Menurutku dia adalah wanita hebat, di lihat dari segi sudut yang tepat. Tapi tidak semua orang memandang dari segi yang sama. Karena keberadaannya yang di takdirkan lahir dari seorang ibu yang merupakan germo di sebuah club malam.
Membuat semua orang memandang remeh, dan rendah. Namun, atas kemampuannya dalam bermain billiard cue, ia aman dari keinginan laki-laki untuk meraup tubuhnya yang sexy. Bahkan mereka hanya mampu mengelap ludah melihat kecantikan Aneska.
Begitu pun dengan lelaki yang akan menjadi calon suaminya yang selalu memandang buruk tentangnya.
Lelaki yang kaya dan juga dingin, banyak wanita yang tergila-gila dengan ketampanannya. Tuan muda Arya Brasetyo, yang terlahir dari keluarga Kaya se- Asia harus bertemu dengan wanita serendah Aneska, menurutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Riskiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kesalahpahaman sang kekasih, Viona.
Arya duduk lemas di kursi balkon di depan kamarnya. Kamarnya sendiri berada di lantai tertinggi di rumahnya. Menghadap ke arah perkebunan yang begitu luas tepat di belakang rumahnya. Perkebunan miliknya. Ia menyandar di kursi dan meraup wajahnya dengan kasar.
Pikirannya begitu rumit dengan apa yang telah terjadi beberapa hari ini. Hal yang tidak dapat di terimanya sampai saat ini adalah menikah dengan wanita yang tidak ia cintai, bahkan wanita tersebut adalah wanita yang kotor menurut Arya.
Bahkan laki-laki selain dirinya, jika berada di posisinya akan merasakan hal yang sama. Paling tidak ia mendapatkan wanita yang baik, walaupun wanita itu bukan Viona. Paling tidak wanita yang bisa menjaga kehormatannya.
Arya masih tidak habis fikir, dengan Brasetyo yang tega menikahkan wanita yang hilang kehormatannya dengan dirinya yang masih menjaga kehormatannya.
Entah apa yang terjadi dengan Brasetyo, jelas- jelas dirinya adalah cucunya. Arya mengira jika Aneska telah menghasut kakeknya. Tapi jika di fikir, Brasetyo selama ini tidak pernah melenceng begitu jauh.
Bahkan Brasetyo sendiri adalah sesosok pria yang sangat setia, bahkan tidak menyukai wanita- wanita seperti Aneska yang menjual kehormatannya.
Entah mengapa dalam semalam, kakeknya langsung berubah secara drastis. Seperti Arya tidak lagi mengenali sang kakek.
" Apa aku cucu tiri kakek? Ah tidak mungkin, wajahku dan adikku juga sangat mirip ayah dan ibu. Ayah mirip dengan kakek. Ah sial, apa yang terjadi dengan kakek? Mengapa dia berubah secepat itu? Pasti ada yang salah dengan kakek! Apa ini efek dari penyakitnya? Apakah ada yang masih belum aku ketahui? " Batin Arya menerka- nerka.
" Lebih baik aku menikah dengan janda kalau begitu! hanya di tiduri oleh satu pria, dan itu suaminya dan juga Jelas statusnya bahkan paling tidak wanita itu wanita yang baik. Ah rasanya aku belum bangun dari mimpiku! Bagaimana bisa aku menikah dengan wanita malam itu! Ah, apakah hidupku sesial ini? Kakek sedang berfikir apa, bisa memilih wanita seperti itu? Apakah kakek benar-benar sayang denganku? " Batin Arya lagi.
Arya terus memikirkan hal yang baru saja di laluinya, ia benar-benar tidak percaya. Pria terkaya dan juga tampan seperti dirinya bisa menikahi wanita seburuk Aneska. Hal tersebut membuatnya sungguh menggila. Bahkan ia tidak bisa tidur dengan nyenyak karenanya.
Tiba-tiba ponsel Arya berdering. Awalnya Arya mengabaikan panggilan tersebut, namun setelah beberapa kali, panggilan tersebut berhasil membuat Arya melihat isi ponselnya. Mata Arya membulat, sekaligus langsung menerima panggilan tersebut tanpa menunggunya lagi.
" Ar, apakah kamu benar telah menikah dengan wani..ta la..in?" Suara wanita yang tentu mengejutkan Arya setengah mati.
" Kenapa Viona bisa tau? Aku belum memberitahunya! " Batin Arya berpikir mengapa Viona bisa tau secepat itu.
Awalnya Arya ingin menjelaskannya agar tidak terjadi salah paham. Siapa sangka, apa yang ditakutkan oleh Arya, kini sudah terjadi. Viona mengetahui kebenarannya, tapi tidak sepenuhnya benar.
" Viona, bisa aku jelaskan!! Ini tidak seperti yang kamu fikirkan!" Ucap Arya, dahinya mengkerut.
Lambat laun kekasih Arya yaitu Viona akan mengetahui kebenarannya. Sebelumnya Arya akan memberitahukan semua kebenarannya kepada Viona. Namun sayang, panggilan tersebut benar-benar mengejutkan Arya. Viona mengetahui kebenarannya tanpa Arya beritahu.
" Jadi benar, kamu sudah menikah! Aku tidak percaya ini..hiks!" Viona terisak dengan kebenaran bahwa Arya telah menikah.
Betapa Viona sangat mencintai Arya, namun Arya langsung membuatnya kecewa. Awalnya juga Viona tidak tau, namun setelah bertemu Rey hari ini, Rey sengaja memberitahukan semuanya kepada Viona.
" Sayang, aku bisa jelaskan! Ini di luar kendaliku. Aku terpaksa..." Arya berusaha menjelaskan.
" Kamu tega Arya meninggalkanku seperti ini, apa kamu sudah lupa dengan janjimu terhadapku. Bagaimana dengan cincin yang melingkar di jariku? Bukankah ini bukti cintamu. Aku membencimu Ar...Hiks..." Tangis Viona tidak memberi kesempatan kepada Arya yang ingin menjelaskannya.
Tut...tut...tut...
Baru saja, mulut Arya akan terangkat untuk menjelaskan segalanya. Namun, Viona memutuskan komunikasi secara sepihak. Akhirnya Arya terperanjat dari duduknya dan bergegas meninggalkan kamarnya.
Sedangkan Aneska yang baru kembali dari ruang makan, hanya menatap sang suami dengan heran. Entah mengapa Arya begitu tergesa-gesa dan melawatkan dirinya begitu saja.
" Mau kemana dia? " Batin Aneska.
Aneska menuju kamar pengantinnya, melihat pintu yang terbuka menuju balkon. Berjalan menuju keluar hingga di sambut oleh pemandangan menakjubkan.
" Wah, indah..Bagaimana bisa dia memiliki tanah seluas ini? Kakek benar-benar tajir. Jika aku mengajak mamy, pasti mamy lebih terkejut melihat rumah kakek. " Batin Aneska.
Aneska tersenyum memandang perkebunan teh yang berwarna hijau. Luasnya bagaikan lautan yang berwarna biru. Terbentang luas. Aneska terkagum-kagum.
Lalu senyumnya mulai menghilang, ia sedang memikirkan hal lain yang membuatnya resah dan rumit.
" Jadi aku tidak perlu heran, jika Arya menolakku. Aku memang tidak pantas berada disini bahkan menjadi istrinya. Bahkan debu tidak berani menempel disini. " Batin Aneska merasa tidak pantas untuk Arya.
" Kakek? Aku sangat heran kepadanya, bisa-bisanya dia memilihku untuk menjadi istri cucunya. Yang pasti aku tidak tau rencana tuhan, tapi tolong agar kamu tidak membuatku mencintainya. Sudah cukup aku berada disini, sudah cukup kamu mengembalikan nama baikku dan merubah statusku! " Lanjut batin Aneska tidak ingin meminta lebih dan ingin menjaga hatinya agar tidak terpuruk.
Aneska merasa sangat tidak pantas menginjak bahkan tinggal di rumah mewah Brasetyo, jika mengingat dirinya sebelumnya tinggal di tempat kotor. Aneska hanya menginginkan status dirinya berubah menjadi baik.
Dimana orang lain tidak memandangnya dengan kotor dan buruk. Tapi nyatanya tuhan merencanakan hal yang lebih baik untuknya. Aneska memandang kebun hijau tersebut dengan mata berkaca-kaca. Merasa hidupnya begitu sulit dan rumit.
" Andai saja orang lain bisa memandangku seperti kebun teh ini, hijau, segar, wangi, indah dan menyejukkan siapa saja yang melihatnya. Andai saja, Arya mau mengenalku sedikit saja. Jika aku tidak seburuk itu, jika aku masih berguna dan akan menjadi istri yang baik, jika aku tidak ingin apa- apa darinya selain ia memandangku dengan lebih baik. Apakah Ayah sekarang telah berada di surga? " Batin Aneska memandang perkebunan teh yang menyejukkan mata serta bau yang begitu segar.
" Bagaimana rasanya saat di surga? Pasti ayah sangat bahagia bisa merasakan kedamaian, pasti bahagia lagi tidak berkumpul dengan orang- orang yang memandangmu lemah, pasti bahagia tidak lagi merasakan sakit. Bisakah ayah membawaku bersamamu? Tapi aku tidak mungkin meninggalkan ibu, aku harus tetap melindunginya. Ibu tidak boleh tau tentang perlakuan Arya kepadaku. " Batin Aneska mengingat almarhum ayahnya dan juga ibunya.