Di zaman sekarang ini adakah laki-laki yang serba bisa? sempurna!
jawabannya di novel kali ini ada!
Dia dijuluki Human Perfect oleh semua orang karena kesempurnaannya. Dia bernama Badai Bagaskara.
Lalu, sesempurna apakah dia?
Baca kisahnya dalam Novel Human Perfect. Dan disarankan bagi yang belum membaca Novel Tafsir Mimpi Sang Inspirator diharapkan membacanya terlebih dahulu, karena novel ini berhubungan dengan itu.
happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kalah Omong
Ditengah-tengah ketegangan yang terjadi diantara tiga makhluk, salah satunya pun menyadarkan mereka.
"Heh?!! Kamu! Kok diam saja sih. Aku nanya ini!" ucap Najwa lagi dengan penuh ketegasan, namun kecantikannya tak luntur meski saat dia marah.
"Maaf nona! Aku cuma iseng aja." ucap Satria kemudian.
Badai yang diam saja, Najwa pun kini menatapnya. Kemudian Najwa melepaskan genggaman tangannya dari Satria dan Badai. Lalu dia berkata, "Bukan itu yang ingin ku dengar. Tapi katakan siapa kalian? Aku lihat kalian terbang di atas gedung pondok pesantren ini, lalu datangi aku dengan sengaja."
Kemudian Najwa menunjuk lagi e Satria, "Dan kamu, sudah ketiga kalinya kamu muncul dihadapan ku."
Dan Najwa beralih menunjuk ke arah Badai, "Sedangkan kamu! Aku belum pernah melihatmu sebelumnya... Tapi dilihat dari gaya berpakaian mu, sepertinya kamu seorang santri. Kenapa kamu datang juga kesini?!!" ucap Najwa, dimana gaya bicara Najwa ini sudah berada ditingkat santai tertinggi. Karena dia tampak tenang, tak seperti melihat hantu atau apapun. Entah karena dia tahu kalau Satria itu jin. Atau sebenarnya dia tak sadar kalau Satria dan Badai ini tidak terlihat jika dilihat oleh mata orang lain.
Badai yang dari tadi diam saja, mendengar pernyataan dari Najwa dia pun tergugah untuk menanggapi ucapan Najwa.
Dengan gugup, Badai berkata, "Aku... Aku memang santri. Dan percayalah!.... Aku....sebenarnya dipaksa ikut dia ini. Dan aku sama sekali tak menginginkan ini semua terjadi." Dimana baru pertama kalinya Badai bicara dengan gugup, itu pun di depan seorang perempuan. Sebelumnya Badai tak pernah berinteraksi dengan lawan jenis secara langsung kecuali guru dan keluarganya saja.
"Kamu gugup ya? Apakah kamu memang punya kelainan gagap?!!" tanya Najwa akhirnya.
Mendengar pertanyaan Najwa, Satria spontan langsung menahan tawa. Karena Badai memang lah aneh, dia baru pertama kali ini terlihat oleh Satria begitu gugup.
Satria yang sambil menahan tawanya dengan tangannya. Dia pun langsung di bentak oleh Najwa.
"Diam deh kamu! Ketawa terus dari tadi!"
Satria pun juga langsung menurut saja dengan ucapan Najwa. Mereka berdua seolah di skak mat oleh seorang perempuan, karena gagal mengganggunya, malah diganggu balik.
Dengan menelungkupkan kedua tangannya didada, Najwa dengan gaya cool nya pun mulai berkata lagi, "Dengar ya. Aku gak suka dengan sikap kalian berdua. Terserah kamu adalah manusia atau jin atau manusia jadi-jadian, aku tidak takut. Tapi intinya, kalau mau kenalan ya yang sopan gitu loh! Dari depan, jangan dari belakang!"
deg!
"Perempuan satu ini tau aja kalau aku pengen kenalan." pekik Satria dalam hati.
Setelah Najwa menyelesaikan perkataannya, Satria pun bergantian yang mulai banyak bicara.
"Sebentar deh, darimana kamu tau aku ingin kenalan sama kamu? Gimana kalau sebenarnya aku kesini bukan buat kenalan sama kamu?" dimana bicaranya Satria malah dengan sebuah pertanyaan.
Najwa tersenyum, "Gak mungkin salah aku itu! Perempuan selalu benar. Cam kan itu!" jawab Najwa yang lagi-lagi membuat Satria kalah omong.
"Sudah sudah!" Badai pun ikutan bersuara juga akhirnya, "Jangan bertengkar lagi di depanku. Sebenarnya ini salah aku juga mbak... Maaf... Kalau tentang berkenalan, jujur aku sebenarnya gak ada niatan itu. Ini semua murni ide teman aku aja. Oia, sebelumnya maafkan kami karena muncul dengan tiba-tiba dan dengan penyamanaran."
"Iya lah harus nyamar, kalau gak nyamar pasti ditangkap satpam." gumam Najwa. Dimana gumaman itu juga terdengar oleh Satria.
"Jadi kamu tau kalau kita...." Satria belum selesai mengucapkannya, Najwa langsung memotong.
"Kalau kamu jin? Ya aku tau lah. Karena manusia biasa, gak mungkin bisa terbang seperti yang kamu lakukan." lalu Najwa mengarahkan tangannya menuding ke Badai, "Dan ke tubuh laki-laki ini, kamu sudah menaruh sihirmu juga sehingga dia gak keliatan juga sama orang lain. Kecuali aku." ucap Najwa. Dengan nada bicara yang masih saja terdengar santai.
"Bagaimana bisa kamu tau semua itu?!! Apakah kamu juga jin?!" tanya Badai.
"Ngawur aja kamu ini mas!" sahut Najwa. "Aku manusia murni." ucapnya lagi.
Lalu Najwa sambil menumpuk kedua tangannya kemudian di sedekapkan di dada, tanpa bersalaman. "Kenalkan namaku Najmi Hawa, dan aku biasa dipanggil Najwa." ucapnya.
Dimana hal itu membuat Satria dan Badai semakin terpana, karena perempuan yang satu ini sungguh pemberani. Dan mau, berkenalan terlebih dahulu.
Satria pun dengan senyum sumringah dan tanpa ragu lagi dia juga mengenalkan dirinya. "Kenalkan namaku Satria Putra Raja Jin dari Laut Utara." ucap Satria dengan bangga.
Dan Badai juga melakukan hal yang sama seperti Najwa, berkenalan ala santri mendekapkan kedua tangannya tanpa bersentuhan dengan lawan bicara, "Kalau aku bernama Badai Bagaskara. Biasa dipanggil Badai." ucapnya.
Najwa yang tertarik dengan penampilan Badai, yang seorang santri namun berani memasuki lingkungan pondok pesantren putri, dia pun bertanya lagi ke Badai. "Kamu mondok dimana? Apa hubungan mu dengan Satria? Sahabat kah? Atau adek kakak." pertanyaan yang sebenarnya ada guyonannya dari Najwa, yang sengaja Najwa lakukan agar tidak terlalu tegang keadaannya.
"Aku santri di pondok pesantren Ma'rifat Billah. Aku ketua pondok disana. Sekali lagi mohon maaf jika mengganggu waktu mbak Najwa nderes Al-Qur'an." ucap Badai, dengan sopan.
"Kok manggil mbak sih. Panggil aja aku Najwa. Aku sepertinya lebih muda dari kalian berdua." ucap Najwa.
"Iya sih." sahut Badai, dalam hati. Dia hanya menanggapi dengan anggukan kepalanya dari ucapan Najwa.
Satria pun kembali berkata, "Najwa... Katakan dan ceritakan dari mana kau mengetahui kalau aku seorang jin?" dengan bertanya, karena Satria merasa sangat penasaran.
Najwa pun tersenyum. Lalu dia malah berkata, "Sepertinya sampai disini saja dulu perkenalan kita. Sudah dulu, aku balik ke kamar dulu. Aku harus tidur besok sekolah." ucap Najwa, sambil beranjak dan menyisakan senyuman. Tanpa menjawab pertanyaan dari Satria.
Sedangkan Satria pun langsung berkata, "Loh loh! Pertanyaan ku kan belum dijawab!" dengan sedikit berteriak, saat mengatakannya.
.
.
.
Lanjutannya secepatnya 😘
tapi ada yg salah
maka kaku ingin = bukannya kau