Dijodohkan dengan cowok jalanan yang ternyata ketua geng motor membuat Keisya ingin menolak. Akan tetapi ia menerimanya karena semakin lama dirinya pun mulai suka.
Tanpa disadari, Keisya tak mengetahui kehidupan laki-laki itu sebelum dikenalnya.
Apakah perjodohan sejak SMA itu akan berjalan mulus? atau putus karena rahasia yang dipendam bertahun-tahun.
Kisah selengkapnya ada di sini. Selamat membaca kisah Ravendra Untuk Keisya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zennatyas21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perintah Menjaga
Berbeda dari Keisya dan Dion yang sudah berumah tangga. Kabar Aurel serta Devan masih saling sendiri, namun itu semua demi cita-cita mereka sukses. Seusai hari kelulusan masa SMA mereka pada saat itu sempat memisahkan dua manusia yang terbiasa dikenal receh.
"Devan," panggil William —sang Ayah.
Lelaki bertubuh tinggi dengan kulit putih itu mendongak ketika dirinya sedang makan di ruang makan. "Kenapa, Yah?" tanyanya sambil menghentikan kedua tangannya yang masih menggenggam sendok dan garpu.
Pria berpakaian jas kantoran itu berjalan menghampiri Devan. "Satu bulan ini kamu gak usah kerja di kantor Ayah." ucap William sembari menepuk bahu Devan.
Sang anak tidak terkejut, hanya saja ia bingung mengapa dirinya harus tidak kerja selama satu bulan.
"Emangnya ada apa, Yah? Ada karyawan baru atau Devan udah gak cocok lagi?" Lelaki yang sudah memakai kemeja putih serta celana panjang berwarna hitam tersebut mengunyah makanan sambil berpikir.
William masih berdiri di belakang anaknya. Beliau menggeleng seraya merapikan jas dan dasi nya.
"Bukan seperti itu, Devan. Kemarin Ayah bertemu dengan Ayahnya Aurel. Namanya Om Satria, beliau minta ke Ayah buat suruh kamu jagain anaknya."
Seketika Devan menghentikan acara sarapan paginya. "A-Aurel? Anaknya Om Satria Wibowo? Emangnya ada apa, Yah?" tanya Devan karena sudah bertahun-tahun sejak lulus SMA tak pernah bertemu dengan Aurel.
Perempuan yang dulunya pernah menjadi pacarnya, namun pada saat mendekati hari kelulusan mereka dikabarkan putus karena Devan yang diam-diam dituduh selingkuh dengan teman masa kecil Aurel.
"Mau tidak mau, kamu harus menjaganya selama satu bulan. Karena ini terkait keselamatan dia, para anak motor yang dari dulu mengincar kamu—sekarang beralih mengincar nyawa Aurel. Karena mereka tahu, bahwa dia adalah mantan pacar kamu, Devan." jelas William tegas.
Devan sempat berpikir sejenak sebelum akhirnya William pergi meninggalkan anaknya.
"Ayah gak sarapan?"
"Nggak, Ayah berangkat dulu. Jangan lupa dengan tugas kamu ya." Perintah William berjalan keluar dari rumah mewahnya itu.
•••••
"Mohon izin Bu, Keisya. Saya ingin memberikan informasi gawat darurat, Bu. Dan untuk sebelumnya saya meminta maaf apabila saya terlalu lancang dalam memberitahu Ibu," ucap seorang pria yang bekerja di rumah Keisya sebagai sopir pribadi.
Keisya yang tengah bermain dengan Arsha—anaknya, lantas tiba-tiba mendongak dengan tatapan bingung. "Ada apa, Riza?"
"Pak Dion kecelakaan, Bu." jawab Riza langsung menundukkan kepalanya.
Keisya cukup terkejut, karena beberapa hari suaminya jarang berada di rumah. Namun perempuan itu tidak begitu khawatir, semua yang terjadi adalah musibah.
"Terus sekarang di mana, Mas Dion nya?"
"Di rumah sakit Medika Abadi, Bu."
"Oke, kita ke sana sekarang." ucap Keisya cepat sambil menyaut tas kecilnya.
Perjalanan menuju rumah sakit Medika Abadi membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Ia ke sana tidak sendirian, selain bersama supir pribadinya, Keisya juga ditemani oleh Arsha dan Aurel. Anak dan sahabatnya.
Tak berselang lama, akhirnya mereka pun sampai di lokasi tempat Dion dirawat.
"Ayah!" teriak Arsha histeris begitu masuk ke ruang rawat Dion.
Dion terkejut ketika dirinya ingin kembali tidur di brankar. "Eh, Arsha kok ikut ke sini? Ini udah larut malam loh, Sayang." tanyanya sembari menatap Keisya yang berjalan menghampirinya.
"Gimana keadaan kamu dan gimana kronologinya kamu bisa masuk rumah sakit, Mas?" tanya Keisya seketika matanya berkaca-kaca khawatir.
Dion tersenyum menatap istrinya, kemudian ia mencium kening Keisya dengan lembut. Sang istri pun ikut tersenyum kala dirinya merasakan kehangatan dari sikap suaminya.
"Semua ini musibah, kita nggak tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Tadi waktu aku mau pulang, dari belakang ternyata ada yang ikutin aku. Mereka adalah musuh-musuh Ragalaxy yang dulu punya dendam besar ke Devan. Tapi untungnya waktu aku diserang di tepi jalan raya, aku ketemu Devan yang langsung menghajar mereka sampai akhirnya mereka kabur." jelas Dion membuat Devan yang di sampingnya merasa tidak enak hati.
Keisya dan Arsha bersamaan menatap Devan yang menatap merasa bersalah pada Dion. "Musuh-musuh jahatnya Om Devan nyerah Ayah, ya Om? Kok bisa gitu sih? Apa mereka gak punya hati nurani?" tanya Arsha ingin tahu.
Keisya dan Dion saling bertukar pandangan, sedangkan Arsha menatap keadaan Ayahnya. Sementara Aurel memperhatikan sosok Devan yang ia kira tidak memiliki rasa bersalah pada sahabatnya.
Memang hubungan Devan dan Aurel sudah lama tidak baik-baik saja. Maka dari itu, tatapan yang Aurel lemparkan pada Devan selalu terlihat sinis dan benci. Mengingat dulunya hubungan mereka kandas dan terpaksa putus karena Devan yang diam-diam selingkuh dengan teman masa kecilnya.
"Oh, iya, benar Arsha. Om punya musuh yang jahat, mereka mengincar Om sudah sejak lama. Om minta maaf ya ke Arsha, karena masalah Om sama mereka jadi bikin Ayah kamu kecelakaan seperti ini. Jujur, Arsha, sama Keisya—aku ngerasa jahat sama kalian. Kalau aja mereka datang disaat aku sudah bertemu dengan Dion, aku akan akhiri masalahnya dengan mereka meskipun harus berakhir masuk rumah sakit." ucap Devan menunduk merasa bersalah.
Keisya menghela nafasnya sabar. "Kamu gak perlu ngerasa bersalah, Van. Seperti kata Mas Dion, semua yang terjadi ini musibah."
Aurel masih memperhatikan Devan dengan tatapan tak suka. "Alah, gak usah dibuat gitu lah, Sya. Orang kalo salah ya salah, pura-pura masang muka ngerasa bersalah doang padahal aslinya bangga karena bukan dia yang kecelakaan." cibir perempuan tidak memakai hijab di sebelah Keisya.
"Gak gitu, Rel ... Maaf, kalau mungkin rasa sakit kamu yang dulu tidak pernah hilang dalam hidup kamu. Tapi aku benar-benar gak selingkuh sama Miselia. Semua yang kamu lihat dalam video itu adalah permainan licik, Rel. Miselia ternyata mau hancurin kamu dengan pura-pura polos di depan aku. Dia bikin kesalahpahaman, biar kita putus." jelas Devan tidak berani menatap Aurel yang berada di hadapannya walau terbatasi oleh brankar tempat dirawatnya Dion.
Arsha ikut berpikir setelah mendengar ucapan Devan. "Oh, yang waktu itu ya Om? Tante Aurel jangan marah-marah terus ke Om Devan. Waktu kejadian sama Tante jahat itu, Arsha kan lagi main sama Bunda. Terus aku liat si Tante jahat itu manja banget ke Om Devan, nah karena si Om Devan risih jadi dia berusaha menyingkirkan si jahat itu." ujar Arsha menceritakan kronologi di masa lalu.
"Arsha inget banget Tante, setelah Om sama Tante ribut terus Tante pergi, disitu tiba-tiba si orang jahat itu nusuk perut Om Devan. Makanya kalau Tante selalu ungkit kenapa Om Devan gak ngejar Tante kalau memang benar si Om gak bersalah, Om Devan gak kuat buat kejar Tante." Penjelasan detail dari Arsha—anak Keisya dan Dion berhasil membuat Aurel diam.
Dion mengernyitkan keningnya bingung. "Hah? Jadi dalam kejadian kesalahpahaman itu si Devan ditusuk sama Miselia? Ck, perempuan macam apa senekat itu sama laki-laki."
"Gak papa lah, Di. Cukup kita maafin aja, kesalahan dia biar dia tanggung sendiri nantinya. Lagian dia udah mendekam di penjara." Ungkap Devan membuat semuanya terkejut.
"Alhamdulillah ... Semoga cepet taubat deh, iya kan, Bun?" sahut Arsha sambil mengusap wajahnya.
Keisya sedikit terkejut sekaligus malu. Anaknya itu memang asal ceplos di depan beberapa orang.
"Terus keadaan lo waktu itu gimana?" tanya Keisya.
"Kata dokter, gue koma satu hari. Terus gue siuman, setelah itu gue nyariin Aurel, tapi kata Ayah gini ... Aurel udah benci sama kamu, dia kuliah di Australia dan jarang ke Indonesia. Ya karena itu, sampai sekarang gue gak mau gangguin dia lagi. Setelah bertahun-tahun gue hidup tanpa mencoba hubungi Aurel, tiba-tiba Ayah gue disuruh Ayahnya buat jagain dia selama sebulan."
Pernyataan Devan membuat Aurel mendekati lelaki itu. Awalnya Devan merasa tidak enak, dan dengan spontan ia mundur satu langkah dari Aurel.
"Tapi aku gak macam-macam kok sama kamu. Kalau memang risih, nanti aku coba buat jagain dari kejauhan aja." ucapnya kikuk.
Keisya tersenyum meledek pada Aurel, sementara Dion hanya bisa memperhatikan dua sahabatnya itu. "Emang kenapa kalo jagain versi deket? Ada masalah?" tanya Dion memancing dua manusia yang kini berstatus mantan pacar.
Aurel menatap tajam pada Dion, tetapi yang ditatap justru terkekeh lucu. Devan mengatur nafasnya untuk berbicara supaya tidak menyakiti perasaan Aurel lagi.
"Gak gitu, Di. Ya kan gue sama Aurel, lo tahu sendiri lah statusnya sekarang apa. Gue gak mau ganggu aja, intinya sekali dia benci sama gue ya gue gak bisa paksa atau kejar dia terus."
Aurel menatap Devan dengan tatapan sengit. Seolah rasa benci di masa lalunya kembali muncul dibenaknya. "Gak usah banyak omong lo! Ikut gue sekarang!"