NovelToon NovelToon
Istri Pilihan CEO

Istri Pilihan CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Icha mawik

Jatuh cinta pada pandangan pertama, membuat Shakala Fathan Elgio Genova, berusaha untuk memperjuangkan cintanya pada Zakira. Gadis manis yang ia temui tanpa sengaja di perusahaannya. Zakira adalah salah satu karyawan di perusahaannya.
Namun, sayangnya saat ia mengutarakan niatnya untuknya melamar gadis itu. Terjadi kesalahpahaman, antara Fathan dan Mamanya. Nyonya Yulia, yang adalah Mamanya Fathan. Malah melamar Nabila, yang tidak lain sepupu dari Zakira. Nyonya Yulia, memang hanya mengenal sosok Nabila, putri Kanayah dan Jhonatan. Mereka adalah rekan bisnis dan keluarga mereka memang sangat dekat.
Nyonya Yulia juga mengenal dengan baik keluarga bakal calon besannya. Akan tetapi, ia tidak pernah tahu, kalau keluarga itu memiliki dua orang anak perempuan. Terjadi perdebatan sengit, antara Fathan dan sang Mama yang telah melakukan kesalahan.
Nabila yang sudah lama menyukai Fathan, menyambut dengan gembira. Sedangkan Zakira, hanya bisa merelakan semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha mawik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 21.

"Oma!" panggil Nabila.

Sukma pun tersadar dan memandang ke arah sumber suara. Sukma tersenyum, saat melihat Nabila. Seketika muncul ide brilian di kepalanya.

"Mama sama Papa ke mana?" tanya Nabila.

"Mereka makan malam ke hotel Opa kamu," jawab Sukma.

"Oh," sahut Nabila cuek. Gadis itu pun lalu, menjatuhkan bobot tubuhnya di sofa, sembari memainkan ponselnya.

"Kamu, gak pengen pergi?" tanya Sukma.

"Gak, ah! Di sana itu kumpulannya para pengusaha yang obrolannya tidak jauh dari bisnis dan bisnis lagi," jawab Nabila panjang.

"Kumpulan pebisnis? Kalau gitu, Fathan pasti datang dong?" cetus Sukma.

Nabila menghentikan jemarinya di atas ponselnya.

"Kamu gak takut, kalau Fathan bakal bertemu si cacat itu?" lanjut Sukma lagi.

Nabila berpikir sejenak, mencoba mencerna kata-kata yang keluar dari mulut Sukma. Selama ini, Nabila tahu baik Fathan ataupun Zakira memang memiliki kedekatan.

Namun, mereka dekat hanya karena, Zakira adalah sekretaris Fathan. Itu yang Nabila tahu, sejauh ini. Namun, terkadang Nabila sering mendapati Fathan yang diam-diam memandang Zakira dengan tatapan yang sukar diartikan.

"Oma, aku mau siap-siap," ucap Nabila.

"Lho, emangnya kamu mau ke mana?" tanya Sukma berpura-pura.

"Nyusulin mama dan papa!" Nabila berlari menuju kamarnya.

"Oma ikut, ya!" pekik Sukma.

"Terserah... kalau mau ikut, buruan siap-siap," ucap Nabila.

Sukma tersenyum penuh kemenangan, ia melenggang menuju kamarnya untuk bersiap.

"Kendra, aku datang...." Sukma tersenyum simpul, ia membayangkan pertemuannya dengan Kendra nanti.

*****

Suasana di hotel Arkiandra. Tampak banyak dihadiri rekan bisnis, baik dari Kendra maupun anak serta menantunya. Terlihat juga hadir, Fathan yang sedang mengobrol dengan salah Fatih dan Nabil.

Mata Fathan menangkap sosok Zakira yang muncul menggandeng tangan Opa nya. Senyum tipis Fathan lontarkan untuk Zakira, saat mata keduanya bertatapan.

"Hay!" sapa seseorang menghampiri Fathan.

"Ngapain di sini?" tanya Fathan ketus.

"Aku juga salah satu orang, yang mendapat undangan," jawab Abizar asal.

Rahang Fathan kembali mengeras, saat mendapati Abizar tersenyum ke arah Zakira.

Mereka kembali larut dalam obrolan, hingga Abizar dikejutkan oleh seseorang yang menghampirinya.

"Abizar!"

"Om, Kiano?" sahut Abizar.

Kiano, mengangguk pelan. Abizar meraih tangan Kiano dan menciumnya. Fathan sempat mendelik kesal.

"Apa kabar, Om?" tanya Abizar dengan ramah.

"Alhamdulillah, kamu sendiri?" Giliran Kiano bertanya.

"Seperti yang terlihat," jawab Abizar.

"Sudah lama di sini?" tanya Kiano lagi.

"Sekitar dua Minggu," jawab Abizar.

Kiano melirik ke arah Fathan.

"Fathan, sendirian?" sapa Kiano.

Fathan mengangguk pelan. Kiano hanya tersenyum dengan sikap Fathan, yang memang pelit untuk bicara.

Obrolan panjang pun terjadi antara, Kiano dan Abizar. Seperti teman lama yang kini bertemu, keduanya asyik bercerita tentang perjalanan bisnis keduanya.

Fathan mengamati, kedekatan Abizar dan Ayah dari gadis yang dia cintai itu. Ada secuil rasa iri di hati Fathan, melihat keakraban Abizar dan Kiano.

Fathan memang tidak seperti Abizar yang supel dan mudah bergaul dengan siapa saja. Fathan tipikal orang yang akan berbicara secukupnya saja. Namun, jika orang itu telah menjadi spesial di hatinya dan orang itu adalah Zakira.

"Zar, kenalkan ini Daddy-nya Om," ucap Kiano pada Abizar, saat Daddy nya mendekat pada mereka.

"Oh ... apa kabar, Tuan?" Abizar meraih tangan Kendra dan menciumnya takzim.

Kendra tercengang dan menatap Kiano, sang putra hanya mengangguk pelan.

"Abizar ini rekan kerja Kiano, waktu di KL, Dad!" ucap Kiano.

"Pengusaha muda?" tanya Kendra.

"Baru belajar, Tuan," jawab Abizar merendah.

"Panggil saya, Opa," pinta Kendra.

"Baiklah," ucap Abizar.

"Saya paling suka, melihat anak muda yang ambisius dan tekun dalam menjalani usahanya," kata Kendra lagi.

"Saya baru belajar, Opa," ucap Abizar merendah.

"Tidak apa-apa, saya juga dulu seperti kamu. Begitu juga Kiano, semula memang menolak. Namun, pada akhirnya hanya bisa menerima. Habisnya, siapa lagi yang akan meneruskan? Kalau bukan kita sendiri?" ujar Kendra panjang.

"Tapi, usaha saya, bukan warisan keluarga," ujar Abizar.

"Mau usaha warisan keluarga atau usaha sendiri. Kalau tidak dikerjakan dengan tekun, habis juga," hibur Kendra. Pria tua itu dapat melihat, raut sedih dari manik mata Abizar.

Mata Kendra beralih ke arah seseorang yang berdiri di samping Abizar.

"Fathan, apa kabar? Bagaimana dengan bisnisnya, lancar?" sapa Kendra.

"Seperti biasa, Opa," kata Fathan menjawab. Mata yang semula menatap ke arah seseorang dibelakang, kini harus berpaling sekejap. Namun, kembali matanya terarah kepada zakira

Mata Abizar, menatap seseorang yang berdiri di belakang Kendra. Seolah tahu, Kiano pun memperkenalkan Zakira pada Abizar.

"Kenalin, Zar! Ini putri bungsu, Om. Namanya, Zakira," ucap Kiano.

Kendra menarik pelan lengan Zakira, agar gadis itu maju ke depan. Zakira mengangguk dan tersenyum sopan, pada Abizar dan Fathan. Meskipun, pernah merasa kecewa pada sikap Fathan. Namun, Zakira selalu bersikap sopan padanya.

"Dia?" tunjuk Abizar.

"Kenapa? Apa kalian sudah saling mengenal?" tanya Kiano.

"Kami pernah bertemu, beberapa kali di perusahaan Fathan," jawab Abizar.

"Iya, dia bekerja di sana, sebagai sekretaris Fathan," jawab seseorang dari arah belakang.

Seketika semuanya menoleh ke sumber suara. Terlihat, Sukma dan Nabila yang baru saja tiba. Nabila, langsung menggandeng tangan Fathan dan bergelayut manja.

"Sayang, maaf aku telat," ucap Nabila.

Kendra dan Kiano membuang wajah. Keduanya enggan melihat kemesraan yang ditunjukkan Nabila. Bukan karena iri atau apapun.

Namun, lebih ke saat ini keduanya hanya resmi bertunangan, belum menikah. Akan tetapi, sikap Nabila ke Fathan sudah seperti layaknya seorang istri.

Sepanjang perjalanan hidup Kendra bersama sang istri, dalam mendidik putra-putrinya. Keduanya selalu menjaga adab dan perilaku yang sopan.

"Ki, panggil Zaki kemari," pinta Kendra.

Kiano mengangguk dan melambaikan tangan pada putranya yang berada tidak jauh dari mereka.

"Ada apa, Dad?" tanya Zaki, saat mendekat.

Abizar melongo ke arah pemuda yang beberapa waktu lalu tanpa sengaja bertemu.

"Ki, temani Opa keliling, menemui para tamu," ucap Kiano.

Zaki mengangguk.

"Opa, Om, dia?" Abizar menunjuk ke arah Zaki.

"Oh, ya! Ki, kenalin Abizar. Rekan bisnis Daddy. Dia ini pengusaha muda yang sukses, lho," puji Kiano.

"Oh, hai!" sapa Zaki ramah, sembari mengulurkan tangannya.

Abizar menyambut tangan Zaki.

"Ini Zaki, putra Om. Kakaknya, Zakira," jelas Kiano.

"Kakak?" Abizar masih bingung.

"Iya, kenapa?" tanya Kiano.

Abizar melirik ke arah Zakira, yang kini menahan senyumnya. Ia pun paham, ternyata saat itu ia sedang dikerjai oleh kakak beradik itu.

"Tidak apa-apa, Om," jawab Abizar.

"Sudah, Ki, temani Opa," ucap Kiano lagi.

"Opa, sama Kira aja, ya?" kata Zakira lembut.

"Tidak usah! Lebih baik, kamu menemani tamu yang lain. Sudah saatnya kamu dikenal oleh banyak orang," cetus Kendra.

Zakira tampak memuncungkan bibirnya. Kendra tersenyum melihat tingkah cucunya.

"Tuan Kendra!" ucap Sukma.

Kendra menghentikan langkahnya dan menoleh.

"Begini, anak-anak tentu sedang menikmati pesta. Bagaimana, kalau saya yang menemani Anda menemui para tamu?" lanjut Sukma.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!