orang di sekitarku, semakin rancu bila mencoba untuk melawan waktu. Meski sama seperti aku yang menjadi korban orang ketiga, Sandi berakhir pilu, akibat waktu yang terlalu jauh mereka ulur berdua.

Lembayung memudar seketika, ketika mentari menyingsing tinggi bertanda pagi memberi salam. Aku dan Sandi merasakan lelah setelah berbincang semalaman mengenai topik yang cukup berat.

Seringkali aku mendengar kata ketangguhan cinta. Namun kenyataannya, yang terlihat hanya ketangguhan tanpa cinta.

Sandi pun kini sudah tertidur di ketiakku, tidur bersamaku di atas ranjang.

Aku menyelimuti Sandi, bangkit meninggalkannya untuk merapikan kosan, menjagaku agar tetap sibuk dan menutupi hatiku yang salah tingkah. Meski ia adalah teman satu kerjaan ku, sikap Sandi yang terasa manja dan membutuhkanku seperti ini, membuat hatiku tak kuat untuk menepati janji prihal tidak ingin berhubungan lagi.

Jika ada yang bertanya "kenapa tidak mendekati pria lain, untuk berlari dari bayang Arta." Maka jawaban dariku adalah, aku tidak siap untuk menikam jantung demi menghindari sakit hati.

Karena, sama saja. . Toh, bila terbuai dengan pelukan yang baru hanya akan berakhir dengan patah hati, aku akan tetap bertahan melawan rasa rinduku kepada Arta yang tidak seberapa itu.

Kubiarkan gejolak hasrat menerpa hatiku, yang dengan acuh tidak kutanggapi. Meski sakit aku ingin mencoba sekuat tenaga untuk menahan gelora asmara kepada orang lain.

Bagiku "mengalir seperti air." kurang tepat untuk mencerminkan keadaanku sekarang. Namun "keras kepala bagaikan air, yang sukar di tahan jeramnya." Lebih menggambarkan kondisi juga keteguhanku yang tidak ingin mencinta lagi.

Tuhan, padahal kalau boleh aku menginginkan hidup yang lebih baik, karena rupanya aku tidak dapat menemukan tombol mulai dari awal di setiap mataku mencari.

Aku yakini di faseku sekarang ini, engkau dengan lembut menegur semua perkara gagal yang aku lakukan. Namun dengan angkuhnya, aku selalu mengeluh atas itu semua.

Melihat Sandi, sedikitnya aku sadar bahwa tidak hanya aku yang menerpa badai sendirian. Ia pun mendapati diri dibawah hujan yang sama lebatnya, namun dengan angin yang lebih kuat dan gagah.

Dalam kesulitan itu, tidak sepertiku yang terus mengeluh, Sandi hanya memikirkan arak yang masih belum habis pada botol di genggamannya.

Andai Sandi tidak melarikan diri dengan menarik cangkirnya araknya, bisa jadi kekang jerat akan melingkar di leher, menyudahi hidupnya yang sudah cukup berantakan.

Ahh ... Selalu tentang dunia dengan semua kepalsuannya. Mengeluh terlalu dalam pun tidak baik, aku harus mencerminkan diri dari orang yang lebih tangguh dariku.

Aku lihat kini, Sandi memilih pulang setelah terbangun dari tidurnya. Menyisakan sejuta kepiluan yang ia sengaja tinggalkan di rumah ku, bersama sepi yang kini sedikit demi sedikit semakin menyayat hati.

Batin ku tersiksa, oleh keraguan yang matang hasil diskusi semalam. Aku tidak tahu mengenai apa dan siapa yang akan dapat meluluhkan hati, juga cangkang keras yang membalut jiwaku saat ini.

Semburat cahaya kembali melintasi ruang, dimana aku duduk sekarang. Sendirian, mencoba menikmati pagi yang terasa lama, akibat dari kalut yang menjadi tabir pada perasaan.

Peraduanku menjadi tidak nyaman, mengingat semua yang aku, Ruel juga Sandi alami beberapa saat kebelakang, sungguh membuat kepalaku penuh bagai lautan. Tiga orang yang mengalami ironi juga lika-liku dalam kehidupan kami masing-masing .

Sukar melupakan kisah ku dengan Arta, mungkin jika aku mencoba untuk melupakannya, maka itu adalah waktu yang panjang dan tidak mudah dilalui. Padahal bilangan waktu saja tidak berjalan di cakrawala ku saat ini, karena yang aku miliki hanya kamar kosong tanpa ada kehangatan di dalamnya.

Tidak akan aku tolak, bila ada sosok hangat yang mencoba untuk mengajakku bertemu. Hanya saja, kepada siapa aku berlabuh. Padahal aku yakin tidak ada yang sayangi aku lebih dari aku.

Bila sendirian seperti ini, aku selalu saja

tidak perduli mengenai waktu makan. Itu semua kulakukan demi memenuhi nutrisi bagi dompetku, yang tak pernah kompeten dalam menyimpan uang.

Membuka sebungkus mie instan dengan tambahan telur setengah matang, kucoba makan sedikit untuk sekedar mengganjal perut, atau malah kalau bisa menjadi pondasi hingga nanti malam.

*Ting!*

Ditengah kegiatan memasak, aku kewalahan membuka ponsel yang terdengar dering notifikasinya. Sembari menggigit bumbu sachet-an, juga tangan yang satunya sibuk memegang mangkuk, aku berusaha untuk mengintip pesan yang masuk melalui jendela notifikasi.

"Boo... Main yuk, aku bosen nih!!" Pesan singkat yang kuterima dari Ruel, seakan aku mendengar suara nya langsung di telinga.

*Tik,tik,tik*

"Iya, kamu kesini aja manis, aku lagi masak dulu sebentar." Jawabku, tidak mengindahkan kantuk yang melumat semangat.

Mungkin seperti biasanya, kami hanya akan menonton film yang memenuhi kepala agar tidak berfikir jauh mengenai dunia. Karena terkadang, menutup pintu bisa jadi alasan yang besar untuk membuka jendela.

1
Misssyah
semangat ya.
Misssyah: sama sama /Smile/
Chiknuggies: makasih kakak/Joyful/
total 2 replies
Van
thor.. mana fanserv nya torr😭
Chiknuggies: Hai Van, kamu tau lokasinya. /Shhh/
total 1 replies
Van
keren binggow
Chiknuggies: Terimakasih /Shy/
total 1 replies
Van
berat banget jadi ruel;(
Chiknuggies: /Cry/
total 1 replies
Van
kacau banget bikin emosi naik turun!!
Chiknuggies: Hai, pembaca setia /Applaud/
gimana rasanya satu tahun bersama saya./Smile/
total 1 replies
Van
awwww poor airin/Sob//Sob/
Chiknuggies: Turut berdukacita /Facepalm/
total 1 replies
Sara la pulga
Aduh, terharu banget!
Necesito dormir(눈‸눈)
Gemes banget deh ceritanya!
Tuxedo Mask
Seru banget! 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!